Sampit (ANTARA) - Pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berharap pemerintah daerah menggelar acara secara rutin di lokasi itu agar dapat menarik minat pengunjung.
“Kalau bisa event dilaksanakan secara rutin supaya bisa menarik pengunjung. Karena kalau tidak ada event, pengunjungnya sepi apalagi pembeli,” kata salah seorang pedagang, Halimah, Jumat.
PPM Sampit merupakan salah satu ikon yang sempat menjadi pusat perekonomian masyarakat di Kotim, namun ni pasar tradisional semi modern ini terkesan mulai ditinggalkan.
PPM Sampit kian sepi pengunjung, akibatnya tak sedikit pedagang yang gulung tikar alias bangkrut karena omset yang menurun drastis, sementara sewa ruko terus berjalan. Kondisi ini bisa dilihat dari banyaknya ruko yang tutup, terutama di lantai dua.
Halimah menceritakan, sepinya pengunjung pusat perbelanjaan yang berlokasi di tepi Sungai Mentaya ini sudah dirasakan sejak beberapa tahun terakhir.
Munculnya retail-retail modern dan tren belanja online membuat persaingan pedagang semakin ketat. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 yang sempat menyebabkan krisis ekonomi.
“Kalau dulu sehari bisa dapat Rp1 juta, tapi sekarang Rp100 ribu saja sudah syukur, malah kadang-kadang jualan tidak laku sama sekali. Makanya, banyak pedagang di sini tutup karena omset turun jauh sekali,” kisahnya.
Menurut Halimah, salah satu cara untuk menarik minat warga untuk kembali berkunjung ke PPM Sampit adalah dengan rutin melaksanakan acara.
Baca juga: Bupati Kotim rombak susunan pejabat di pengujung tahun
Seperti acara peringatan Hari Ibu yang digelar Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kotim kemarin, Kamis (28/12), membuat suasana di PPM Sampit kembali hidup.
“Bagus sekali ada acara seperti itu, dengan pengunjung yang ramai mungkin ada satu atau dua orang yang tertarik belanja. Cuma saran saya harus diberi akses untuk pengunjung supaya bisa turun naik ke lantai dua,” ujarnya.
Dimulai dari peningkatan jumlah pengunjung diharapkan daya beli masyarakat di PPM Sampit pun akan meningkat. Mewakili pedagang PPM Sampit, Halimah berharap tahun 2024 menjadi kebangkitan untuk PPM Sampit.
Menanggapi permintaan pedagang itu, Bupati Kotim Halikinnor mengatakan akan mempertimbangkan agar organisasi perangkat daerah (OPD) dapat melaksanakan kegiatan di PPM Sampit.
“Nanti kita coba agar OPD lainnya bisa melaksanakan kegiatan di PPM Sampit, terutama Disperdagin. Dalam rangka memberdayakan sekaligus melihat apa saja yang kurang di PPM Sampit supaya bisa kita lengkapi,” ucapnya.
Halikinnor juga berencana membangun taman dan kafe di lantai atas PPM Sampit, serta meningkatkan fasilitasnya agar menghidupkan kembali pusat perbelanjaan tersebut.
Ia menambahkan, pemerintah daerah akan berupaya sebaik mungkin untuk mempertahankan PPM Sampit, karena bangunan itu adalah ikon pertama dan kebanggaan di Kotim.
Meskipun, hal itu tidak mudah dengan perkembangan zaman dan teknologi, namun ikon yang sempat menjadi simbol Kotim itu harus bisa dipertahankan.
Baca juga: Penanganan perkara di PN Sampit capai 91,19 persen
Baca juga: Bupati apresiasi kiprah perempuan Kotim bagi keluarga dan bangsa
Baca juga: Bupati Kotim ajak Gapki rumuskan solusi permasalahan perkebunan kelapa sawit