Sampit (ANTARA) - Lonjakan penularan COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dinilai karena sudah terjadi transmisi lokal sehingga peningkatannya cukup signifikan.
"Kalau melihat polanya sekarang penyebarannya diawal oleh pelaku perjalanan, namun kini sudah masuk pada transmisi lokal. Dari 12 sampel diperiksa dan ada dua yang positif. Itu baru di sekolah. Berarti klasternya sudah klaster pendidikan. Klaster sekolah. Di masyarakat biasanya lebih tinggi lagi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi saat menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 di Sampit, Jumat.
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan, kata Umar, saat ini terjadi gelombang ketiga penularan COVID-19 di Indonesia, termasuk di Kotawaringin Timur. Semua tidak menyangka setelah melandai sejak November 2021, kini COVID-19 muncul lagi di akhir Januari 2022.
Tren kenaikan kasus akhir Januari ke awal Februari cukup signifikan yaitu sekitar 200 persen. Penularan COVID-19 saat ini sudah menyerang masyarakat umum, lansia, hingga juga tenaga kesehatan. Bahkan kini muncul klaster sekolah hingga sejumlah sekolah menghentikan sementara pembelajaran tatap muka.
Hasil pemeriksaan acak swab PCR (polymerase chain reaction) di 20 sekolah tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan 21 sampel, ditemukan dua pelajar terkonfirmasi COVID-19. Dua pelajar itu adalah seorang murid Sekolah Dasar dan seorang siswa Sekolah Menengah Atas.
Hasil tersebut sudah disampaikan kepada sekolah masing-masing. Hari ini Dinas Kesehatan juga mengirim surat kepada Dinas Pendidikan terkait hasil pemeriksaan tersebut agar mengambil langkah-langkah pencegahan COVID-19 di sekolah dengan standar protokol kesehatan.
Dinas Kesehatan akan melakukan pelacakan terkait ditemukannya dua pelajar terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut. Pihaknya berharap jangan sampai klaster sekolah ini memicu meningkatnya tren kasus di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kiprah Persagi bantu tingkatkan kesehatan masyarakat
Terkait kelangsungan pembelajaran tatap muka (PTM), Dinas Kesehatan menyerahkan kepada Dinas Pendidikan dan satuan pendidikan masing-masing. Hal itu lantaran Dinas Pendidikan sudah ada acuan standar dalam menyikapi situasi ini.
"Kalau ada kasus, mereka sudah ada standar yang harus dilakukan. Makanya kami serahkan kepada mereka apakah sekolah diliburkan atau seperti apa," tambah Umar.
Saat ini juga ada dua sekolah di Kotawaringin Timur yang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka sejak Rabu (9/2) lalu. MAN Kotawaringin Timur menghentikan PTM selama 14 hari karena delapan guru setempat terpapar COVID-19, sedangkan MTsN 1 Kotawaringin Timur menghentikan PTM selama empat hari dengan alasan mengantisipasi situasi saat ini.
Menurut Umar, rata-rata guru di Kotawaringin Timur dan murid SMP hingga SMA di Kotawaringin Timur sudah divaksinasi. Ironisnya, rata-rata yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini juga adalah mereka yang sudah divaksinasi, namun gejalanya lebih ringan.
Masyarakat diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19. Masyarakat juga diimbau mengikuti vaksinasi agar tidak mudah tertular virus mematikan tersebut.
"Memang tidak ada jaminan tidak tertular, tapi kalau sudah divaksinasi maka gejalanya tidak terlalu berat. Kami mengimbau sekolah mendukung vaksinasi. Penanganan COVID-19 tidak bisa hanya oleh tenaga kesehatan, tetapi perlu dukungan semua pihak," tambah Umar.
Baca juga: Perikanan jadi peluang meningkatkan ekonomi masyarakat Kotim di tengah pandemi
Baca juga: Pemeriksaan acak temukan dua pelajar di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya
"Kalau melihat polanya sekarang penyebarannya diawal oleh pelaku perjalanan, namun kini sudah masuk pada transmisi lokal. Dari 12 sampel diperiksa dan ada dua yang positif. Itu baru di sekolah. Berarti klasternya sudah klaster pendidikan. Klaster sekolah. Di masyarakat biasanya lebih tinggi lagi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi saat menghadiri peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 di Sampit, Jumat.
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan, kata Umar, saat ini terjadi gelombang ketiga penularan COVID-19 di Indonesia, termasuk di Kotawaringin Timur. Semua tidak menyangka setelah melandai sejak November 2021, kini COVID-19 muncul lagi di akhir Januari 2022.
Tren kenaikan kasus akhir Januari ke awal Februari cukup signifikan yaitu sekitar 200 persen. Penularan COVID-19 saat ini sudah menyerang masyarakat umum, lansia, hingga juga tenaga kesehatan. Bahkan kini muncul klaster sekolah hingga sejumlah sekolah menghentikan sementara pembelajaran tatap muka.
Hasil pemeriksaan acak swab PCR (polymerase chain reaction) di 20 sekolah tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan 21 sampel, ditemukan dua pelajar terkonfirmasi COVID-19. Dua pelajar itu adalah seorang murid Sekolah Dasar dan seorang siswa Sekolah Menengah Atas.
Hasil tersebut sudah disampaikan kepada sekolah masing-masing. Hari ini Dinas Kesehatan juga mengirim surat kepada Dinas Pendidikan terkait hasil pemeriksaan tersebut agar mengambil langkah-langkah pencegahan COVID-19 di sekolah dengan standar protokol kesehatan.
Dinas Kesehatan akan melakukan pelacakan terkait ditemukannya dua pelajar terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut. Pihaknya berharap jangan sampai klaster sekolah ini memicu meningkatnya tren kasus di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kiprah Persagi bantu tingkatkan kesehatan masyarakat
Terkait kelangsungan pembelajaran tatap muka (PTM), Dinas Kesehatan menyerahkan kepada Dinas Pendidikan dan satuan pendidikan masing-masing. Hal itu lantaran Dinas Pendidikan sudah ada acuan standar dalam menyikapi situasi ini.
"Kalau ada kasus, mereka sudah ada standar yang harus dilakukan. Makanya kami serahkan kepada mereka apakah sekolah diliburkan atau seperti apa," tambah Umar.
Saat ini juga ada dua sekolah di Kotawaringin Timur yang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka sejak Rabu (9/2) lalu. MAN Kotawaringin Timur menghentikan PTM selama 14 hari karena delapan guru setempat terpapar COVID-19, sedangkan MTsN 1 Kotawaringin Timur menghentikan PTM selama empat hari dengan alasan mengantisipasi situasi saat ini.
Menurut Umar, rata-rata guru di Kotawaringin Timur dan murid SMP hingga SMA di Kotawaringin Timur sudah divaksinasi. Ironisnya, rata-rata yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini juga adalah mereka yang sudah divaksinasi, namun gejalanya lebih ringan.
Masyarakat diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19. Masyarakat juga diimbau mengikuti vaksinasi agar tidak mudah tertular virus mematikan tersebut.
"Memang tidak ada jaminan tidak tertular, tapi kalau sudah divaksinasi maka gejalanya tidak terlalu berat. Kami mengimbau sekolah mendukung vaksinasi. Penanganan COVID-19 tidak bisa hanya oleh tenaga kesehatan, tetapi perlu dukungan semua pihak," tambah Umar.
Baca juga: Perikanan jadi peluang meningkatkan ekonomi masyarakat Kotim di tengah pandemi
Baca juga: Pemeriksaan acak temukan dua pelajar di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya