Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Pusat Kinerja Olahraga Universitas Florida melaporkan bahwa mengenakan sepatu hak tebal mungkin membuat pelari lebih rentan terhadap cedera, dibanding pada orang yang mengenakan sepatu kets datar
Ditulis laman Health, Kamis (9/1), sepatu datar memiliki efek yang lebih baik tentang bagaimana kaki mereka bergerak saat berlari, yang dapat mengurangi potensi cedera.
Penelitian yang dimasukkan dalam makalah Frontiers in Sports and Active Living yang diterbitkan pada bulan Desember ini meneliti data selama lebih dari enam tahun tentang riwayat cedera dan fitur jenis sepatu termasuk berat, bantalan, dan tinggi tumit, dari lebih dari 700 pelari berusia 12 hingga 77 tahun.
Mereka juga menggunakan treadmill khusus dan video penangkap gerak untuk menganalisis gaya berjalan dan meminta peserta untuk mengidentifikasi langkah kaki mereka saat berlari, yang mengacu pada cara kaki pertama kali menyentuh tanah.
Baca juga: Hindari penggunaan sepatu baru saat lomba lari
Mereka yang memakai sepatu kets hak tebal saat berlari memiliki tingkat cedera yang lebih tinggi. Pelari dengan hak yang lebih tebal juga tidak akurat dalam mengidentifikasi hentakan kaki mereka seperti pelari dengan sepatu yang lebih datar, yang mungkin menjadi faktor dalam tingkat cedera yang tinggi.
“Kami mengamati bahwa saat pelari berlari dengan tumit yang lebih tinggi, mereka mungkin memiliki firasat keliru bahwa kaki depan yang pertama kali menginjak dan sering kali percaya bahwa mereka adalah 'pemukul kaki depan',” kata Heather K. Vincent, PhD, direktur Pusat Kinerja Olahraga UF Health dan penulis utama studi tersebut, kepada Health.
Lori Diamos, PT, spesialis gerakan fungsional, kepada Health mengatakan kekeliruan di mana tumit kaki yang sebenarnya menginjak tanah lebih dulu, yang dapat mengakibatkan cedera.
Baca juga: ASICS luncurkan sepatu lari dengan mayoritas material daur ulang
Sepatu lari dengan busa tebal dapat menantang keseimbangan dan kendali, sehingga melemahkan kemampuan tubuh untuk merasakan reaksi terhadap tanah.
“Hal ini memaksa Anda untuk lebih mengandalkan sepatu untuk stabilitas daripada otot dan sendi, sehingga meningkatkan risiko cedera seperti terkilirnya pergelangan kaki atau nyeri lutut,” kata Diamos.
Meskipun ada hubungan antara sepatu kets bertumit tebal dan cedera, para peneliti menekankan bahwa mereka masih belum tahu apakah jenis sepatu ini benar-benar menyebabkan cedera.
Baca juga: New Balance luncurkan sepatu SuperComp Elite V3 untuk pecinta maraton
Meskipun penelitian lain yang lebih kecil juga menunjukkan bahwa tinggi tumit dan gerakan kaki dapat memengaruhi cedera saat berlari, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan kemungkinan hubungan kausal.
Emma Anderson, pelatih pribadi besertifikat dan pelatih ilmu olahraga menyarankan mencari sepatu yang disesuaikan dengan tipe kaki, nyaman, tahan lama dan juga menyerap keringat serta fleksibel.
Sepatu yang tepat tidak akan mengubah gaya berlari dan pastikan memiliki cukup ruang agar jari-jari kaki tidak terjepit.
Secara umum, para ahli menyarankan untuk memulai dengan perlahan. Lakukan lari jarak pendek dengan sepatu baru dan simpan sepatu lama agar Anda dapat bergantian menggunakannya selama beberapa minggu.
Baca juga: Pentingnya memilih sepatu yang tepat untuk lari
Baca juga: Adidas hadirkan Solarglide 5 untuk kenyamanan lari sehari- hari
Baca juga: Waktu yang tepat untuk beli sepatu lari baru