Palangka Raya (ANTARA) - Elisa Azis terlihat serius memantau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Poliklinik Biddokkes di Jalan Rinjani Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Sesekali dia menanyakan kondisi rekan sejawatnya untuk mengetahui apakah sedang kendala atau tidak. Dia juga turun langsung melayani warga yang datang.
Seperti tenaga kesehatan lainnya, perempuan yang merupakan Kepala Poliklinik Biddokkes Polda Kalimantan Tengah ini sedang disibukkan kegiatan untuk menyukseskan program pemerintah dalam percepatan dan optimalisasi vaksinasi COVID-19. Tujuannya jelas, yaitu memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat melalui vaksinasi.
Namun situasi ini membuat Elisa dan tenaga kesehatan lainnya harus bekerja keras. Tingginya antusias masyarakat dan upaya percepatan vaksinasi ini membuat tenaga kesehatan harus memporsir tenaga demi melayani masyarakat.
"Terkadang dalam seminggu kami tidak libur karena padatnya jadwal kegiatan vaksinasi. Ini sudah risiko dan tanggung jawab pekerjaan. Ini demi masyarakat," kata Elisa Aziz di Palangka Raya, Rabu.
Mereka berharap percepatan vaksinasi COVID-19 bisa segera selesai. Tentu harapannya agar penularan virus mematikan itu juga bisa terus ditekan sehingga pandemi ini segera berakhir.
Namun sebagai manusia biasa, Eliza tidak menampik terkadang rasa sedih pun muncul. Demi menjalankan tugas, mereka harus rela waktu berkumpul keluarga menjadi jauh berkurang.
Apalagi sebagai seorang ibu, perempuan yang memiliki tiga anak ini juga harus memberi perhatian kepada anak-anaknya. Namun lantaran harus menjalankan tugas, dia harus memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan tidak jarang dia harus seharian penuh bertugas dan tidak pulang ke rumah.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, Elisa dan rekan-rekannya sesama profesi sudah menyadari konsekuensi ini. Mereka juga sadar betul dengan risiko keselamatan mereka yang sewaktu-waktu bisa saja tertular COVID-19 saat melayani masyarakat.
Namun semua itu tidak menyurutkan langkah mereka menjalankan tugas mulia ini. Mereka rela mengambil semua risiko ini demi sebuah upaya bersama-sama membantu menyelamatkan masyarakat dari pandemi virus mematikan ini.
"Kini kami juga meminta masyarakat untuk membantu pemerintah yakni dengan mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus COVID-19. Jangan sia-siakan perjuangan kita semua," pinta Elisa.
Istri anggota Polres Palangka Raya bernama Aiptu Yandi ini juga mengaku sedih dengan maraknya informasi yang salah tentang vaksinasi COVID-19. Banyak informasi bohong yang disebar pihak tidak bertanggung jawab yang mempertimbangkan betapa selama ini pemerintah bekerja keras untuk menyelamatkan masyarakat, termasuk melalui vaksinasi.
"Ada yang bilang program vaksinasi itu konspirasi atau hanya jualan mereka petugas kesehatan. Tujuan kami bukan itu, melainkan agar seluruh masyarakat di Palangka Raya, Kalteng ini sehat dan tidak mudah terpapar COVID-19," tegas Elisa.
Elisa menjelaskan, vaksinasi massal memang bukan mengobati COVID-19, tetapi untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh seseorang agar tidak mudah diserang virus mematikan tersebut.
Menurutnya, penderita COVID-19 yang meninggal dunia umumnya memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Setelah terpapar COVID-19, kondisi kesehatan mereka semakin menurun sehingga meninggal dunia.
"Untuk mencegah penularan COVID-19, intinya kita harus membiasakan pola hidup sehat dan jangan lupa wajib menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjauhi kerumunan, memperbanyak mencuci tangan dan menjaga jarak," demikian Elisa.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya jamin ketersediaan hewan kurban jelang Idul Adha
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palangka Raya, Umi Mastikah mengatakan ada 29 orang pasien COVID-19 di kota setempat dinyatakan sembuh sehingga akumulasi masyarakat sembuh dari virus Corona itu mencapai 6.571 jiwa atau 90,24 persen dari total kasus positif.
"Data tersebut berdasar laporan Satgas COVID-19 kemarin. Meski tingkat kesembuhan tinggi tapi protokol kesehatan harus terus diterapkan," kata Umi.
Masyarakat diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Apalagi, lanjut dia, Satgas Palangka Raya masih tercatat penambahan 55 kasus positif COVID-19 sehingga akumulasi warga Palangka Raya yang positif terjangkit virus tersebut mencapai 7.282 orang.
Selanjutnya berdasarkan data Satgas COVID-19 Palangka Raya di wilayah "Kota Cantik" yang positif dan masih menjalani perawatan sebanyak 487 orang atau sebanyak 6,69 persen dari total kasus positif.
Dari seluruh kasus COVID-19 yang ada juga tercatat sebanyak 224 orang di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini meninggal dunia karena paparan COVID-19. Sementara masyarakat yang berstatus suspek COVID-19 tercatat 1.234 orang.
