Jakarta (ANTARA) - Snapchat dikenal dengan keunggulan filter atau lensa augmented reality (AR) yang dimilikinya, tak hanya memberikan kesenangan bagi penggunanya namun ini juga membantu untuk menjadi kreator lensa yang handal.
Saat ini Snapchat memiliki dua program pelatihan di Indonesia yakni AR Creator Fund dan ID Camp AR Creator yang berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo.
Baca juga: Kebijakan privasi Apple sebabkan Snapchat khawatirkan bisnis iklan
Director of Market Development SEA, Snap Inc Anubhav Nayyar mengatakan siapa saja bisa ikut serta dalam program tersebut yang nantinya bisa mendapatkan penghasilan dari pembuatan lensa.
"Tujuan Creator Fund ini adalah untuk mengidentifikasi kreator lokal di Indonesia dan menawarkan mereka kesempatan untuk belajar apa itu AR, bagaimana menciptakan experience ini, dan kemudian menciptakan pengalaman itu di Snapchat," ujar Anubhav dalam diskusi Snapchat, Kamis (6/5).
ID Camp AR Creator mendapat respon yang cukup besar dari anak muda Indonesia padahal baru berjalan beberapa minggu. Anubhav mengatakan saat ini terdapat 2.000 developer yang mendaftar dan sudah ada 350 lensa yang diciptakan.
Lensa yang diciptakan oleh kreator lokal tersebut tidak hanya dapat digunakan oleh pengguna Indonesia, tapi juga seluruh dunia.
Tak hanya membuat program pelatihan, Snapchat juga mempunyai beberapa inisiatif untuk membangkitkan minat pada kreator lokal dan melihat potensi besar dari AR.
Baca juga: Lensa Snapchat turut meriahkan pelantikan Presiden AS
Salah satu inisiatifnya adalah Snapchat membuat Lens Studio atau tools untuk menciptakan lensa AR. Lens Studio ini dapat digunakan oleh kampus-kampus dan sekolah desain di Indonesia.
Untuk mendapatkan penghasilan dari pembuatan lensa, setidaknya kreator harus melalui empat tahap terlebih dulu. Pertama adalah mengikuti pelatihan, setelah mendapatkan pemahaman dan kemampuan dalam menciptakan lensa AR, kreator harus terus mengasah kreativitasnya dalam membuat lensa.
Tahap selanjutnya adalah kreator harus menciptakan lensa-lensa AR yang kemudian dirilis di Snapchat. Di sini, kreator harus jeli melihat lensa seperti apa yang dibutuhkan dan disukai oleh pengguna agar popularitasnya meningkat.
"Tahap selanjutnya, mereka harus tahu lensa apa saja yang disukai pengguna, kalau lensanya banyak yang menggunakan popularitasnya semakin tinggi, baru dari situ di tahap selanjutnya dikenalkan pada brand yang membutuhkan," kata Anubhav.
Baca juga: Snapchat hadirkan fitur mirip TikTok
Baca juga: Sulap ruangan jadi galeri batik dengan aplikasi ini
Baca juga: Berikut 5 medsos paling populer di dunia di 2020
Saat ini Snapchat memiliki dua program pelatihan di Indonesia yakni AR Creator Fund dan ID Camp AR Creator yang berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo.
Baca juga: Kebijakan privasi Apple sebabkan Snapchat khawatirkan bisnis iklan
Director of Market Development SEA, Snap Inc Anubhav Nayyar mengatakan siapa saja bisa ikut serta dalam program tersebut yang nantinya bisa mendapatkan penghasilan dari pembuatan lensa.
"Tujuan Creator Fund ini adalah untuk mengidentifikasi kreator lokal di Indonesia dan menawarkan mereka kesempatan untuk belajar apa itu AR, bagaimana menciptakan experience ini, dan kemudian menciptakan pengalaman itu di Snapchat," ujar Anubhav dalam diskusi Snapchat, Kamis (6/5).
ID Camp AR Creator mendapat respon yang cukup besar dari anak muda Indonesia padahal baru berjalan beberapa minggu. Anubhav mengatakan saat ini terdapat 2.000 developer yang mendaftar dan sudah ada 350 lensa yang diciptakan.
Lensa yang diciptakan oleh kreator lokal tersebut tidak hanya dapat digunakan oleh pengguna Indonesia, tapi juga seluruh dunia.
Tak hanya membuat program pelatihan, Snapchat juga mempunyai beberapa inisiatif untuk membangkitkan minat pada kreator lokal dan melihat potensi besar dari AR.
Baca juga: Lensa Snapchat turut meriahkan pelantikan Presiden AS
Salah satu inisiatifnya adalah Snapchat membuat Lens Studio atau tools untuk menciptakan lensa AR. Lens Studio ini dapat digunakan oleh kampus-kampus dan sekolah desain di Indonesia.
Untuk mendapatkan penghasilan dari pembuatan lensa, setidaknya kreator harus melalui empat tahap terlebih dulu. Pertama adalah mengikuti pelatihan, setelah mendapatkan pemahaman dan kemampuan dalam menciptakan lensa AR, kreator harus terus mengasah kreativitasnya dalam membuat lensa.
Tahap selanjutnya adalah kreator harus menciptakan lensa-lensa AR yang kemudian dirilis di Snapchat. Di sini, kreator harus jeli melihat lensa seperti apa yang dibutuhkan dan disukai oleh pengguna agar popularitasnya meningkat.
"Tahap selanjutnya, mereka harus tahu lensa apa saja yang disukai pengguna, kalau lensanya banyak yang menggunakan popularitasnya semakin tinggi, baru dari situ di tahap selanjutnya dikenalkan pada brand yang membutuhkan," kata Anubhav.
Baca juga: Snapchat hadirkan fitur mirip TikTok
Baca juga: Sulap ruangan jadi galeri batik dengan aplikasi ini
Baca juga: Berikut 5 medsos paling populer di dunia di 2020