Kuala Kurun (ANTARA) - Bagi Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Vera Crista, Raden Ajeng Kartini merupakan sosok panutan kaum wanita di Indonesia.
Teladan RA Kartini itulah yang membuat Vera tetap bersemangat menjalani peran sebagai seorang kepala puskesmas, istri, dan ibu, di tengah terjadinya pandemi COVID-19 saat ini.
Terlebih, Vera baru saja melahirkan anak ketiga secara sesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Kurun pada 5 April 2021, yang membuat tanggung jawab sebagai seorang ibu menjadi bertambah.
“Saya izin mulai tanggal 5-10 April 2021, dilanjutkan kerja dari rumah mulai tanggal 12-19 April 2021, dan saat ini sudah kembali bekerja seperti biasa,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Rabu.
Baca juga: GOW Seruyan peringati Hari Kartini dengan menggelar pasar murah
Perempuan yang lahir pada 18 Juni 1981 di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalteng ini menyebut, terjadinya pandemi COVID-19 memang membuat tenaga kesehatan harus bekerja lebih keras dibanding sebelumnya.
Selain melayani pasien yang datang berobat, pihaknya juga memiliki tugas melakukan tracing atau pelacakan terhadap pasien terkonfirmasi positif COVID-19, serta terlibat pada Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.
Dia menjelaskan, sejak beberapa waktu lalu Puskesmas Kurun yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan Kuala Kurun, Desa Tumbang Tambirah, Tumbang Manyangan, dan Penda Pilang juga mulai melakukan pelayanan vaksinasi COVID-19.
“Tanggung jawab kami memang banyak, jadi saya harus bisa membagi tugas untuk staf, dengan memperhatikan kebutuhan puskesmas dan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan seperti saat ini,” bebernya.
Berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai seorang kepala puskesmas tidak membuat Vera mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak.
Baca juga: Legislator Gumas: Perempuan Indonesia harus mewarisi perjuangan RA Kartini
Dia menuturkan, anaknya yang pertama saat ini duduk di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kurun. Sedangkan anaknya yang kedua duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Pionir Kuala Kurun.
Kedua sekolah tersebut menerapkan kegiatan belajar secara dalam jaringan (daring) atau online, sehingga membuat tugas sebagai orang tua bertambah, supaya kedua anaknya tetap fokus mengikuti setiap pelajaran.
“Untuk anak pertama memang tidak ada masalah dalam mengikuti pelajaran secara daring, namun untuk anak kedua karena masih SD tetap harus diawasi. Biasanya suami dan anak saya yang pertama yang mengawasi,” tuturnya.
Alumni Jurusan Kesehatan Masyarakat pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini mengaku beruntung memiliki seorang suami yang pengertian dan turut membantu dalam mengurus anak-anak.
Menurut dia, dukungan dari suami membuat dirinya mampu menjalankan tugas sebagai kepala puskesmas, istri dan ibu dengan baik, walau mereka tidak menggunakan jasa pengasuh anak.
Baca juga: DPRD Gumas pantau ujian sekolah di SMPN 1 Kahut
“Selain itu diperlukan kemampuan untuk membagi waktu supaya semua tugas dan tanggung jawab dapat berjalan baik. Saya juga berusaha agar tubuh tetap sehat dan fit, apalagi pasca operasi sesar,” imbuhnya.
Dia menilai apa yang dilakukannya terbilang berat, menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang kepala puskesmas, istri dan ibu di tengah terjadinya pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Walau demikian, tugas dan tanggung jawab yang diembannya tidak seberat perjuangan RA Kartini yang telah berusaha memajukan wanita Indonesia, serta memperjuangkan kesetaraan antara wanita dan pria.
“RA Kartini memberi inspirasi bagi saya dan wanita mana saja, bahwa wanita harus pintar, kreatif, serta mandiri,” kata anak pasangan Sineryue Masel dan Herusalawah ini.
