Buntok (ANTARA) - DPRD Barito Selatan Kalimantan Tengah meminta pemerintah kabupaten setempat melalui instansi terkait mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga bahan pokok menjelang hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah tahun 2021 ini.

"Kita meminta instansi terkait melakukan upaya-upaya agar bisa mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran," kata anggota DPRD Barito Selatan, Rusinah Andelen di Buntok, Kamis.

Menurutnya, biasanya beberapa kebutuhan bahang pokok seperti telur, daging sapi, dan bahan-bahan pembuatan kue, mengalami kenaikan menjelang lebaran.

Perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga kebutuhan pokok. Apalagi saat ini perekonomian masyarakat pada sedang lesu di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi.

"Kalau sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan dan mengalami kelangkaan, tentunya akan mempersulit masyarakat di tengah pandemi COVID-19," ucap politisi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Barito Selatan itu.

Oleh karena itu dia meminta dilakukan antisipasi sejak dini dari instansi terkait sehingga harga tidak mengalami kenaikan. Jika pun mengalami kenaikan, diharapkan tidak secara signifikan.

Pemerintah diharapkan rutin memantau pasokan, stok dan fluktuasi harga kebutuhan pokok. Jika pasokan terganggu dan stok berkurang maka rawan memicu kenaikan harga.

Baca juga: Pansus LKPJ DPRD Barsel minta pengawasan proyek multiyears ditingkatkan

Jika terjadi kenaikan harga, langkah cepat harus diambil yakni mendorong kelancaran pasokan sehingga stok kembali aman. Dengan begitulah, harga akan kembali normal.

Selain telur serta daging, ketersediaan gas elpiji terutama ukuran tabung 3 kilogram juga hendaknya perlu diperhatikan oleh pemerintah.

"Sebab dalam beberapa hari terakhir ini, gas elpiji ukuran tabung 3 kilogram mengalami kelangkaan dan harganya pun sudah melambung tinggi di tingkat eceran," tambah Rusinah Andelen.

Menurut dia, kelangkaan dan tingginya harga gas elpiji ukuran tabung 3 kilogram itu juga perlu diantisipasi sejak dini, karena harganya ditingkat eceran sudah mencapai Rp35 ribu hingga Rp40 ribu.

"Ini juga harus menjadi perhatian instansi terkait agar jangan sampai langka dan harganya melambung tinggi. Kalau terjadi kelangkaan dan harganya tinggi, tentu hal ini menyulitkan warga terutama mereka yang berpenghasilan rendah," demikian Rusinah Andelen.

Baca juga: Perjelas kelola jalan, DPRD minta pemkab Barsel koordinasi ke pemprov

Baca juga: Langkah PPNI Barsel selenggarakan ujian kompetensi mendapat respon positif

Pewarta : Bayu Ilmiawan
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024