Sampit (ANTARA) - Jumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang wafat terus meningkat, sehingga perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Kejadian ini memang karena posisi pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi sudah berat sehingga upaya pemulihan harus ekstra, kemudian ditambah lagi dengan jumlah yang lumayan besar," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Kamis.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Kamis siang terdapat penambahan 19 orang penderita COVID-19 baru, 23 orang sembuh dan tiga orang pasien wafat.
Secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 4.457 kasus, terdiri dari 4.007 kasus sembuh, 284 orang masih ditangani dan 166 orang pasien telah wafat.
Multazam mengatakan, RSUD dr Murjani Sampit terus bekerja keras meningkatkan pelayanan untuk menyelamatkan dan menyembuhkan pasien COVID-19. Namun fakta yang terjadi, pasien yang meninggal dunia umumnya memiliki komorbid atau penyakit penyerta sehingga membuat kondisi kesehatan mereka terus memburuk.
Warga yang melakukan swab antigen dengan hasil positif diminta disiplin dalam melakukan isolasi mandiri agar cepat sembuh dan tidak menularkan virus COVID-19 kepada orang lain.
Mereka juga diminta berkomunikasi dengan puskesmas setempat untuk melaporkan diri. Pasien isolasi mandiri diharapkan proaktif dan tidak menunggu kondisi parah baru melaporkan diri.
"Jangan merasa sehat dan melakukan isolasi mandiri tapi mengabaikan tanda-tanda bahwa dia masuk posisi (gejala) sedang. Saturasi atau kandungan oksigen dalam darah yang penting," jelas Multazam.
Baca juga: Peminat vaksinasi COVID-19 di Sampit membeludak
Multazam mengaku belum ada informasi pasien isolasi mandiri yang meninggal dunia di rumah. Sejauh ini pasien COVID-19 rata-rata meninggal di rumah sakit karena kondisinya yang sudah parah atau berat.
Multazam juga menyampaikan beberapa poin penting dalam rapat evaluasi penanganan COVID-19 yang dipimpin Bupati Halikinnor. Masing-masing organisasi perangkat daerah melaporkan kegiatan-kegiatan yang mereka jalankan dalam upaya menangani pandemi COVID-19 ini.
Untuk pola penanganan, seluruh kekuatan diperintahkan untuk bergerak agar penanganan COVID-19 bisa optimal. Optimalisasi penanganan ini juga dengan memperkuat kolaborasi RSUD dr Murjani Sampit, Dinas Kesehatan dan didukung Satgas Penanganan COVID-19 untuk membantu semua kegiatan
Titik-titik krisis terus dicermati jam demi jam. Seperti ketersediaan oksigen dan obat-obatan di rumah sakit untuk penanganan pasien juga menjadi perhatian bupati.
"Keakuratan data juga terus ditingkatkan untuk pemantauan oleh petugas PPKM. Tapi ada kendala karena orang yang dipantau tidak ada di rumah atau berpindah tempat sehingga tidak bisa dikunjungi untuk observasi. Kami berharap warga yang menjalani isolasi mandiri lebih disiplin," demikian Multazam.
Baca juga: Legislator Kotim: Antrean vaksinasi COVID-19 jangan sampai menimbulkan klaster baru
"Kejadian ini memang karena posisi pasien yang masuk ke rumah sakit dalam kondisi sudah berat sehingga upaya pemulihan harus ekstra, kemudian ditambah lagi dengan jumlah yang lumayan besar," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Kamis.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Kamis siang terdapat penambahan 19 orang penderita COVID-19 baru, 23 orang sembuh dan tiga orang pasien wafat.
Secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sudah sebanyak 4.457 kasus, terdiri dari 4.007 kasus sembuh, 284 orang masih ditangani dan 166 orang pasien telah wafat.
Multazam mengatakan, RSUD dr Murjani Sampit terus bekerja keras meningkatkan pelayanan untuk menyelamatkan dan menyembuhkan pasien COVID-19. Namun fakta yang terjadi, pasien yang meninggal dunia umumnya memiliki komorbid atau penyakit penyerta sehingga membuat kondisi kesehatan mereka terus memburuk.
Warga yang melakukan swab antigen dengan hasil positif diminta disiplin dalam melakukan isolasi mandiri agar cepat sembuh dan tidak menularkan virus COVID-19 kepada orang lain.
Mereka juga diminta berkomunikasi dengan puskesmas setempat untuk melaporkan diri. Pasien isolasi mandiri diharapkan proaktif dan tidak menunggu kondisi parah baru melaporkan diri.
"Jangan merasa sehat dan melakukan isolasi mandiri tapi mengabaikan tanda-tanda bahwa dia masuk posisi (gejala) sedang. Saturasi atau kandungan oksigen dalam darah yang penting," jelas Multazam.
Baca juga: Peminat vaksinasi COVID-19 di Sampit membeludak
Multazam mengaku belum ada informasi pasien isolasi mandiri yang meninggal dunia di rumah. Sejauh ini pasien COVID-19 rata-rata meninggal di rumah sakit karena kondisinya yang sudah parah atau berat.
Multazam juga menyampaikan beberapa poin penting dalam rapat evaluasi penanganan COVID-19 yang dipimpin Bupati Halikinnor. Masing-masing organisasi perangkat daerah melaporkan kegiatan-kegiatan yang mereka jalankan dalam upaya menangani pandemi COVID-19 ini.
Untuk pola penanganan, seluruh kekuatan diperintahkan untuk bergerak agar penanganan COVID-19 bisa optimal. Optimalisasi penanganan ini juga dengan memperkuat kolaborasi RSUD dr Murjani Sampit, Dinas Kesehatan dan didukung Satgas Penanganan COVID-19 untuk membantu semua kegiatan
Titik-titik krisis terus dicermati jam demi jam. Seperti ketersediaan oksigen dan obat-obatan di rumah sakit untuk penanganan pasien juga menjadi perhatian bupati.
"Keakuratan data juga terus ditingkatkan untuk pemantauan oleh petugas PPKM. Tapi ada kendala karena orang yang dipantau tidak ada di rumah atau berpindah tempat sehingga tidak bisa dikunjungi untuk observasi. Kami berharap warga yang menjalani isolasi mandiri lebih disiplin," demikian Multazam.
Baca juga: Legislator Kotim: Antrean vaksinasi COVID-19 jangan sampai menimbulkan klaster baru