Baca juga: Hari Kartini, kaum perempuan diajak 'berperang' melawan penyebaran COVID-19
Baca juga: Kartini bidang informasi, berjibaku melawan risiko COVID-19 di Palangka Raya
Baca juga: Ketua PPNI Gumas sesalkan kekerasan terhadap perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang
Teladan RA Kartini itulah yang membuat Vera tetap bersemangat menjalani peran sebagai seorang kepala puskesmas, istri, dan ibu, di tengah terjadinya pandemi COVID-19 saat ini.
Terlebih, Vera baru saja melahirkan anak ketiga secara sesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Kurun pada 5 April 2021, yang membuat tanggung jawab sebagai seorang ibu menjadi bertambah.
“Saya izin mulai tanggal 5-10 April 2021, dilanjutkan kerja dari rumah mulai tanggal 12-19 April 2021, dan saat ini sudah kembali bekerja seperti biasa,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Rabu.
Baca juga: GOW Seruyan peringati Hari Kartini dengan menggelar pasar murah
Perempuan yang lahir pada 18 Juni 1981 di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalteng ini menyebut, terjadinya pandemi COVID-19 memang membuat tenaga kesehatan harus bekerja lebih keras dibanding sebelumnya.
Selain melayani pasien yang datang berobat, pihaknya juga memiliki tugas melakukan tracing atau pelacakan terhadap pasien terkonfirmasi positif COVID-19, serta terlibat pada Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.
Dia menjelaskan, sejak beberapa waktu lalu Puskesmas Kurun yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan Kuala Kurun, Desa Tumbang Tambirah, Tumbang Manyangan, dan Penda Pilang juga mulai melakukan pelayanan vaksinasi COVID-19.
“Tanggung jawab kami memang banyak, jadi saya harus bisa membagi tugas untuk staf, dengan memperhatikan kebutuhan puskesmas dan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan seperti saat ini,” bebernya.
Berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai seorang kepala puskesmas tidak membuat Vera mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu dari tiga orang anak.
Baca juga: Legislator Gumas: Perempuan Indonesia harus mewarisi perjuangan RA Kartini
Dia menuturkan, anaknya yang pertama saat ini duduk di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kurun. Sedangkan anaknya yang kedua duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD) Pionir Kuala Kurun.
Kedua sekolah tersebut menerapkan kegiatan belajar secara dalam jaringan (daring) atau online, sehingga membuat tugas sebagai orang tua bertambah, supaya kedua anaknya tetap fokus mengikuti setiap pelajaran.
“Untuk anak pertama memang tidak ada masalah dalam mengikuti pelajaran secara daring, namun untuk anak kedua karena masih SD tetap harus diawasi. Biasanya suami dan anak saya yang pertama yang mengawasi,” tuturnya.
Alumni Jurusan Kesehatan Masyarakat pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini mengaku beruntung memiliki seorang suami yang pengertian dan turut membantu dalam mengurus anak-anak.
Menurut dia, dukungan dari suami membuat dirinya mampu menjalankan tugas sebagai kepala puskesmas, istri dan ibu dengan baik, walau mereka tidak menggunakan jasa pengasuh anak.
Baca juga: DPRD Gumas pantau ujian sekolah di SMPN 1 Kahut
“Selain itu diperlukan kemampuan untuk membagi waktu supaya semua tugas dan tanggung jawab dapat berjalan baik. Saya juga berusaha agar tubuh tetap sehat dan fit, apalagi pasca operasi sesar,” imbuhnya.
Dia menilai apa yang dilakukannya terbilang berat, menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang kepala puskesmas, istri dan ibu di tengah terjadinya pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Walau demikian, tugas dan tanggung jawab yang diembannya tidak seberat perjuangan RA Kartini yang telah berusaha memajukan wanita Indonesia, serta memperjuangkan kesetaraan antara wanita dan pria.
“RA Kartini memberi inspirasi bagi saya dan wanita mana saja, bahwa wanita harus pintar, kreatif, serta mandiri,” kata anak pasangan Sineryue Masel dan Herusalawah ini.
Baca juga: Hari Kartini, kaum perempuan diajak 'berperang' melawan penyebaran COVID-19
Baca juga: Kartini bidang informasi, berjibaku melawan risiko COVID-19 di Palangka Raya
Baca juga: Ketua PPNI Gumas sesalkan kekerasan terhadap perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang