Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat memperkuat peran organisasi ini, khususnya dalam membentengi umat Islam dari pengaruh-pengaruh negatif yang muncul.
"Kita ketahui bersama era digital ini serba instan dan budaya-budaya dari luar dengan mudah masuk ke masyarakat kita. Majelis Ulama Indonesia menjadi wadah untuk membentengi umat Islam dari pengaruh buruk tersebut," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Harapan itu disampaikan Halikinnor saat menghadiri rapat koordinasi dan konsultasi MUI kecamatan se-Kotawaringin Timur. Turut hadir mendampingi Wakil Bupati Irawati.
Halikinnor menyebutkan kegiatan ini sangat penting bagi MUI untuk menyikapi perkembangan situasi nasional, daerah dan masyarakat. Perkembangan yang terjadi menjadi bahan pembahasan dalam rangka meningkatkan peran MUI di tengah umat.
Bagi pemerintah, keberadaan MUI yang tersebar hingga ke kecamatan, sangat membantu, khususnya dalam hal pembinaan umat Islam. Bahkan MUI juga dapat berperan lebih luas lagi pada hal-hal lain menyangkut kepentingan masyarakat.
"Makanya semua diundang dari kecamatan. Mudah-mudahan apa yang dihasilkan hari ini juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah sehingga membuat kebijakan yang tepat, khususnya terkait upaya membentengi umat terhadap hal-hal yang tidak baik atau negatif itu," ujar Halikinnor.
Dalam kesempatan itu Halikinnor juga menyampaikan keseriusan pemerintah daerah dalam membantu bidang keagamaan, seperti perlengkapan penyelenggaraan jenazah oleh fardu kifayah seperti tenda, mesin pompa air, pengeras suara dan lainnya.
Pemerintah daerah juga mengupayakan insentif untuk guru mengaji. Saat ini sedang dilakukan pendataan jumlah dan sebaran guru ngaji, termasuk pemenuhan guru ngaji bagi lingkungan yang membutuhkannya.
Sementara itu Ketua MUI Kotawaringin Timur KH Amrullah Hadi mengatakan, kegiatan ini untuk mengonsultasikan masalah-masalah yang dihadapi MUI di setiap kecamatan.
Baca juga: Bupati Kotim dukung pengembangan RRI
Kegiatan ini baru bisa kembali dilaksanakan lantaran sebelumnya kondisi tidak memungkinkan akibat pandemi COVID-19. Saat ini pun pelaksanaan kegiatan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Menurut Amrullah, ada hal-hal yang perlu dibahas bersama terkait perkembangan situasi di tengah masyarakat. Hal ini agar MUI memiliki pandangan yang sama dalam menyikapi permasalahan yang muncul.
"Apalagi sekarang di media sosial itu muncul bermacam-macam informasi, contohnya informasi yang keliru terkait vaksin sehingga meresahkan masyarakat, khususnya umat Islam, misalnya terkait kehalalan vaksin. MUI juga harus memberi pemahaman kepada masyarakat terkait hal-hal seperti ini," kata ulama yang pernah menjabat Wakil Bupati Kotawaringin Timur ini.
Amrullah meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi-informasi yang tidak jelas. Dalam hal vaksin yang digunakan, dia meyakinkan bahwa semua telah melalui pembahasan oleh MUI Pusat sehingga dinyatakan halal.
Baca juga: Bupati Kotim resmikan 'Sampit Creative Hub' dukung pencapaian Smart City
"Kita ketahui bersama era digital ini serba instan dan budaya-budaya dari luar dengan mudah masuk ke masyarakat kita. Majelis Ulama Indonesia menjadi wadah untuk membentengi umat Islam dari pengaruh buruk tersebut," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Harapan itu disampaikan Halikinnor saat menghadiri rapat koordinasi dan konsultasi MUI kecamatan se-Kotawaringin Timur. Turut hadir mendampingi Wakil Bupati Irawati.
Halikinnor menyebutkan kegiatan ini sangat penting bagi MUI untuk menyikapi perkembangan situasi nasional, daerah dan masyarakat. Perkembangan yang terjadi menjadi bahan pembahasan dalam rangka meningkatkan peran MUI di tengah umat.
Bagi pemerintah, keberadaan MUI yang tersebar hingga ke kecamatan, sangat membantu, khususnya dalam hal pembinaan umat Islam. Bahkan MUI juga dapat berperan lebih luas lagi pada hal-hal lain menyangkut kepentingan masyarakat.
"Makanya semua diundang dari kecamatan. Mudah-mudahan apa yang dihasilkan hari ini juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah sehingga membuat kebijakan yang tepat, khususnya terkait upaya membentengi umat terhadap hal-hal yang tidak baik atau negatif itu," ujar Halikinnor.
Dalam kesempatan itu Halikinnor juga menyampaikan keseriusan pemerintah daerah dalam membantu bidang keagamaan, seperti perlengkapan penyelenggaraan jenazah oleh fardu kifayah seperti tenda, mesin pompa air, pengeras suara dan lainnya.
Pemerintah daerah juga mengupayakan insentif untuk guru mengaji. Saat ini sedang dilakukan pendataan jumlah dan sebaran guru ngaji, termasuk pemenuhan guru ngaji bagi lingkungan yang membutuhkannya.
Sementara itu Ketua MUI Kotawaringin Timur KH Amrullah Hadi mengatakan, kegiatan ini untuk mengonsultasikan masalah-masalah yang dihadapi MUI di setiap kecamatan.
Baca juga: Bupati Kotim dukung pengembangan RRI
Kegiatan ini baru bisa kembali dilaksanakan lantaran sebelumnya kondisi tidak memungkinkan akibat pandemi COVID-19. Saat ini pun pelaksanaan kegiatan tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Menurut Amrullah, ada hal-hal yang perlu dibahas bersama terkait perkembangan situasi di tengah masyarakat. Hal ini agar MUI memiliki pandangan yang sama dalam menyikapi permasalahan yang muncul.
"Apalagi sekarang di media sosial itu muncul bermacam-macam informasi, contohnya informasi yang keliru terkait vaksin sehingga meresahkan masyarakat, khususnya umat Islam, misalnya terkait kehalalan vaksin. MUI juga harus memberi pemahaman kepada masyarakat terkait hal-hal seperti ini," kata ulama yang pernah menjabat Wakil Bupati Kotawaringin Timur ini.
Amrullah meminta masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi-informasi yang tidak jelas. Dalam hal vaksin yang digunakan, dia meyakinkan bahwa semua telah melalui pembahasan oleh MUI Pusat sehingga dinyatakan halal.
Baca juga: Bupati Kotim resmikan 'Sampit Creative Hub' dukung pencapaian Smart City