Sampit (ANTARA) - Umat Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menggelar ritual "mamapas lewu, manampung sahur dan manggantung sahur" untuk mendoakan segala kebaikan bagi daerah, khususnya agar pandemi COVID-19 segera berakhir.
"Ritual ini merupakan permohonan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kita, khususnya di Kotawaringin Timur selalu dilindungi dari yang tidak baik, terutama saat ini pandemi COVID-19 serta musibah apapun," kata Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kotawaringin Timur, Rena di Sampit, Senin.
Ritual "mamapas lewu, manampung sahur dan manggantung sahur" dilaksanakan di halaman Balai Basarah Penyang Hatampung di Jalan Jenderal Sudirman km 2,7 Sampit. Ini sedikit berbeda karena tahun-tahun sebelumnya kegiatan serupa digelar di Taman Miniatur Budaya di Jalan Karang Taruna yang lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari Balai Basarah tersebut.
Rena menjelaskan, "mamapas lewu" merupakan ritual membersihkan kampung halaman dari hal-hal tidak baik dan tidak diinginkan. Kegiatan kali ini juga disertai "manampung sahur dan manggantung sahur" yakni agar semua doa bisa terkabul dan membawa kebaikan seluruh umat beragama.
Saat pembacaan doa, tokoh perwakilan semua agama tampil membacakan doa secara bergantian sesuai agama masing-masing. Hal ini menggambarkan kerukunan dan harapan bersama agar daerah ini selalu aman dan damai serta segera terbebas dari pandemi COVID-19.
Acara diisi ritual penombakan dan pemotongan sapi. Selanjutnya dilakukan pembacaan doa sambil berkeliling kota sebagai simbol membersihkan daerah ini dari hal-hal negatif.
Rena mengatakan, ritual ini dikemas dengan menarik dengan harapan juga mendukung sektor pariwisata. Dia berharap pemerintah terus memberi dukungan sehingga pelaksanaan setiap tahunnya lebih baik dan mampu menarik minat wisatawan.
Rena menyampaikan terima kasihnya atas perhatian pemerintah daerah kepada umat Hindu Kaharingan, salah satunya dengan digelarnya ritual tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang membangun Balai Hindu Kaharingan Center yang diharapkan juga dapat dibantu oleh pemerintah daerah.
"Tanah bangunan ini belum dihibahkan oleh pemerintah daerah sehingga belum bisa dibuat sertifikat karena hanya pinjam pakai. Kami berharap dihibahkan kepada Hindu Kaharingan. Kami juga meminta bantuan guru honorer agama Hindu Kaharingan serta perbaikan SMK Bakti Mulia yang ada di sini," harap Rena.
Baca juga: DPRD Kotim setujui dua raperda keuangan
Sementara itu, Bupati Halikinnor sempat hadir saat pembukaan acara, namun dia kemudian minta izin meninggalkan tempat acara karena harus bertolak ke Palangka Raya untuk menghadiri acara yang tidak bisa diwakilkan.
Beberapa saat kemudian, Wakil Bupati Irawati hadir ke lokasi acara bersama sejumlah anggota DPRD Kotawaringin Timur. Mereka mengikuti acara hingga selesai.
"Pemerintah daerah berupaya keras terus membantu kegiatan keagamaan semua agama, termasuk Hindu Kaharingan. Apa yang menjadi harapan umat Hindu Kaharingan akan saya sampaikan kepada bupati. Mudah-mudahan semua bisa kita perjuangkan," demikian Irawati.
Irawati juga mengimbau seluruh masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 karena pandemi belum berakhir. Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga diharapkan mendukung optimalisasi vaksinasi COVID-19 dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi tersebut.
Baca juga: Dispora Kotim dorong peningkatan manajemen organisasi keolahragaan
"Ritual ini merupakan permohonan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kita, khususnya di Kotawaringin Timur selalu dilindungi dari yang tidak baik, terutama saat ini pandemi COVID-19 serta musibah apapun," kata Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan Kotawaringin Timur, Rena di Sampit, Senin.
Ritual "mamapas lewu, manampung sahur dan manggantung sahur" dilaksanakan di halaman Balai Basarah Penyang Hatampung di Jalan Jenderal Sudirman km 2,7 Sampit. Ini sedikit berbeda karena tahun-tahun sebelumnya kegiatan serupa digelar di Taman Miniatur Budaya di Jalan Karang Taruna yang lokasinya berjarak sekitar dua kilometer dari Balai Basarah tersebut.
Rena menjelaskan, "mamapas lewu" merupakan ritual membersihkan kampung halaman dari hal-hal tidak baik dan tidak diinginkan. Kegiatan kali ini juga disertai "manampung sahur dan manggantung sahur" yakni agar semua doa bisa terkabul dan membawa kebaikan seluruh umat beragama.
Saat pembacaan doa, tokoh perwakilan semua agama tampil membacakan doa secara bergantian sesuai agama masing-masing. Hal ini menggambarkan kerukunan dan harapan bersama agar daerah ini selalu aman dan damai serta segera terbebas dari pandemi COVID-19.
Acara diisi ritual penombakan dan pemotongan sapi. Selanjutnya dilakukan pembacaan doa sambil berkeliling kota sebagai simbol membersihkan daerah ini dari hal-hal negatif.
Rena mengatakan, ritual ini dikemas dengan menarik dengan harapan juga mendukung sektor pariwisata. Dia berharap pemerintah terus memberi dukungan sehingga pelaksanaan setiap tahunnya lebih baik dan mampu menarik minat wisatawan.
Rena menyampaikan terima kasihnya atas perhatian pemerintah daerah kepada umat Hindu Kaharingan, salah satunya dengan digelarnya ritual tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang membangun Balai Hindu Kaharingan Center yang diharapkan juga dapat dibantu oleh pemerintah daerah.
"Tanah bangunan ini belum dihibahkan oleh pemerintah daerah sehingga belum bisa dibuat sertifikat karena hanya pinjam pakai. Kami berharap dihibahkan kepada Hindu Kaharingan. Kami juga meminta bantuan guru honorer agama Hindu Kaharingan serta perbaikan SMK Bakti Mulia yang ada di sini," harap Rena.
Baca juga: DPRD Kotim setujui dua raperda keuangan
Sementara itu, Bupati Halikinnor sempat hadir saat pembukaan acara, namun dia kemudian minta izin meninggalkan tempat acara karena harus bertolak ke Palangka Raya untuk menghadiri acara yang tidak bisa diwakilkan.
Beberapa saat kemudian, Wakil Bupati Irawati hadir ke lokasi acara bersama sejumlah anggota DPRD Kotawaringin Timur. Mereka mengikuti acara hingga selesai.
"Pemerintah daerah berupaya keras terus membantu kegiatan keagamaan semua agama, termasuk Hindu Kaharingan. Apa yang menjadi harapan umat Hindu Kaharingan akan saya sampaikan kepada bupati. Mudah-mudahan semua bisa kita perjuangkan," demikian Irawati.
Irawati juga mengimbau seluruh masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 karena pandemi belum berakhir. Tokoh agama dan tokoh masyarakat juga diharapkan mendukung optimalisasi vaksinasi COVID-19 dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vaksinasi tersebut.
Baca juga: Dispora Kotim dorong peningkatan manajemen organisasi keolahragaan