Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berharap gelombang ketiga pandemi COVID-19 tidak sampai terjadi, termasuk di daerah ini.
"Mudahan gelombang ketiga tidak terjadi karena gelombang ketiga ini adalah varian baru dari luar negeri. Sejumlah bandara internasional juga dilakukan pengawasan ketat. Dan mereka pendatang juga dilakukan karantina," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Rabu.
Saat ini kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur terus berkurang. Hingga Rabu siang, tersisa delapan penderita COVID-19 yang tersebar di tiga kecamatan yakni Mentawa Baru Ketapang sebanyak tiga orang, Parenggean dua orang dan Teluk Sampit satu orang.
Dari jumlah tersebut, hanya satu orang yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit karena menderita gejala sedang. Sementara itu tujuh orang penderita COVID-19 lainnya menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tidak kendur dan tidak abai dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Masih adanya penderita COVID-19 menandakan potensi penularan virus mematikan itu masih ada dan harus diwaspadai.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan secara disiplin juga untuk mencegah kembali melonjaknya kasus COVID-19. Beberapa pihak menyebut gelombang ketiga pandemi COVID-19 rawan terjadi di Indonesia pada Desember nanti.
Untuk itu masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Dilonggarkannya berbagai kegiatan melandainya kasus COVID-19, tetap harus disertai penerapan protokol kesehatan secara ketat agar kasusnya tidak kembali meningkat.
Baca juga: Pembahasan Raperda Ketertiban Umum Kotim akhirnya rampung
Umar menyebutkan, saat ini Kotawaringin Timur berada di level 2 terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Daerah ini harus berjuang jika ingin menurunkan menjadi level 1 karena salah satu syaratnya adalah capaian vaksinasi minimal 50 persen, sementara capaian saat ini baru sekitar 36 persen.
Pemerintah daerah berharap pasokan vaksin dari pemerintah provinsi ke Kotawaringin Timur semakin lancar dan terus ditambah sehingga vaksinasi bisa dioptimalkan lagi. Menurutnya pencapaian target vaksinasi tergantung pasokan vaksin karena antusias masyarakat sangat tinggi namun jumlah vaksin yang diterima masih jauh lebih kecil dari kebutuhan.
"Perbedaan level 1 dan 2 yaitu kegiatan masyarakat masih 50 persen dan perjalanan angkutan udara pakai PCR untuk level 2, sementara level 1 hanya pakai antigen," jelas Umar.
Umar mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, terlebih saat kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak seperti peringatan maulid maupun kegiatan lainnya.
Pemerintah sudah memperbolehkan kegiatan mengumpulkan orang banyak namun dengan catatan bahwa protokol kesehatan tetap wajib dijalankan sesuai aturan.
Baca juga: Inspektorat Kotim jadi harapan pencegahan dini pelanggaran hukum
"Mudahan gelombang ketiga tidak terjadi karena gelombang ketiga ini adalah varian baru dari luar negeri. Sejumlah bandara internasional juga dilakukan pengawasan ketat. Dan mereka pendatang juga dilakukan karantina," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Rabu.
Saat ini kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur terus berkurang. Hingga Rabu siang, tersisa delapan penderita COVID-19 yang tersebar di tiga kecamatan yakni Mentawa Baru Ketapang sebanyak tiga orang, Parenggean dua orang dan Teluk Sampit satu orang.
Dari jumlah tersebut, hanya satu orang yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit karena menderita gejala sedang. Sementara itu tujuh orang penderita COVID-19 lainnya menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat tidak kendur dan tidak abai dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Masih adanya penderita COVID-19 menandakan potensi penularan virus mematikan itu masih ada dan harus diwaspadai.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan secara disiplin juga untuk mencegah kembali melonjaknya kasus COVID-19. Beberapa pihak menyebut gelombang ketiga pandemi COVID-19 rawan terjadi di Indonesia pada Desember nanti.
Untuk itu masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Dilonggarkannya berbagai kegiatan melandainya kasus COVID-19, tetap harus disertai penerapan protokol kesehatan secara ketat agar kasusnya tidak kembali meningkat.
Baca juga: Pembahasan Raperda Ketertiban Umum Kotim akhirnya rampung
Umar menyebutkan, saat ini Kotawaringin Timur berada di level 2 terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Daerah ini harus berjuang jika ingin menurunkan menjadi level 1 karena salah satu syaratnya adalah capaian vaksinasi minimal 50 persen, sementara capaian saat ini baru sekitar 36 persen.
Pemerintah daerah berharap pasokan vaksin dari pemerintah provinsi ke Kotawaringin Timur semakin lancar dan terus ditambah sehingga vaksinasi bisa dioptimalkan lagi. Menurutnya pencapaian target vaksinasi tergantung pasokan vaksin karena antusias masyarakat sangat tinggi namun jumlah vaksin yang diterima masih jauh lebih kecil dari kebutuhan.
"Perbedaan level 1 dan 2 yaitu kegiatan masyarakat masih 50 persen dan perjalanan angkutan udara pakai PCR untuk level 2, sementara level 1 hanya pakai antigen," jelas Umar.
Umar mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, terlebih saat kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak seperti peringatan maulid maupun kegiatan lainnya.
Pemerintah sudah memperbolehkan kegiatan mengumpulkan orang banyak namun dengan catatan bahwa protokol kesehatan tetap wajib dijalankan sesuai aturan.
Baca juga: Inspektorat Kotim jadi harapan pencegahan dini pelanggaran hukum