Pulang PIsau (ANTARA) - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Riduan Syahrani mengungkapkan adanya kampung papuyu merupakan wacana yang dicetuskan oleh Dinas Perikanan setempat untuk membuka peluang ekonomi bagi masyarakat dan mengolaborasikan dengan dinas terkait agar juga bisa menjadi daya tarik wisata.
“Program kampung papuyu ini sebelumnya diarahkan ke lokasi Food Estate, tapi Dinas Perikanan setempat memilih pengembangannya lokasi Desa Mentaren II Kecamatan Kahayan Hilir,” kata Riduan di Pulang Pisau, Minggu.
Dikatakan Riduan, lokasi di Desa Mentaren ini dipilih karena sebagian masyarakat sudah ada yang memiliki kolam. Apabila masyarakat memiliki keinginan untuk mewujudkan kampung papuyu ini, rencana pengembangan di kawasan Rei VII, Rei VI dan Rei V.
Selain jenis ikan ini sudah populer dan dikenal secara luas, harga jual ikan juga memiliki nilai yang ekonomis bagi masyarakat. Perlahan namun pasti, terang Riduan, wacana kampung papuyu ini mulai direalisasikan tahun depan.
Tahun ini, Dinas Perikanan setempat masih melakukan pendataan kepada kelompok-kelompok dari masyarakat desa setempat yang siap terhadap budidaya ikan papuyu dan melakukan kerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) yang berada di Mandiangin Kalimantan Selatan.
“Program kampung papuyu ini tentu menjadi ciri khas bagi kabupaten setempat dan memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk dibuka menjadi wisata pemancingan,” paparnya.
Baca juga: 13.274 rumah di Pulang Pisau belum layak huni
Riduan juga mengatakan pada intinya Dinas Perikanan setempat terlebih dahulu menghidupkan kembali kolam-kolam masyarakat. Untuk ke depan, tentu dibangun kerjasama dan dukungan dari dinas maupun pihak swasta bersama-sama mengembangkan kawasan tersebut.
Dia mengakui pengembangan dalam bidang perikanan belum maksimal karena terbatasnya anggaran di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini.
Dikatakan Riduan, mendorong masyarakat khususnya nelayan yang tergantung dengan hasil tangkapan ikan di alam bebas untuk beralih kepada budidaya ikan kolam masih menjadi prioritas bagi Dinas Perikanan setempat. Hal tersebut dilakukan karena setiap tahun jumlah dan populasi ikan-ikan di alam kabupaten setempat terus mengalami penurunan.
“Penurunan hasil ikan tangkapan nelayan tradisional di alam ini disebabkan juga setiap tahun berkurangnya kawasan dengan dimanfaatkannya lahan-lahan untuk pertanian, perkebunan maupun kepentingan lain sehingga pengembangan budidaya kolam tetap menjadi menjadi solusi bagi para nelayan tradisional,” demikian Riduan.
Baca juga: Kades di Pulang Pisau akui khilaf gelar hiburan menyebabkan kerumunan
“Program kampung papuyu ini sebelumnya diarahkan ke lokasi Food Estate, tapi Dinas Perikanan setempat memilih pengembangannya lokasi Desa Mentaren II Kecamatan Kahayan Hilir,” kata Riduan di Pulang Pisau, Minggu.
Dikatakan Riduan, lokasi di Desa Mentaren ini dipilih karena sebagian masyarakat sudah ada yang memiliki kolam. Apabila masyarakat memiliki keinginan untuk mewujudkan kampung papuyu ini, rencana pengembangan di kawasan Rei VII, Rei VI dan Rei V.
Selain jenis ikan ini sudah populer dan dikenal secara luas, harga jual ikan juga memiliki nilai yang ekonomis bagi masyarakat. Perlahan namun pasti, terang Riduan, wacana kampung papuyu ini mulai direalisasikan tahun depan.
Tahun ini, Dinas Perikanan setempat masih melakukan pendataan kepada kelompok-kelompok dari masyarakat desa setempat yang siap terhadap budidaya ikan papuyu dan melakukan kerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) yang berada di Mandiangin Kalimantan Selatan.
“Program kampung papuyu ini tentu menjadi ciri khas bagi kabupaten setempat dan memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk dibuka menjadi wisata pemancingan,” paparnya.
Baca juga: 13.274 rumah di Pulang Pisau belum layak huni
Riduan juga mengatakan pada intinya Dinas Perikanan setempat terlebih dahulu menghidupkan kembali kolam-kolam masyarakat. Untuk ke depan, tentu dibangun kerjasama dan dukungan dari dinas maupun pihak swasta bersama-sama mengembangkan kawasan tersebut.
Dia mengakui pengembangan dalam bidang perikanan belum maksimal karena terbatasnya anggaran di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini.
Dikatakan Riduan, mendorong masyarakat khususnya nelayan yang tergantung dengan hasil tangkapan ikan di alam bebas untuk beralih kepada budidaya ikan kolam masih menjadi prioritas bagi Dinas Perikanan setempat. Hal tersebut dilakukan karena setiap tahun jumlah dan populasi ikan-ikan di alam kabupaten setempat terus mengalami penurunan.
“Penurunan hasil ikan tangkapan nelayan tradisional di alam ini disebabkan juga setiap tahun berkurangnya kawasan dengan dimanfaatkannya lahan-lahan untuk pertanian, perkebunan maupun kepentingan lain sehingga pengembangan budidaya kolam tetap menjadi menjadi solusi bagi para nelayan tradisional,” demikian Riduan.
Baca juga: Kades di Pulang Pisau akui khilaf gelar hiburan menyebabkan kerumunan