Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan mengatakan ada kemungkinan seseorang tertular COVID-19 dan flu pada saat yang bersamaan. Namun, para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) masih menyelidiki seberapa umum kasus seperti ini dan seberapa serius masalah ini.
Baca juga: Waspada florona, gabungan virus corona dan influenza
Pakar penyakit menular di Vanderbilt University of Medicine, William Schaffner, MD, seperti dikutip dari Health, Rabu, mengatakan meskipun tidak ada data yang kuat tentang alasannya, namun ini bisa jadi karena musim flu tahun lalu jauh lebih ringan daripada musim sebelumnya.
Lalu, apakah lebih berbahaya jika terkena COVID-19 dan flu secara bersamaan? Untuk saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menjawab ini.
Tetapi, menurut CDC, COVID-19 dan flu bisa menimbulkan komplikasi serius, termasuk pneumonia, sepsis, kegagalan multi organ, peradangan pada jantung, otak, atau jaringan otot, gagal napas dan memburuknya kondisi medis kronis.
Sebuah tinjauan tahun 2021 terhadap lebih dari 100 penelitian, yang diterbitkan dalam PLOS ONE, menemukan pasien dengan koinfeksi memiliki peningkatan risiko kematian dan lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang hanya didiagnosis dengan COVID-19.
Baca juga: Apa bedanya influenza dengan flu biasa?
Selanjutnya, bagaimana bisa tahu jika Anda terkena COVID-19 dan flu? CDC mengungkapkan, karena gejala flu dan COVID-19 sangat mirip, maka tidak ada cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki satu, atau keduanya berdasarkan gejala saja.
Ini berarti satu-satunya cara untuk memastikannya yakni dengan melakukan tes untuk masing-masing virus, kata Schaffner.
Gejala COVID-19 dan flu bisa tumpang tindih meliputi demam, lelah, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri otot dan tubuh, sakit kepala, muntah dan diare serta perubahan atau hilangnya rasa atau bau (walaupun, ini lebih sering terjadi pada COVID-19).
Pakar kesehatan dari Johns Hopkins University School of Medicine, Anita Gupta, DO, menyarankan jika Anda mengalami gejala COVID-19 atau flu, maka segeralah menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
Bila Anda dinyatakan positif COVID-19 dan flu, Anda harus segera mengkarantina diri sendiri untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Opsi perawatan akan bergantung pada situasi Anda dan keputusan dokter.
Bagaimana agar Anda bisa melindungi diri dari COVID-19 dan flu? Pertama dan terpenting, Anda harus mendapatkan suntikan flu dan menyelesaikan rangkaian lengkap vaksin COVID-19 untuk melindungi diri Anda dan komunitas Anda dari kedua penyakit tersebut, kata Dr. Schaffner.
Kemudian, mereka yang memenuhi syarat untuk suntikan booster juga harus mendapatkannya sesegera mungkin.
Jika Anda belum mendapatkan vaksin flu dan vaksin COVID-19, CDC mengatakan tidak apa-apa untuk mendapatkan kedua vaksin secara bersamaan, untuk menghemat waktu.
Di sisi lain, tetaplah menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, terutama jika Anda tinggal di daerah penularan virus corona atau flu yang tinggi.
"Itulah cara terbaik bagi kita untuk melewati periode waktu ini," demikian saran Gupta.
Baca juga: Ini tips hindari penularan influenza
Baca juga: Tips hindari influenza selama liburan
Baca juga: Benarkah pilek bisa menular setelah masa inkubasi 2-3 hari?
Baca juga: Waspada florona, gabungan virus corona dan influenza
Pakar penyakit menular di Vanderbilt University of Medicine, William Schaffner, MD, seperti dikutip dari Health, Rabu, mengatakan meskipun tidak ada data yang kuat tentang alasannya, namun ini bisa jadi karena musim flu tahun lalu jauh lebih ringan daripada musim sebelumnya.
Lalu, apakah lebih berbahaya jika terkena COVID-19 dan flu secara bersamaan? Untuk saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menjawab ini.
Tetapi, menurut CDC, COVID-19 dan flu bisa menimbulkan komplikasi serius, termasuk pneumonia, sepsis, kegagalan multi organ, peradangan pada jantung, otak, atau jaringan otot, gagal napas dan memburuknya kondisi medis kronis.
Sebuah tinjauan tahun 2021 terhadap lebih dari 100 penelitian, yang diterbitkan dalam PLOS ONE, menemukan pasien dengan koinfeksi memiliki peningkatan risiko kematian dan lebih mungkin untuk dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mereka yang hanya didiagnosis dengan COVID-19.
Baca juga: Apa bedanya influenza dengan flu biasa?
Selanjutnya, bagaimana bisa tahu jika Anda terkena COVID-19 dan flu? CDC mengungkapkan, karena gejala flu dan COVID-19 sangat mirip, maka tidak ada cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki satu, atau keduanya berdasarkan gejala saja.
Ini berarti satu-satunya cara untuk memastikannya yakni dengan melakukan tes untuk masing-masing virus, kata Schaffner.
Gejala COVID-19 dan flu bisa tumpang tindih meliputi demam, lelah, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri otot dan tubuh, sakit kepala, muntah dan diare serta perubahan atau hilangnya rasa atau bau (walaupun, ini lebih sering terjadi pada COVID-19).
Pakar kesehatan dari Johns Hopkins University School of Medicine, Anita Gupta, DO, menyarankan jika Anda mengalami gejala COVID-19 atau flu, maka segeralah menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
Bila Anda dinyatakan positif COVID-19 dan flu, Anda harus segera mengkarantina diri sendiri untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Opsi perawatan akan bergantung pada situasi Anda dan keputusan dokter.
Bagaimana agar Anda bisa melindungi diri dari COVID-19 dan flu? Pertama dan terpenting, Anda harus mendapatkan suntikan flu dan menyelesaikan rangkaian lengkap vaksin COVID-19 untuk melindungi diri Anda dan komunitas Anda dari kedua penyakit tersebut, kata Dr. Schaffner.
Kemudian, mereka yang memenuhi syarat untuk suntikan booster juga harus mendapatkannya sesegera mungkin.
Jika Anda belum mendapatkan vaksin flu dan vaksin COVID-19, CDC mengatakan tidak apa-apa untuk mendapatkan kedua vaksin secara bersamaan, untuk menghemat waktu.
Di sisi lain, tetaplah menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, terutama jika Anda tinggal di daerah penularan virus corona atau flu yang tinggi.
"Itulah cara terbaik bagi kita untuk melewati periode waktu ini," demikian saran Gupta.
Baca juga: Ini tips hindari penularan influenza
Baca juga: Tips hindari influenza selama liburan
Baca juga: Benarkah pilek bisa menular setelah masa inkubasi 2-3 hari?