Buntok (ANTARA) - Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sedang dibangun dengan sistem 'sanitary landfill'.
"TPA sistem sanitary landfill ini dibangun Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman Provinsi Kalimantan Tengah," kata Kabid Pengelolaan Sampah, B3 dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Barito Selatan, Nanang Shalahuddin di Buntok, Kamis.
Ia mengatakan, proyek pembangunan TPA dengan sistem tersebut akan rampung dikerjakan pada akhir 2021 mendatang dan dengan sistem ini, maka sampah yang masuk TPA nantinya akan ditutup dengan tanah.
"Jadi kalau menggunakan sistem sanitary landfill ini, sampah yang masuk ke TPA dalam setiap harinya akan ditutup dengan tanah," ucapnya.
Selain menggunakan sistem sanitary landfill, juga dapat digunakan dengan sistem control landfill, yakni sampah yang datang setiap harinya ke TPA akan ditutup dengan tanah dua sampai tiga kali saja dalam setiap minggunya.
Ia menjelaskan, penggunaan sistem control landfill ini apabila kekurangan dana dalam pengelolaan TPA, sebab tanah yang digunakan untuk menutup sampah tersebut harus beli.
Adapun tujuan sampah yang ditutup dengan tanah, untuk mengurangi terjadinya penyebaran bau dan mengurangi banyaknya lalat.
Pada TPA sistem ini lanjut dia, akan dibangun tanggul penahan sampah yang didalamnya terdapat 'geomembrane' dan 'geotextile' untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan.
Menurutnya dengan sistem ini, air lindi dari sampah akan diarahkan masuk ke dalam Instalasi Pengelolaan Lindi (IPL) untuk selanjutnya diproses, sehingga air yang keluar dari IPL nantinya sudah tidak berbahaya lagi bagi lingkungan.
"Saat ini proyek pembangunan TPA dengan sistem sanitary landfill sedang berjalan dan semoga bisa selesai dilaksanakan tahun ini," terangnya.
Sehingga mulai tahun depan pemrosesan sampah sistem sanitary landfill sudah bisa dilaksanakan di TPA yang berada di Desa Sababilah tersebut.
"TPA sistem sanitary landfill ini dibangun Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman Provinsi Kalimantan Tengah," kata Kabid Pengelolaan Sampah, B3 dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Barito Selatan, Nanang Shalahuddin di Buntok, Kamis.
Ia mengatakan, proyek pembangunan TPA dengan sistem tersebut akan rampung dikerjakan pada akhir 2021 mendatang dan dengan sistem ini, maka sampah yang masuk TPA nantinya akan ditutup dengan tanah.
"Jadi kalau menggunakan sistem sanitary landfill ini, sampah yang masuk ke TPA dalam setiap harinya akan ditutup dengan tanah," ucapnya.
Selain menggunakan sistem sanitary landfill, juga dapat digunakan dengan sistem control landfill, yakni sampah yang datang setiap harinya ke TPA akan ditutup dengan tanah dua sampai tiga kali saja dalam setiap minggunya.
Ia menjelaskan, penggunaan sistem control landfill ini apabila kekurangan dana dalam pengelolaan TPA, sebab tanah yang digunakan untuk menutup sampah tersebut harus beli.
Adapun tujuan sampah yang ditutup dengan tanah, untuk mengurangi terjadinya penyebaran bau dan mengurangi banyaknya lalat.
Pada TPA sistem ini lanjut dia, akan dibangun tanggul penahan sampah yang didalamnya terdapat 'geomembrane' dan 'geotextile' untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan.
Menurutnya dengan sistem ini, air lindi dari sampah akan diarahkan masuk ke dalam Instalasi Pengelolaan Lindi (IPL) untuk selanjutnya diproses, sehingga air yang keluar dari IPL nantinya sudah tidak berbahaya lagi bagi lingkungan.
"Saat ini proyek pembangunan TPA dengan sistem sanitary landfill sedang berjalan dan semoga bisa selesai dilaksanakan tahun ini," terangnya.
Sehingga mulai tahun depan pemrosesan sampah sistem sanitary landfill sudah bisa dilaksanakan di TPA yang berada di Desa Sababilah tersebut.