Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Fairid Naparin mengajak warga setempat memaksimalkan keberadaan bank sampah digital yang baru saja diresmikan.
"Kami baru saja meresmikan operasional bank sampah digital. Manfaatkan keberadaannya untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang ada," kata Fairid di Palangka Raya, Sabtu.
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan bank sampah digital juga memberikan nilai ekonomi karena sampah yang dihasilkan masyarakat ditukar atau dibeli pengelola bank sampah.
"Jadi bank sampah digital ini menjadi upaya pemerintah dalam memadukan penanganan dan pengelolaan sampah, layanan digital dan upaya meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi," katanya.
Baca juga: Canggih, Palangka Raya kali pertama miliki digital bank sampah
Saat ini Pemerintah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah telah mengoperasionalkan 50 bank sampah digital yang mana nantinya akan ditunjuk satu pengelola menjadi bank sampah induk dan sisanya menjadi bank sampah pendukung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Achmad Zaini mengatakan bank sampah digital tersebut merupakan salah satu inovasi pemerintah kota dalam mendekatkan layanan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dia menerangkan masyarakat dapat mengakses layanan bank sampah digital mengunduh aplikasi "Mountrash" di google play store secara gratis yang selanjutnya melakukan pendaftaran peserta sesuai arahan di aplikasi tersebut.
Melalui aplikasi tersebut masyarakat menjadi mudah menyetorkan sampahnya dan bisa diambil langsung ke rumah oleh petugas Bank Sampah.
Baca juga: Pemkot dorong warga Palangka Raya bentuk bank sampah mandiri
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya raih penghargaan dari Angkasa Pura
Salah satunya adalah dapat menambah penghasilan karena saat menukarkan sampah akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang dimiliki.
Bank sampah digital yang juga bertujuan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pemrosesan akhir (TPA). Terlebih lagi saat ini sekitar 100 ton sampah dihasilkan warga Palangka Raya setiap harinya.
Dwi Setyani warga Palangka Raya mengatakan keberadaan bank sampah digital tersebut cukup membantu dia bersama keluarganya dalam penanganan dan pengelolaan sampah rumah tangga.
"Ada sejumlah sampah yang jika kita pilah bernilai ekonomi. Memang nilainya tidak seberapa tapi dari penjualan ke bank sampah itu kita bisa membayar iuran sampah lingkungan setiap bulan," kata ibu dua anak itu.
Dia pun berharap pemerintah terus meningkatkan layanan bank sampah digital tersebut. Terlebih lagi jika nilai ekonomi dari hasil penjualan sampah juga dapat ditingkatkan.
Baca juga: Sudah 58.344 warga Palangka Raya jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Wali Kota klarifikasi ke Ombudsman terkait laporan kerumunan
Baca juga: Palangka Raya resmi batasi penggunaan kantong plastik di toko modern
"Kami baru saja meresmikan operasional bank sampah digital. Manfaatkan keberadaannya untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang ada," kata Fairid di Palangka Raya, Sabtu.
Selain itu, lanjut dia, pemanfaatan bank sampah digital juga memberikan nilai ekonomi karena sampah yang dihasilkan masyarakat ditukar atau dibeli pengelola bank sampah.
"Jadi bank sampah digital ini menjadi upaya pemerintah dalam memadukan penanganan dan pengelolaan sampah, layanan digital dan upaya meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi," katanya.
Baca juga: Canggih, Palangka Raya kali pertama miliki digital bank sampah
Saat ini Pemerintah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah telah mengoperasionalkan 50 bank sampah digital yang mana nantinya akan ditunjuk satu pengelola menjadi bank sampah induk dan sisanya menjadi bank sampah pendukung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Achmad Zaini mengatakan bank sampah digital tersebut merupakan salah satu inovasi pemerintah kota dalam mendekatkan layanan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Dia menerangkan masyarakat dapat mengakses layanan bank sampah digital mengunduh aplikasi "Mountrash" di google play store secara gratis yang selanjutnya melakukan pendaftaran peserta sesuai arahan di aplikasi tersebut.
Melalui aplikasi tersebut masyarakat menjadi mudah menyetorkan sampahnya dan bisa diambil langsung ke rumah oleh petugas Bank Sampah.
Baca juga: Pemkot dorong warga Palangka Raya bentuk bank sampah mandiri
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya raih penghargaan dari Angkasa Pura
Salah satunya adalah dapat menambah penghasilan karena saat menukarkan sampah akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang dimiliki.
Bank sampah digital yang juga bertujuan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pemrosesan akhir (TPA). Terlebih lagi saat ini sekitar 100 ton sampah dihasilkan warga Palangka Raya setiap harinya.
Dwi Setyani warga Palangka Raya mengatakan keberadaan bank sampah digital tersebut cukup membantu dia bersama keluarganya dalam penanganan dan pengelolaan sampah rumah tangga.
"Ada sejumlah sampah yang jika kita pilah bernilai ekonomi. Memang nilainya tidak seberapa tapi dari penjualan ke bank sampah itu kita bisa membayar iuran sampah lingkungan setiap bulan," kata ibu dua anak itu.
Dia pun berharap pemerintah terus meningkatkan layanan bank sampah digital tersebut. Terlebih lagi jika nilai ekonomi dari hasil penjualan sampah juga dapat ditingkatkan.
Baca juga: Sudah 58.344 warga Palangka Raya jalani vaksinasi COVID-19
Baca juga: Wali Kota klarifikasi ke Ombudsman terkait laporan kerumunan
Baca juga: Palangka Raya resmi batasi penggunaan kantong plastik di toko modern