Sampit (ANTARA) - Umat Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menggelar ritual Mamapas Lewu dan Manampung Sahur untuk menyambut berakhirnya tahun 2023, bertujuan untuk membersihkan daerah ini dari hal-hal negatif.
“Ritual ini bertujuan untuk membersihkan daerah kita dari hal-hal yang tidak baik, entah itu yang dilakukan manusia maupun roh gaib,” kata Ketua Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MDAHK) Kotim, Rena di Sampit, Jumat.
Mamapas Lewu dan Manampung Sahur digelar di halaman Balai Basarah Penyang Hatampung, Jalan Jenderal Sudirman Km 2,5, Sampit. Dipimpin oleh 7 basir atau pemimpin upacara ritual.
Wakil Bupati Kotim Irawati membuka secara resmi acara tersebut sekaligus melepas rombongan yang melakukan ritual dengan berkeliling Kota Sampit.
Turut hadir dalam acara itu perwakilan PHDI Kalteng, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan Camat.
Rena menyebutkan, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang digelar oleh MDAHK Kotim yang sumber dananya dari pemerintah daerah.
Acara dimulai dengan doa bersama perwakilan lintas agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Konghucu, dan Hindu Kaharingan.
Dalam ritual Mamapas Lewu dan Manampung Sahur, mereka memanjatkan doa-doa dan memohon agar Tuhan Yang Maha Kuasa atau yang mereka sebut Ranying Hatalla Langit agar memberikan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan di dunia.
Selanjutnya, kegiatan utama adalah berkeliling Kota Sampit menggunakan mobil sambil membaca doa agar daerah terhindar dari segala bencana dan hal buruk.
Rute yang dilewati mulai dari Balai Basarah Penyang Hatampung Jalan Jenderal Sudirman menuju Jalan Tjilik Riwut, lalu Jalan Desmon Ali, Jalan Hasan Mansyur, kemudian berakhir di pelabuhan.
Baca juga: Pemkab Kotim pastikan tidak menggelar pesta malam pergantian tahun
“Sampai di pelabuhan rombongan akan menaiki perahu wisata untuk melarung atau menghanyutkan Balai Samba Buruk, sebagai simbol bahwa segala hal buruk dan tidak baik kita buang jauh-jauh,” lanjutnya.
Uniknya, tahun ini MDAHK Kotim berkolaborasi dengan Kabupaten Gunung Mas dalam penyelenggaraan ritual Mamapas Lewu dan Manampung Sahur.
Rena menyebut, kolaborasi ini sebagai bentuk toleransi sesama umat beragama, tidak ada perbedaan dari kabupaten atau daerah manapun selama tujuannya sama, hal ini dianggap sebagai bentuk keharmonisan umat Hindu Kaharingan dari berbagai daerah.
Ia menambahkan, pada kesempatan ini mereka juga memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan lancar, aman, dan kondusif, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Timur.
“Semoga pemilu berjalan lancar, begitu juga petugas yang melaksanakan kegiatan di TPS diberikan kesehatan dan kekuatan, serta pemimpin yang terpilih nantinya menjadi pemimpin yang amanah,” demikian Rena.
Sementara itu, Irawati menyampaikan kegiatan Mamapas Lewu dan Manampung Sahur telah dimasukkan sebagai agenda tahunan oleh Pemkab Kotim.
Pemerintah daerah menyadari bahwa ritual ini upaya melestarikan dan mengembangkan budaya leluhur dan kearifan lokal masyarakat adat dayak, khususnya penganut agama Hindu Kaharingan, agar tidak punah tergerus perubahan zaman dan kemajuan teknologi.
“Selain itu, diharapkan kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat silaturahim dan kerukunan antar umat beragama maupun suku-suku yang ada di Kotim,” kara Irawati dalam sambutannya.
Ritual Mamapas Lewu dan Manampung Sahur juga diharapkan menjadi daya tarik wisata di Kotim, khususnya wisata budaya dan keagamaan. Ia berharap kegiatan ini bisa lebih meriah kedepannya agar dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Sehubungan dengan Pemilu 2024 yang semakin dekat, Irawati juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu menjaga ketenangan dan ketentraman di wilayah masing-masing. Ia berdoa agar Pemilu 2024 berjalan lancar tanpa gejolak yang memecah kedamaian masyarakat di Kotim.
Baca juga: Perlu acara rutin untuk tarik pengunjung PPM Sampit
Baca juga: Bupati Kotim rombak susunan pejabat di pengujung tahun
Baca juga: Penanganan perkara di PN Sampit capai 91,19 persen