Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 membuat semua industri terdampak, tak terkecuali perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang kuliner atau food and beverages (F&B).
CEO & Co-founder Kenangan Group Edward Tirtanata membagikan sejumlah kiat bagi para pelaku perusahaan rintisan kuliner agar tak hanya bertahan, namun juga semakin bertumbuh di tengah tantangan pandemi.
"Kiat paling utama di luar dari customers fisrt, adalah teknologi. Kita dari Kopi Kenangan bisa survive karena produk kami bisa di-order melalui layanan on demand seperti pesan antar dan aplikasi kita," kata Edward saat ditemui di Jakarta, Selasa.
"Jadi, meskipun tidak ada customer yang datang dan meramaikan tempat Anda, Anda selalu bisa mendapatkan order secara online dari customer di sekitar," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Startup kuliner Kaesang dan Gibran terima suntikan dana Rp29 miliar
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa teknologi kini bisa dibilang merupakan salah satu elemen penting bagi perusahaan. "Teknologi harus di-embrace, dan diintegrasikan ke bisnis kita, agar bisnis kita berlanjut dan berkepanjangan," kata Edward.
Tantangan
Saat disinggung mengenai tantangan di industri kuliner di masa pandemi, Edward mengatakan bahwa ketertarikan masyarakat sebagai konsumen untuk menikmati hidangan dan layanan di rumah makan masih belum seramai ketika pandemi belum menghantam dunia termasuk Indonesia.
"Tantangannya, orang-orang masih takut untuk keluar rumah, otomatis, kunjungan di tempat makan akan berkurang. Sama halnya seperti jika kita melihat (keramaian) di mal juga ada perubahan, tidak seramai dulu sebelum pandemi," kata Edward.
Menurut dia, membuat bisnis kuliner dengan konsep "grab and go" -- mungkin bisa membantu pengusaha untuk beradaptasi menghadapi penurunan kunjungan ke rumah makan atau kafe.
Baca juga: 'Startup' diperkirakan pada 2021 akan ramai gunakan 'cloud'
"Brand-brand yang punya toko grab and go, malah cenderung baik dan survive. Kopi Kenangan pun, kini bukan hanya survive, tapi juga double (keuntungan berlipat). Bahkan kita sudah punya banyak gerai. Itu adalah sesuatu yang sangat kita banggakan karena adanya grab and go ini kita selamat dari pandemi," jelas Edward.
"Kita on track untuk double revenue dari Agustus lalu hingga sekarang, by orders," imbuhnya.
Ia menambahkan, penting bagi pemilik usaha kuliner untuk mengenal tempat yang strategis guna meraih pasar dan mendekatkan diri kepada masyarakat.
"Tempat-tempat yang ramai, sekarang jadi tidak ramai lagi, karena orang-orang ada di rumah. Maka dari itu, Kopi Kenangan banyak ekspansi ke tempat-tempat yang residencial, dimana kita bisa mendekatkan diri ke customer," pungkas Edward.
Baca juga: Cara siasati startup agar bertahan saat pandemi
Baca juga: Amazon dikabarkan sedang negosiasi pembelian 'startup' podcast
Baca juga: 'Startup' Indonesia yang tumbuh di tengah pandemi
CEO & Co-founder Kenangan Group Edward Tirtanata membagikan sejumlah kiat bagi para pelaku perusahaan rintisan kuliner agar tak hanya bertahan, namun juga semakin bertumbuh di tengah tantangan pandemi.
"Kiat paling utama di luar dari customers fisrt, adalah teknologi. Kita dari Kopi Kenangan bisa survive karena produk kami bisa di-order melalui layanan on demand seperti pesan antar dan aplikasi kita," kata Edward saat ditemui di Jakarta, Selasa.
"Jadi, meskipun tidak ada customer yang datang dan meramaikan tempat Anda, Anda selalu bisa mendapatkan order secara online dari customer di sekitar," ujarnya melanjutkan.
Baca juga: Startup kuliner Kaesang dan Gibran terima suntikan dana Rp29 miliar
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa teknologi kini bisa dibilang merupakan salah satu elemen penting bagi perusahaan. "Teknologi harus di-embrace, dan diintegrasikan ke bisnis kita, agar bisnis kita berlanjut dan berkepanjangan," kata Edward.
Tantangan
Saat disinggung mengenai tantangan di industri kuliner di masa pandemi, Edward mengatakan bahwa ketertarikan masyarakat sebagai konsumen untuk menikmati hidangan dan layanan di rumah makan masih belum seramai ketika pandemi belum menghantam dunia termasuk Indonesia.
"Tantangannya, orang-orang masih takut untuk keluar rumah, otomatis, kunjungan di tempat makan akan berkurang. Sama halnya seperti jika kita melihat (keramaian) di mal juga ada perubahan, tidak seramai dulu sebelum pandemi," kata Edward.
Menurut dia, membuat bisnis kuliner dengan konsep "grab and go" -- mungkin bisa membantu pengusaha untuk beradaptasi menghadapi penurunan kunjungan ke rumah makan atau kafe.
Baca juga: 'Startup' diperkirakan pada 2021 akan ramai gunakan 'cloud'
"Brand-brand yang punya toko grab and go, malah cenderung baik dan survive. Kopi Kenangan pun, kini bukan hanya survive, tapi juga double (keuntungan berlipat). Bahkan kita sudah punya banyak gerai. Itu adalah sesuatu yang sangat kita banggakan karena adanya grab and go ini kita selamat dari pandemi," jelas Edward.
"Kita on track untuk double revenue dari Agustus lalu hingga sekarang, by orders," imbuhnya.
Ia menambahkan, penting bagi pemilik usaha kuliner untuk mengenal tempat yang strategis guna meraih pasar dan mendekatkan diri kepada masyarakat.
"Tempat-tempat yang ramai, sekarang jadi tidak ramai lagi, karena orang-orang ada di rumah. Maka dari itu, Kopi Kenangan banyak ekspansi ke tempat-tempat yang residencial, dimana kita bisa mendekatkan diri ke customer," pungkas Edward.
Baca juga: Cara siasati startup agar bertahan saat pandemi
Baca juga: Amazon dikabarkan sedang negosiasi pembelian 'startup' podcast
Baca juga: 'Startup' Indonesia yang tumbuh di tengah pandemi