Sukamara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, komitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting, guna memenuhi target nasional secara berkesinambungan sekaligus menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif.
Bupati Sukamara Windu Subagio di Sukamara, Jumat, mengatakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada seribu hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai pada saat masih dalam kandungan.
"Hal ini tentunya berpotensi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak, yang juga akan memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya," ucapnya.
Dia pun menegaskan berbagai upaya dilakukan dalam penanganan penurunan stunting dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus, untuk memastikan bahwa prevalensi stunting tidak meningkat dan tidak terulang di masa yang akan datang.
"Kita harus menekan angka prevalensi stunting di wilayah ini, tujuannya agar terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif, sehingga mampu bersaing di masa yang akan datang," imbuhnya.
Windu menjelaskan, dalam penurunan stunting, tentunya membutuhkan tanggung jawab lintas sektor. Supaya penurunan stunting tercapai secara efektif dan efisien yakni, perlu dilakukan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting (KP2S) sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Baca juga: Pemkab Sukamara minta perusahaan tingkatkan perlindungan tenaga kerja
"Angka prevalensi stunting di wilayah ini mencapai 16,27 persen. Sedangkan, untuk target nasional pada Tahun 2024 lalu kurang dari 14 persen, untuk itulah kita harus terus berupaya menurunkan prevalensi stunting ini," harap Windu.
Bupati Sukamara itu menjelaskan, dilaksanakannya rembuk stunting yang merupakan aksi ketiga dari KP2S sebagai deklarasi dan komitmen bersama antar pemangku kepentingan, untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di wilayah ini.
"Harapan saya, dengan adanya rembuk stunting, kita dapat selalu bersinergi, berkesinambungan dan berkelanjutan dalam rangka melakukan upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sukamara," ucapnya.
Selain itu, Windu berharap agar semua pihak memberikan kontribusi dan upaya yang maksimal dalam mendukung percepatan penurunan stunting, sesuai dengan tupoksinya masing – masing.
Disampaikan juga untuk tetap patuhi protokol kesehatan, karena diri kita dan masyarakat seluruhnya adalah garda terdepan dalam upaya penanganan penyebaran COVID-19.
Baca juga: Masyarakat Sukamara diminta tetap mewaspadai penularan COVID-19
Baca juga: Bupati Sukamara sampaikan empat raperda kepada DPRD
Bupati Sukamara Windu Subagio di Sukamara, Jumat, mengatakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada seribu hari pertama kehidupan (HPK) yang dimulai pada saat masih dalam kandungan.
"Hal ini tentunya berpotensi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak, yang juga akan memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya," ucapnya.
Dia pun menegaskan berbagai upaya dilakukan dalam penanganan penurunan stunting dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus, untuk memastikan bahwa prevalensi stunting tidak meningkat dan tidak terulang di masa yang akan datang.
"Kita harus menekan angka prevalensi stunting di wilayah ini, tujuannya agar terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif, sehingga mampu bersaing di masa yang akan datang," imbuhnya.
Windu menjelaskan, dalam penurunan stunting, tentunya membutuhkan tanggung jawab lintas sektor. Supaya penurunan stunting tercapai secara efektif dan efisien yakni, perlu dilakukan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting (KP2S) sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Baca juga: Pemkab Sukamara minta perusahaan tingkatkan perlindungan tenaga kerja
"Angka prevalensi stunting di wilayah ini mencapai 16,27 persen. Sedangkan, untuk target nasional pada Tahun 2024 lalu kurang dari 14 persen, untuk itulah kita harus terus berupaya menurunkan prevalensi stunting ini," harap Windu.
Bupati Sukamara itu menjelaskan, dilaksanakannya rembuk stunting yang merupakan aksi ketiga dari KP2S sebagai deklarasi dan komitmen bersama antar pemangku kepentingan, untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di wilayah ini.
"Harapan saya, dengan adanya rembuk stunting, kita dapat selalu bersinergi, berkesinambungan dan berkelanjutan dalam rangka melakukan upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sukamara," ucapnya.
Selain itu, Windu berharap agar semua pihak memberikan kontribusi dan upaya yang maksimal dalam mendukung percepatan penurunan stunting, sesuai dengan tupoksinya masing – masing.
Disampaikan juga untuk tetap patuhi protokol kesehatan, karena diri kita dan masyarakat seluruhnya adalah garda terdepan dalam upaya penanganan penyebaran COVID-19.
Baca juga: Masyarakat Sukamara diminta tetap mewaspadai penularan COVID-19
Baca juga: Bupati Sukamara sampaikan empat raperda kepada DPRD