Jakarta (ANTARA) - Seribuan anak di Cianjur, Jawa Barat, terpapar COVID-19 selama pandemi, dan 177 anak diantaranya usia balita, namun seluruhnya sudah kembali sembuh setelah menjalani isolasi di rumah sakit dan vila khusus.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Rabu, mengatakan selama pandemi tercatat 6.485 orang positif COVID-19, sebanyak 1.081 orang diantaranya anak usia balita hingga 19 tahun.
"Untuk usia balita sebanyak 177 jiwa dan dari usia 5-19 tahun sebanyak 904 anak. Sedangkan dari seribuan anak, 1 orang yang meninggal dunia usia balita, sedangkan sebagian besar sudah sembuh," katanya.
Namun untuk angka saat ini, pihaknya belum memiliki data pasti berapa orang pasien anak positif yang masih menjalani perawatan. "Secepatnya kita akan melakukan pendataan berapa jumlah pasien anak yang masih diisolasi," katanya.
Baca juga: Pemerintah diharapkan siapkan vaksin COVID-19 untuk anak-anak
Ia menjelaskan, untuk balita yang tercatat positif COVID-19 rata-rata terpapar dari orang tuanya. Sedangkan anak usia di atas 5 tahun, sebagian besar terpapar saat bermain atau setelah melakukan kegiatan di luar rumah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan seiring tingginya anak berbagai usia terpapar COVID-19, membuat pihaknya kembali mengundurkan rencana pembelajaran tatap muka yang dinilai rawan menciptakan kluster baru.
"Kita batalkan kembali rencana simulasi dan PTM di bulan Juli karena 20 persen anak berbagai usia di Cianjur, terpapar COVID-19. Ini kita lakukan sebagai upaya antisipasi dan menekan angka penularan yang kembali tinggi," katanya.
Ia mengimbau seiring tingginya penularan virus berbahaya di kalangan keluarga, penerapan prokes ketat tetap harus dijalankan meski tinggal dalam satu rumah, tetap menerapkan 6 M sebagai upaya memutus rantai penyebaran.
Baca juga: Daerah ini beri kuota khusus PPDB anak tenaga kesehatan
Baca juga: Bolehkah anak dengan penyakit komorbid ikut belajar tatap muka?
Baca juga: Seberapa penting prebiotik dan probiotik untuk anak di masa pandemi?
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Rabu, mengatakan selama pandemi tercatat 6.485 orang positif COVID-19, sebanyak 1.081 orang diantaranya anak usia balita hingga 19 tahun.
"Untuk usia balita sebanyak 177 jiwa dan dari usia 5-19 tahun sebanyak 904 anak. Sedangkan dari seribuan anak, 1 orang yang meninggal dunia usia balita, sedangkan sebagian besar sudah sembuh," katanya.
Namun untuk angka saat ini, pihaknya belum memiliki data pasti berapa orang pasien anak positif yang masih menjalani perawatan. "Secepatnya kita akan melakukan pendataan berapa jumlah pasien anak yang masih diisolasi," katanya.
Baca juga: Pemerintah diharapkan siapkan vaksin COVID-19 untuk anak-anak
Ia menjelaskan, untuk balita yang tercatat positif COVID-19 rata-rata terpapar dari orang tuanya. Sedangkan anak usia di atas 5 tahun, sebagian besar terpapar saat bermain atau setelah melakukan kegiatan di luar rumah.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan seiring tingginya anak berbagai usia terpapar COVID-19, membuat pihaknya kembali mengundurkan rencana pembelajaran tatap muka yang dinilai rawan menciptakan kluster baru.
"Kita batalkan kembali rencana simulasi dan PTM di bulan Juli karena 20 persen anak berbagai usia di Cianjur, terpapar COVID-19. Ini kita lakukan sebagai upaya antisipasi dan menekan angka penularan yang kembali tinggi," katanya.
Ia mengimbau seiring tingginya penularan virus berbahaya di kalangan keluarga, penerapan prokes ketat tetap harus dijalankan meski tinggal dalam satu rumah, tetap menerapkan 6 M sebagai upaya memutus rantai penyebaran.
Baca juga: Daerah ini beri kuota khusus PPDB anak tenaga kesehatan
Baca juga: Bolehkah anak dengan penyakit komorbid ikut belajar tatap muka?
Baca juga: Seberapa penting prebiotik dan probiotik untuk anak di masa pandemi?