Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah Henry M Yoseph mengingatkan, pemerintah pemerintah provinsi hingga kabupaten dan kota, mempersiapkan berbagai strategi dini mempersiapkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Pencegahan tersebut sangat diperlukan agar tidak menunggu terjadinya karhutla baru bertindak yang justru jauh lebih sulit, kata Henry di Palangka Raya, kemarin.
"Siapkan dan siagakkan peralatan maupun tim dengan segera. Kalau ada alat rusak segera diperbaiki, dan giatkan patroli di wilayah rawan," tambahnya.
Menurut mantan Ketua DPRD Kabupaten Murung Raya dua periode itu, sejak dari dahulu wilayah atau daerah yang berpotensi terjadi kebakaran, sebenarnya sudah dapat diketahui atau dipetakan, sehingga tinggal mengoptimalkan pengawasan di lapangan.
Dia mengatakan kawasan yang memang harus dijaga dan diawasi secara optimal dari kemungkinan kebakaran yakni kawasan gambut. Sebab, di kawasan tersebut yang rawan terjadinya karhutla selama ini.
"Contoh di Kota Palangka Raya, Kabupaten Murung Raya, Pulang Pisau, Gunung Mas dan lain, sejak dulu pasti ada kawasan gambut yang rawan terbakar," kata Henry.
Baca juga: Selesaikan tata batas, DPRD Kalteng kunker ke Tabalong
Dia pun menyarankan agar tempatkan alat pemadam, buat sumur bor, maksimalkan fungsi embung dan giatkan patroli dari tim gabungan baik personel yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kehutanan, Brigdalkar KPH, Manggala Agni, Tagana dan MPA/TSAK/BPK yang ada di daerah rawan karhutla.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Barsel, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya itu mengatakan Karhutla merupakan suatu kejadian yang bisa di antisipasi, dan bukan seperti bencana longsor, Tsunami ataupun gempa bumi.
"Karhutla itu sifatnya pada musim tertentu, yakni musim kemarau. Jadi, bisa dicegah atau diantisipasi sejak dini. Beda Tsunami, bencana tanah longsor atau gempa bumi yang sulit diprediksi, bisa terjadi mendadak," demikian Henry.
Baca juga: DPRD Kalteng minta Sarpras Edotel SMKN III Palangka Raya ditingkatkan
Baca juga: Legislator Kalteng minta Perda Dalkarla terus disosialisasikan
Pencegahan tersebut sangat diperlukan agar tidak menunggu terjadinya karhutla baru bertindak yang justru jauh lebih sulit, kata Henry di Palangka Raya, kemarin.
"Siapkan dan siagakkan peralatan maupun tim dengan segera. Kalau ada alat rusak segera diperbaiki, dan giatkan patroli di wilayah rawan," tambahnya.
Menurut mantan Ketua DPRD Kabupaten Murung Raya dua periode itu, sejak dari dahulu wilayah atau daerah yang berpotensi terjadi kebakaran, sebenarnya sudah dapat diketahui atau dipetakan, sehingga tinggal mengoptimalkan pengawasan di lapangan.
Dia mengatakan kawasan yang memang harus dijaga dan diawasi secara optimal dari kemungkinan kebakaran yakni kawasan gambut. Sebab, di kawasan tersebut yang rawan terjadinya karhutla selama ini.
"Contoh di Kota Palangka Raya, Kabupaten Murung Raya, Pulang Pisau, Gunung Mas dan lain, sejak dulu pasti ada kawasan gambut yang rawan terbakar," kata Henry.
Baca juga: Selesaikan tata batas, DPRD Kalteng kunker ke Tabalong
Dia pun menyarankan agar tempatkan alat pemadam, buat sumur bor, maksimalkan fungsi embung dan giatkan patroli dari tim gabungan baik personel yang terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kehutanan, Brigdalkar KPH, Manggala Agni, Tagana dan MPA/TSAK/BPK yang ada di daerah rawan karhutla.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Barsel, Barito Timur, Barito Utara dan Murung Raya itu mengatakan Karhutla merupakan suatu kejadian yang bisa di antisipasi, dan bukan seperti bencana longsor, Tsunami ataupun gempa bumi.
"Karhutla itu sifatnya pada musim tertentu, yakni musim kemarau. Jadi, bisa dicegah atau diantisipasi sejak dini. Beda Tsunami, bencana tanah longsor atau gempa bumi yang sulit diprediksi, bisa terjadi mendadak," demikian Henry.
Baca juga: DPRD Kalteng minta Sarpras Edotel SMKN III Palangka Raya ditingkatkan
Baca juga: Legislator Kalteng minta Perda Dalkarla terus disosialisasikan