Tamiang Layang (ANTARA) - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 PT Senamas Energindo Mineral (Rimau Group), Handry Mardam mengatakan, perusahaan ikut berpartisipasi menekan dan mengendalikan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.
“Dengan cara melaksanakan tes usap antigen kepada seluruh karyawan secara berkala dan masif,” kata Handry di Desa Jaweten, Kecamatan Dusun Timur, Rabu.
Menurutnya, dari 949 karyawan yang mengikuti tes usap antigen ditemukan 84 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka yang terkonfirmasi COVID-19 akan mengikuti isolasi. Sebanyak 26 orang mengikuti isolasi pada Ruang Perawatan Isolasi C pada rusunawa di Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur.
PT SEM mengarantinakan secara mandiri 50 orang karyawan di mess perusahaan di Desa Jaweten. Sementara itu yang melakukan karantina mandiri di rumah sebanyak delapan orang. Kebutuhan obat-obatan disuplai oleh puskesmas.
“Pelaksanaan tes usap antigen COVID-19 dilakukan tim kesehatan dari klinik kesehatan perusahaan di bawah binaan dr Steven. Tujuannya untuk mengendalikan sebaran COVID-19 dan menciptakan lingkungan kerja bebas COVID-19,” kata Handry
Handry menjelaskan, hasil epidemiologi sementara diketahui penularan COVID-19 terhadap karyawan Rimau Group terjadi diduga dari klaster keluarga karyawan yang mayoritas adalah masyarakat lokal Barito Timur.
“Jadi ini bukan klaster perusahaan atau klaster PT SEM. Kami menduga sudah terjadi transmisi lokal,” kata Mardam.
PT SEM merupakan salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Bartim yang ketat dalam menerapkan dan pengawasan protokol kesehatan. Karyawan yang baru datang dari luar daerah wajib isolasi mandiri selama 14 hari. Saat masuk kerja mereka wajib menunjukkan surat keterangan sehat dan negatif COVID-19 dengan metode tes usap antigen.
Karyawan masuk kerja wajib mengikuti skirining dengan pengukuran suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: Kemenag Bartim tetapkan besaran zakat fitrah 1442 Hijriah
“Kami mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar karyawan yang terkonfirmasi bisa cepat sembuh,” kata Handry
Menurutnya, hasil tes usap antigen juga sudah disampaikan dan berkoordinasi dengan Dinkes Bartim selaku Bidang Penanganan Kesehatan pada Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bartim.
Kepala Dinas Kesehatan Bartim dr Jimmi WS Hutagalung sangat mengapresiasi PT SEM yang melakukan secara berkala tes usap antigen COVID-19 terhadap karyawannya.
“Karyawan yang terkonfirmasi rata-rata tanpa gejala atau disebut OTG, maka bisa isolasi mandiri saja,” kata dr Jimmi.
Dijelaskan dr Jimmi, perawatan isolasi dari Satgas COVID-19 dilakukan sesuai dengan kategori, apakah gejala ringan, sedang dan berat. Untuk itu diperlukan pengawasan terhadap karyawan yang isolasi, baik untuk tidak berkeliaran keluar hingga kondisi kesehatannya.
“Jika ada yang parah maka segera rujuk ke RSUD Tamiang Layang untuk mendapatkan perawatan intensif,” demikian Jimmi.
Baca juga: PDAM Bartim diminta tingkatkan pelayanan
“Dengan cara melaksanakan tes usap antigen kepada seluruh karyawan secara berkala dan masif,” kata Handry di Desa Jaweten, Kecamatan Dusun Timur, Rabu.
Menurutnya, dari 949 karyawan yang mengikuti tes usap antigen ditemukan 84 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka yang terkonfirmasi COVID-19 akan mengikuti isolasi. Sebanyak 26 orang mengikuti isolasi pada Ruang Perawatan Isolasi C pada rusunawa di Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur.
PT SEM mengarantinakan secara mandiri 50 orang karyawan di mess perusahaan di Desa Jaweten. Sementara itu yang melakukan karantina mandiri di rumah sebanyak delapan orang. Kebutuhan obat-obatan disuplai oleh puskesmas.
“Pelaksanaan tes usap antigen COVID-19 dilakukan tim kesehatan dari klinik kesehatan perusahaan di bawah binaan dr Steven. Tujuannya untuk mengendalikan sebaran COVID-19 dan menciptakan lingkungan kerja bebas COVID-19,” kata Handry
Handry menjelaskan, hasil epidemiologi sementara diketahui penularan COVID-19 terhadap karyawan Rimau Group terjadi diduga dari klaster keluarga karyawan yang mayoritas adalah masyarakat lokal Barito Timur.
“Jadi ini bukan klaster perusahaan atau klaster PT SEM. Kami menduga sudah terjadi transmisi lokal,” kata Mardam.
PT SEM merupakan salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Bartim yang ketat dalam menerapkan dan pengawasan protokol kesehatan. Karyawan yang baru datang dari luar daerah wajib isolasi mandiri selama 14 hari. Saat masuk kerja mereka wajib menunjukkan surat keterangan sehat dan negatif COVID-19 dengan metode tes usap antigen.
Karyawan masuk kerja wajib mengikuti skirining dengan pengukuran suhu tubuh, memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Baca juga: Kemenag Bartim tetapkan besaran zakat fitrah 1442 Hijriah
“Kami mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar karyawan yang terkonfirmasi bisa cepat sembuh,” kata Handry
Menurutnya, hasil tes usap antigen juga sudah disampaikan dan berkoordinasi dengan Dinkes Bartim selaku Bidang Penanganan Kesehatan pada Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bartim.
Kepala Dinas Kesehatan Bartim dr Jimmi WS Hutagalung sangat mengapresiasi PT SEM yang melakukan secara berkala tes usap antigen COVID-19 terhadap karyawannya.
“Karyawan yang terkonfirmasi rata-rata tanpa gejala atau disebut OTG, maka bisa isolasi mandiri saja,” kata dr Jimmi.
Dijelaskan dr Jimmi, perawatan isolasi dari Satgas COVID-19 dilakukan sesuai dengan kategori, apakah gejala ringan, sedang dan berat. Untuk itu diperlukan pengawasan terhadap karyawan yang isolasi, baik untuk tidak berkeliaran keluar hingga kondisi kesehatannya.
“Jika ada yang parah maka segera rujuk ke RSUD Tamiang Layang untuk mendapatkan perawatan intensif,” demikian Jimmi.
Baca juga: PDAM Bartim diminta tingkatkan pelayanan