Data tersebut berhasil dihimpun dari seluruh wilayah di Kota Palangka Raya mencakup lima kecamatan yang mencakup 30 kelurahan. Bertambahnya kasus COVID-19 tersebut menurut wanita yang menjadi wakil wali kota pertama di Palangka Raya itu juga bentuk keberhasilan tim kesehatan dalam melakukan penelusuran kontak erat antara masyarakat dengan pasien positif.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diingatkan tetap waspadai COVID-19 varian Delta
Seperti tenaga kesehatan lainnya, perempuan yang merupakan Kepala Poliklinik Biddokkes Polda Kalimantan Tengah ini sedang disibukkan kegiatan untuk menyukseskan program pemerintah dalam percepatan dan optimalisasi vaksinasi COVID-19. Tujuannya jelas, yaitu memutus mata rantai penularan COVID-19 dengan meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat melalui vaksinasi.
Namun situasi ini membuat Elisa dan tenaga kesehatan lainnya harus bekerja keras. Tingginya antusias masyarakat dan upaya percepatan vaksinasi ini membuat tenaga kesehatan harus memporsir tenaga demi melayani masyarakat.
"Terkadang dalam seminggu kami tidak libur karena padatnya jadwal kegiatan vaksinasi. Ini sudah risiko dan tanggung jawab pekerjaan. Ini demi masyarakat," kata Elisa Aziz di Palangka Raya, Rabu.
Mereka berharap percepatan vaksinasi COVID-19 bisa segera selesai. Tentu harapannya agar penularan virus mematikan itu juga bisa terus ditekan sehingga pandemi ini segera berakhir.
Namun sebagai manusia biasa, Eliza tidak menampik terkadang rasa sedih pun muncul. Demi menjalankan tugas, mereka harus rela waktu berkumpul keluarga menjadi jauh berkurang.
Apalagi sebagai seorang ibu, perempuan yang memiliki tiga anak ini juga harus memberi perhatian kepada anak-anaknya. Namun lantaran harus menjalankan tugas, dia harus memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat. Bahkan tidak jarang dia harus seharian penuh bertugas dan tidak pulang ke rumah.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, Elisa dan rekan-rekannya sesama profesi sudah menyadari konsekuensi ini. Mereka juga sadar betul dengan risiko keselamatan mereka yang sewaktu-waktu bisa saja tertular COVID-19 saat melayani masyarakat.
Namun semua itu tidak menyurutkan langkah mereka menjalankan tugas mulia ini. Mereka rela mengambil semua risiko ini demi sebuah upaya bersama-sama membantu menyelamatkan masyarakat dari pandemi virus mematikan ini.
"Kini kami juga meminta masyarakat untuk membantu pemerintah yakni dengan mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus COVID-19. Jangan sia-siakan perjuangan kita semua," pinta Elisa.
Istri anggota Polres Palangka Raya bernama Aiptu Yandi ini juga mengaku sedih dengan maraknya informasi yang salah tentang vaksinasi COVID-19. Banyak informasi bohong yang disebar pihak tidak bertanggung jawab yang mempertimbangkan betapa selama ini pemerintah bekerja keras untuk menyelamatkan masyarakat, termasuk melalui vaksinasi.
"Ada yang bilang program vaksinasi itu konspirasi atau hanya jualan mereka petugas kesehatan. Tujuan kami bukan itu, melainkan agar seluruh masyarakat di Palangka Raya, Kalteng ini sehat dan tidak mudah terpapar COVID-19," tegas Elisa.
Elisa menjelaskan, vaksinasi massal memang bukan mengobati COVID-19, tetapi untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh seseorang agar tidak mudah diserang virus mematikan tersebut.
Menurutnya, penderita COVID-19 yang meninggal dunia umumnya memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Setelah terpapar COVID-19, kondisi kesehatan mereka semakin menurun sehingga meninggal dunia.
"Untuk mencegah penularan COVID-19, intinya kita harus membiasakan pola hidup sehat dan jangan lupa wajib menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjauhi kerumunan, memperbanyak mencuci tangan dan menjaga jarak," demikian Elisa.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya jamin ketersediaan hewan kurban jelang Idul Adha
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palangka Raya, Umi Mastikah mengatakan ada 29 orang pasien COVID-19 di kota setempat dinyatakan sembuh sehingga akumulasi masyarakat sembuh dari virus Corona itu mencapai 6.571 jiwa atau 90,24 persen dari total kasus positif.
"Data tersebut berdasar laporan Satgas COVID-19 kemarin. Meski tingkat kesembuhan tinggi tapi protokol kesehatan harus terus diterapkan," kata Umi.
Masyarakat diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Apalagi, lanjut dia, Satgas Palangka Raya masih tercatat penambahan 55 kasus positif COVID-19 sehingga akumulasi warga Palangka Raya yang positif terjangkit virus tersebut mencapai 7.282 orang.
Selanjutnya berdasarkan data Satgas COVID-19 Palangka Raya di wilayah "Kota Cantik" yang positif dan masih menjalani perawatan sebanyak 487 orang atau sebanyak 6,69 persen dari total kasus positif.
Dari seluruh kasus COVID-19 yang ada juga tercatat sebanyak 224 orang di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini meninggal dunia karena paparan COVID-19. Sementara masyarakat yang berstatus suspek COVID-19 tercatat 1.234 orang.
Data tersebut berhasil dihimpun dari seluruh wilayah di Kota Palangka Raya mencakup lima kecamatan yang mencakup 30 kelurahan. Bertambahnya kasus COVID-19 tersebut menurut wanita yang menjadi wakil wali kota pertama di Palangka Raya itu juga bentuk keberhasilan tim kesehatan dalam melakukan penelusuran kontak erat antara masyarakat dengan pasien positif.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diingatkan tetap waspadai COVID-19 varian Delta