Kuala Kurun (ANTARA) - Legislator Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rayaniatie Djangkan meminta kepada peternak babi di wilayah setempat agar mengikuti arahan dari Dinas Pertanian setempat, terkait kewaspadaan terhadap dugaan merebaknya penyakit demam babi Afrika atau ‘African Swine Fever’ (ASF).

"Kita tidak pernah menduga kejadian ini terjadi di Gumas. Oleh sebab itu ikuti anjuran yang telah disampaikan oleh Distan Gumas," kata Rayaniatie saat dihubungi dari Kuala Kurun, Jumat.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan I yang meliputi Kecamatan Sepang, Mihing Raya, dan Kurun ini menyebut, Distan Gumas telah mengeluarkan surat edaran terkait dugaan penyakit ASF yang terjadi di sejumlah desa/kelurahan di wilayah setempat.

Surat edaran tersebut berisi sejumlah arahan kepada peternak, di antaranya peternak agar segera melapor kepada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di wilayah setempat atau ke Distan Gumas dalam hal ini Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, jika ditemukan ternak babi yang sakit dan mati dalam jangka waktu 1 x 24 jam.

Selanjutnya, babi yang mati harus segera dikubur untuk mencegah penularan lebih luas. Kemudian segera isolasi hewan yang sakit atau dipisahkan dari hewan yang sehat dan peralatannya.

Kemudian, tempat ternak yang sakit dan mati sebaiknya dikosongkan sekitar dua bulan setelah dilakukan penyemprotan desinfektan. Peternak juga diminta tidak menjual babi yang sakit maupun daging babi yang sakit.

"Saya lihat peternak babi di Gumas sudah mengikuti arahan dari Distan Kabupaten, seperti mengubur babi yang mati karena diduga terkena penyakit ASF. Saya mengapresiasi hal tersebut," kata Rayaniatie .

Baca juga: Bupati berharap TMMD kembali dilaksanakan di Gumas

Terpisah, Kepala Distan Gumas Letus Guntur mengatakan, hingga 11 Oktober 2021, pihaknya telah menerima laporan ada 343 ekor babi yang sakit dan 206 ekor yang mati, diduga karena penyakit ASF.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Gumas ini menuturkan, kejadian tersebut terjadi di 12 desa/kelurahan di Kecamatan Sepang, Mihing Raya, Kurun, dan Tewah.

Balai Veteriner Banjar Baru didampingi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kalteng serta Distan Gumas telah turun ke sejumlah desa/kelurahan, untuk mengambil sampel. Sampel akan diteliti, sehingga dapat diketahui kepastian penyakit yang menyerang ratusan ternak babi tadi.

"Diperkirakan hasil penelitian akan keluar sekitar satu hingga dua minggu ke depan," demikian mantan Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Gumas ini.

Baca juga: Disdikpora Gunung Mas persiapkan SD hadapi ANBK

Baca juga: Legislator Gumas: Kaum perempuan harus lebih berperan dalam pembangunan

Pewarta : Chandra
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024