Sampit (ANTARA) - Kesejahteraan guru mengaji di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, perlu perhatian semua pihak agar lebih baik lagi sehingga mereka bisa lebih fokus dalam mengajar membaca Al Qur'an.
"Mereka umumnya memang tidak minta bayaran atau mematok upah, tapi tentu kita yang harus memperhatikan mereka. Guru ngaji tentu juga harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka," kata pengurus komunitas One Day One Juz (ODOJ) Kabupaten Kotawaringin Timur, Sri Rezeki Syachwani di Sampit, Jumat.
Hal itu disampaikannya di sela acara penyerahan bantuan untuk 20 guru mengaji. Ini tahun kedua acara tersebut digelar ODOJ Kotawaringin Timur bersama Citimall Sampit.
Sri menjelaskan, para guru ngaji di daerah ini mengajar mengaji karena panggilan jiwa. Oleh karena itu mereka tidak mematok biaya atau tarif karena menganggap ini merupakan ibadah.
Jika pun ada pemberian, biasanya hanya sukarela orangtua santri. Besarannya pun seadanya, terlebih di perkampungan atau desa terpencil yang ekonomi masyarakat juga sulit.
Sebagian guru mengaji yang hidupnya lumayan karena ada pekerjaan yang bagus, namun ada pula yang hidupnya pas-pasan. Mereka inilah yang perlu mendapat perhatian agar mereka bisa hidup lebih baik.
Selama ini keberadaan guru mengaji dinilai terabaikan, padahal mereka menjalankan tugas mulia dan penting, khususnya memberantas buta aksara Al Qur'an. Mereka rela meluangkan waktu hanya agar anak-anak atau generasi muda Islam bisa mengaji.
Sri menyambut positif rencana pemerintah daerah memberikan insentif untuk guru mengaji. Dia berharap rencana itu benar-benar terwujud.
"Kita semua harus memperhatikan nasib guru mengaji. Jangan sampai guru mengaji menjadi langka karena tidak ada yang mau. Generasi muda juga harus didorong untuk melanjutkan," ujar Sri.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi kinerja Disnakertrans fasilitasi penyelesaian masalah ketenagakerjaan
Sunhaji, salah seorang guru mengaji yang menerima bantuan, menyampaikan terima kasihnya atas perhatian dan bantuan yang diberikan kepada mereka. Program ini dinilai sangat membantu guru mengaji.
"Selama ini kami tidak mengharap imbalan dari santri. Kalau ada (memberi) syukur, tapi kalau tidak ada juga tidak ada masalah. Kami ikhlas. Harapan kami, yang penting anak-anak itu bisa mengaji dan bisa menjadi generasi yang baik dan beriman di masa depan," ujar Sunhaji.
Manajer Citimall Sampit, Norwahyudi mengatakan, bantuan yang mereka berikan sebagai bentuk perhatian dan terima kasih terhadap para guru mengaji. Ini juga bagian dari sumbangsih mereka terhadap kegiatan keagamaan.
"Ada 20 orang guru ngaji yang dibantu dalam kegiatan kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat," demikian Norwahyudi.
Baca juga: Legislator Kotim: Harkitnas momentum bangkit dari keterpurukan
"Mereka umumnya memang tidak minta bayaran atau mematok upah, tapi tentu kita yang harus memperhatikan mereka. Guru ngaji tentu juga harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka," kata pengurus komunitas One Day One Juz (ODOJ) Kabupaten Kotawaringin Timur, Sri Rezeki Syachwani di Sampit, Jumat.
Hal itu disampaikannya di sela acara penyerahan bantuan untuk 20 guru mengaji. Ini tahun kedua acara tersebut digelar ODOJ Kotawaringin Timur bersama Citimall Sampit.
Sri menjelaskan, para guru ngaji di daerah ini mengajar mengaji karena panggilan jiwa. Oleh karena itu mereka tidak mematok biaya atau tarif karena menganggap ini merupakan ibadah.
Jika pun ada pemberian, biasanya hanya sukarela orangtua santri. Besarannya pun seadanya, terlebih di perkampungan atau desa terpencil yang ekonomi masyarakat juga sulit.
Sebagian guru mengaji yang hidupnya lumayan karena ada pekerjaan yang bagus, namun ada pula yang hidupnya pas-pasan. Mereka inilah yang perlu mendapat perhatian agar mereka bisa hidup lebih baik.
Selama ini keberadaan guru mengaji dinilai terabaikan, padahal mereka menjalankan tugas mulia dan penting, khususnya memberantas buta aksara Al Qur'an. Mereka rela meluangkan waktu hanya agar anak-anak atau generasi muda Islam bisa mengaji.
Sri menyambut positif rencana pemerintah daerah memberikan insentif untuk guru mengaji. Dia berharap rencana itu benar-benar terwujud.
"Kita semua harus memperhatikan nasib guru mengaji. Jangan sampai guru mengaji menjadi langka karena tidak ada yang mau. Generasi muda juga harus didorong untuk melanjutkan," ujar Sri.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi kinerja Disnakertrans fasilitasi penyelesaian masalah ketenagakerjaan
Sunhaji, salah seorang guru mengaji yang menerima bantuan, menyampaikan terima kasihnya atas perhatian dan bantuan yang diberikan kepada mereka. Program ini dinilai sangat membantu guru mengaji.
"Selama ini kami tidak mengharap imbalan dari santri. Kalau ada (memberi) syukur, tapi kalau tidak ada juga tidak ada masalah. Kami ikhlas. Harapan kami, yang penting anak-anak itu bisa mengaji dan bisa menjadi generasi yang baik dan beriman di masa depan," ujar Sunhaji.
Manajer Citimall Sampit, Norwahyudi mengatakan, bantuan yang mereka berikan sebagai bentuk perhatian dan terima kasih terhadap para guru mengaji. Ini juga bagian dari sumbangsih mereka terhadap kegiatan keagamaan.
"Ada 20 orang guru ngaji yang dibantu dalam kegiatan kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat," demikian Norwahyudi.
Baca juga: Legislator Kotim: Harkitnas momentum bangkit dari keterpurukan