Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menggandeng PT Kawan Selaras Sejahtera untuk mewujudkan program tol sungai dengan mengeruk alur baru di Sungai Mentaya yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp260 miliar.
"Dana pemerintah daerah terbatas, apalagi di saat pandemi COVID-19 ini. Makanya kita berdayakan pihak ketiga. Penandatanganan MoU (nota kesepahaman) ini menjadi sejarah. Mudah-mudahan akan membawa kemajuan signifikan bagi perekonomian Kotawaringin Timur," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Kamis.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh bupati dengan Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki. Dalam kerja sama ini, pemerintah daerah diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung.
Halikinnor menjelaskan, alur Mentaya cukup lebar namun dangkal. Selama ini alur tersebut hanya bisa digunakan selama 6 sampai 7 jam dalam sehari yakni saat sungai sedang pasang. Itu pun jika kapalnya besar maka harus dipandu oleh kapal pandu.
Kerjasama ini antara PT Kawan Selaras Sejahtera dengan pemerintah daerah ini untuk membuat alur baru sehingga tidak mengganggu alur lama. Bagi kapal kecil tetap bisa menggunakan alur lama.
Jika alur baru sudah dikeruk maka bisa digunakan penuh selama 24 jam dalam sehari. Selain itu kondisinya akan terus diawasi dan dilakukan pemeliharaan dengan langsung dikeruk jika terjadi pendangkalan.
Pengerukan alur Mentaya ini diharapkan akan membuat perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.
Baca juga: Legislator Kotim dukung vaksinasi COVID-19 untuk pelajar digencarkan
PT Kawan Selaras Sejahtera bersama mitranya diharapkan sudah mulai mengerjakan pengerukan alur pada awal 2022 sehingga diharapkan pada pertengahan 2022 sudah operasional.
"Ini juga harapan kita untuk meningkatkan pendapatan untuk daerah. PT KSS juga akan bagi hasil dengan daerah sehingga pemerintah daerah akan dapat pemasukan. Dobel, karena ini membuat arus kapal menjadi lancar dan daerah juga dapat pemasukan," demikian Halikinnor.
Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki mengatakan, pihaknya akan mengeruk alur baru dengan panjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer. Jika sudah dikeruk maka alur baru tersebut bisa dilewati selama 24 jam penuh dalam sehari sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.
Nilai investasi atau besar biaya yang dibutuhkan akan diketahui secara jelas melalui hasil "feasibility study" atau studi kelayakan. Namun pihak investor memperkirakan pengerukan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp260 miliar.
"Saya berharap kepada pemerintah pusat untuk dukungannya. Kita berharap konsesi yang diberikan pemerintah adalah 30 tahun jangka waktunya sehingga kami bisa bersama-sama pemerintah bersinergi dalam keterbatasan anggaran daerah ini," ujar Rudi.
Rudi menilai potensi sektor kepelabuhanan di Kotawaringin Timur sangat besar, baik dalam hal hasil perkebunan kelapa sawit berupa minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil), hasil tambang, barang curah kering hingga jasa angkutan penumpang.
Jika alur Mentaya sudah bisa dilewati selama 24 jam penuh setiap hari maka diyakini akan membawa dampak besar terhadap aktivitas kepelabuhanan. Dampaknya juga diharapkan sangat signifikan terhadap perekonomian daerah dan masyarakat.
Baca juga: Ratusan pelajar di Sampit antusias ikuti vaksinasi COVID-19
Baca juga: Dinas Pendidikan Kotim isyaratkan lanjutkan pembelajaran tatap muka
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berharap pemulihan ekonomi lebih cepat
"Dana pemerintah daerah terbatas, apalagi di saat pandemi COVID-19 ini. Makanya kita berdayakan pihak ketiga. Penandatanganan MoU (nota kesepahaman) ini menjadi sejarah. Mudah-mudahan akan membawa kemajuan signifikan bagi perekonomian Kotawaringin Timur," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Kamis.
Penandatanganan kerja sama ini dilakukan oleh bupati dengan Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki. Dalam kerja sama ini, pemerintah daerah diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung.
Halikinnor menjelaskan, alur Mentaya cukup lebar namun dangkal. Selama ini alur tersebut hanya bisa digunakan selama 6 sampai 7 jam dalam sehari yakni saat sungai sedang pasang. Itu pun jika kapalnya besar maka harus dipandu oleh kapal pandu.
Kerjasama ini antara PT Kawan Selaras Sejahtera dengan pemerintah daerah ini untuk membuat alur baru sehingga tidak mengganggu alur lama. Bagi kapal kecil tetap bisa menggunakan alur lama.
Jika alur baru sudah dikeruk maka bisa digunakan penuh selama 24 jam dalam sehari. Selain itu kondisinya akan terus diawasi dan dilakukan pemeliharaan dengan langsung dikeruk jika terjadi pendangkalan.
Pengerukan alur Mentaya ini diharapkan akan membuat perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.
Baca juga: Legislator Kotim dukung vaksinasi COVID-19 untuk pelajar digencarkan
PT Kawan Selaras Sejahtera bersama mitranya diharapkan sudah mulai mengerjakan pengerukan alur pada awal 2022 sehingga diharapkan pada pertengahan 2022 sudah operasional.
"Ini juga harapan kita untuk meningkatkan pendapatan untuk daerah. PT KSS juga akan bagi hasil dengan daerah sehingga pemerintah daerah akan dapat pemasukan. Dobel, karena ini membuat arus kapal menjadi lancar dan daerah juga dapat pemasukan," demikian Halikinnor.
Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki mengatakan, pihaknya akan mengeruk alur baru dengan panjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer. Jika sudah dikeruk maka alur baru tersebut bisa dilewati selama 24 jam penuh dalam sehari sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.
Nilai investasi atau besar biaya yang dibutuhkan akan diketahui secara jelas melalui hasil "feasibility study" atau studi kelayakan. Namun pihak investor memperkirakan pengerukan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp260 miliar.
"Saya berharap kepada pemerintah pusat untuk dukungannya. Kita berharap konsesi yang diberikan pemerintah adalah 30 tahun jangka waktunya sehingga kami bisa bersama-sama pemerintah bersinergi dalam keterbatasan anggaran daerah ini," ujar Rudi.
Rudi menilai potensi sektor kepelabuhanan di Kotawaringin Timur sangat besar, baik dalam hal hasil perkebunan kelapa sawit berupa minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil), hasil tambang, barang curah kering hingga jasa angkutan penumpang.
Jika alur Mentaya sudah bisa dilewati selama 24 jam penuh setiap hari maka diyakini akan membawa dampak besar terhadap aktivitas kepelabuhanan. Dampaknya juga diharapkan sangat signifikan terhadap perekonomian daerah dan masyarakat.
Baca juga: Ratusan pelajar di Sampit antusias ikuti vaksinasi COVID-19
Baca juga: Dinas Pendidikan Kotim isyaratkan lanjutkan pembelajaran tatap muka
Baca juga: Ketua DPRD Kotim berharap pemulihan ekonomi lebih cepat