Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Parimus mengajak masyarakat memanfaatkan lahan telantar untuk ditanami sehingga bisa membawa manfaat untuk menambah pendapatan.
"Sayang kalau dibiarkan telantar. Lebih baik dimanfaatkan, misalnya ditanami kelapa sawit atau tanaman hortikultura. Potensinya cukup besar dan bisa meningkatkan kesejahteraan," kata Parimus di Sampit, Kamis.
Politisi yang merupakan Ketua Fraksi Demokrat menilai saat ini masih banyak lahan telantar di Kotawaringin Timur. Pemilik lahan disarankan untuk memanfaatkannya agar lahan menjadi produktif.
Selain bisa menghasilkan, pemanfaatan lahan tidur juga dapat mencegah kebakaran lahan yang biasanya rawan terjadi saat musim kemarau. Pemanfaatan lahan bisa dimulai sesuai kemampuan warga dan bisa secara bertahap.
Masyarakat diimbau tidak terlena. Potensi-potensi yang ada harus dioptimalkan demi meningkatkan perekonomian dan masa depan keluarga, salah satunya dengan cara memanfaatkan lahan telantar.
Kondisi tanah di Kotawaringin Timur dinilai cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman, meski sebagian merupakan tanah gambut. Potensi ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat, khususnya warga yang memiliki tanah.
Baca juga: Pengadilan Negeri Sampit raih penghargaan layanan penyandang disabilitas
Terlebih, saat ini banyak program bantuan yang dilaksanakan pemerintah untuk mendorong peningkatan sektor pertanian. Parimus juga mengapresiasi program bantuan ekskavator multifungsi oleh pemerintah daerah untuk kecamatan karena dinilai bermanfaat untuk membantu petani membuka lahan, merawat jalan, irigasi dan lainnya.
Tahun ini sudah ada tiga kecamatan yang menerima bantuan alat berat tersebut. Parimus berharap tahun 2022 bantuan serupa sudah direalisasikan merata di seluruh kecamatan.
Menurut Parimus, pertanian sangat besar potensinya dalam meningkatkan pendapatan. Misalnya dengan memiliki dua hektare kebun kelapa sawit, jika sudah panen maka warga bisa mendapatkan penghasilan Rp4 juta per bulan, bahkan lebih.
”Jangan sampai orang lokal tidak punya kebun karena kurangnya mempersiapkan diri untuk ke depan, saya ingin masyarakat lokal sebenarnya sejahtera paling tidak terjamin untuk kehidupannya di masa mendatang,” demikian Parimus.
Baca juga: Bayi ditemukan di semak-semak telantar 28 jam setelah dilahirkan di lokasi
"Sayang kalau dibiarkan telantar. Lebih baik dimanfaatkan, misalnya ditanami kelapa sawit atau tanaman hortikultura. Potensinya cukup besar dan bisa meningkatkan kesejahteraan," kata Parimus di Sampit, Kamis.
Politisi yang merupakan Ketua Fraksi Demokrat menilai saat ini masih banyak lahan telantar di Kotawaringin Timur. Pemilik lahan disarankan untuk memanfaatkannya agar lahan menjadi produktif.
Selain bisa menghasilkan, pemanfaatan lahan tidur juga dapat mencegah kebakaran lahan yang biasanya rawan terjadi saat musim kemarau. Pemanfaatan lahan bisa dimulai sesuai kemampuan warga dan bisa secara bertahap.
Masyarakat diimbau tidak terlena. Potensi-potensi yang ada harus dioptimalkan demi meningkatkan perekonomian dan masa depan keluarga, salah satunya dengan cara memanfaatkan lahan telantar.
Kondisi tanah di Kotawaringin Timur dinilai cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman, meski sebagian merupakan tanah gambut. Potensi ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat, khususnya warga yang memiliki tanah.
Baca juga: Pengadilan Negeri Sampit raih penghargaan layanan penyandang disabilitas
Terlebih, saat ini banyak program bantuan yang dilaksanakan pemerintah untuk mendorong peningkatan sektor pertanian. Parimus juga mengapresiasi program bantuan ekskavator multifungsi oleh pemerintah daerah untuk kecamatan karena dinilai bermanfaat untuk membantu petani membuka lahan, merawat jalan, irigasi dan lainnya.
Tahun ini sudah ada tiga kecamatan yang menerima bantuan alat berat tersebut. Parimus berharap tahun 2022 bantuan serupa sudah direalisasikan merata di seluruh kecamatan.
Menurut Parimus, pertanian sangat besar potensinya dalam meningkatkan pendapatan. Misalnya dengan memiliki dua hektare kebun kelapa sawit, jika sudah panen maka warga bisa mendapatkan penghasilan Rp4 juta per bulan, bahkan lebih.
”Jangan sampai orang lokal tidak punya kebun karena kurangnya mempersiapkan diri untuk ke depan, saya ingin masyarakat lokal sebenarnya sejahtera paling tidak terjamin untuk kehidupannya di masa mendatang,” demikian Parimus.
Baca juga: Bayi ditemukan di semak-semak telantar 28 jam setelah dilahirkan di lokasi