Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah melakukan pemeriksaan secara acak sebanyak 21 pelajar di semua tingkatan pendidikan dan hasilnya ditemukan dua orang terkonfirmasi positif COVID-19.
"Telah dilakukan uji petik sebanyak 21 spesimen yang ditujukan kepada anak didik mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Hasilnya, dua orang positif," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Multazam di Sampit, Kamis.
Pemeriksaan secara acak ini menyikapi terus meningkatnya kasus COVID-19. Pemeriksaan ini dianggap penting untuk mengetahui perkembangan karena saat ini pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas masih berlangsung di daerah ini.
Pemeriksaan dilakukan di lima SD dengan jumlah enam 6 spesimen, tujuh SMP dengan delapan spesimen dan tujuh SMA dengan tujuh spesimen. Dari pemeriksaan itulah diketahui ada dua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Hasil itu telah disampaikan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan. Harapannya hasil tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyikapi situasi saat ini terkait proses belajar dan mengajar.
"Hasilnya sudah diserahkan. Terkait kebijakan tentang PTM (pembelajaran tatap muka) ini diserahkan kepada Dinas Pendidikan selaku instansi teknisnya," jelas Multazam.
Kabar adanya dua pelajar yang positif terkonfirmasi COVID-19 dari hasil pemeriksaan acak tersebut, membuat sistem pembelajaran tatap muka yang berjalan saat ini menjadi sorotan. Hal itu seiring terus meningkatnya kasus COVID-19 sehingga dikhawatirkan juga meningkatkan risiko penularan.
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya
Saat ini setidaknya sudah ada dua sekolah di Sampit yang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka. MAN Kotawaringin Timur menghentikan pembelajaran tatap muka selama 14 hari sejak Rabu (9/2) lantaran ada delapan tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Selain itu ada MTsN 1 Kotawaringin Timur yang juga menghentikan pembelajaran tatap muka, namun hanya empat hari terhitung sejak Rabu (9/2) kemarin. Pihak sekolah beralasan itu sebagai langkah antisipasi menyikapi meningkatnya kasus COVID-19.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyerahkan keputusan kepada Dinas Pendidikan terkait sistem belajar dan mengajar selanjutnya di tengah munculnya klaster sekolah ini. Bupati Kotawaringin Timur juga sudah menerbitkan instruksi sebagai acuan dalam pembelajaran di tengah pandemi ini.
Sementara itu, hingga Kamis siang, jumlah penderita COVID-19 yang ditangani menjadi 50 orang, terdiri dari 48 orang menjalani isolasi mandiri dan dua orang dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. Selain itu terdapat satu orang penderita COVID-19 yang meninggal dunia.
Jika dibanding kemarin, hari ini terdapat 11 kasus baru penderita COVID-19. Sebaran kasus baru ini terdapat di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak tujuh kasus, Baamang tiga kasus dan Kota Besi satu kasus.
Baca juga: Pelaku usaha di Kotim diimbau perketat penerapan protokol kesehatan
Baca juga: Penularan COVID-19 di Kotim mulai muncul klaster sekolah
Baca juga: DPRD Kotim dukung usut tuntas penyimpangan pengelolaan pasar
"Telah dilakukan uji petik sebanyak 21 spesimen yang ditujukan kepada anak didik mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Hasilnya, dua orang positif," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Multazam di Sampit, Kamis.
Pemeriksaan secara acak ini menyikapi terus meningkatnya kasus COVID-19. Pemeriksaan ini dianggap penting untuk mengetahui perkembangan karena saat ini pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas masih berlangsung di daerah ini.
Pemeriksaan dilakukan di lima SD dengan jumlah enam 6 spesimen, tujuh SMP dengan delapan spesimen dan tujuh SMA dengan tujuh spesimen. Dari pemeriksaan itulah diketahui ada dua orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Hasil itu telah disampaikan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan. Harapannya hasil tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyikapi situasi saat ini terkait proses belajar dan mengajar.
"Hasilnya sudah diserahkan. Terkait kebijakan tentang PTM (pembelajaran tatap muka) ini diserahkan kepada Dinas Pendidikan selaku instansi teknisnya," jelas Multazam.
Kabar adanya dua pelajar yang positif terkonfirmasi COVID-19 dari hasil pemeriksaan acak tersebut, membuat sistem pembelajaran tatap muka yang berjalan saat ini menjadi sorotan. Hal itu seiring terus meningkatnya kasus COVID-19 sehingga dikhawatirkan juga meningkatkan risiko penularan.
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya
Saat ini setidaknya sudah ada dua sekolah di Sampit yang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka. MAN Kotawaringin Timur menghentikan pembelajaran tatap muka selama 14 hari sejak Rabu (9/2) lantaran ada delapan tenaga pendidik yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Selain itu ada MTsN 1 Kotawaringin Timur yang juga menghentikan pembelajaran tatap muka, namun hanya empat hari terhitung sejak Rabu (9/2) kemarin. Pihak sekolah beralasan itu sebagai langkah antisipasi menyikapi meningkatnya kasus COVID-19.
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyerahkan keputusan kepada Dinas Pendidikan terkait sistem belajar dan mengajar selanjutnya di tengah munculnya klaster sekolah ini. Bupati Kotawaringin Timur juga sudah menerbitkan instruksi sebagai acuan dalam pembelajaran di tengah pandemi ini.
Sementara itu, hingga Kamis siang, jumlah penderita COVID-19 yang ditangani menjadi 50 orang, terdiri dari 48 orang menjalani isolasi mandiri dan dua orang dirawat di RSUD dr Murjani Sampit. Selain itu terdapat satu orang penderita COVID-19 yang meninggal dunia.
Jika dibanding kemarin, hari ini terdapat 11 kasus baru penderita COVID-19. Sebaran kasus baru ini terdapat di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sebanyak tujuh kasus, Baamang tiga kasus dan Kota Besi satu kasus.
Baca juga: Pelaku usaha di Kotim diimbau perketat penerapan protokol kesehatan
Baca juga: Penularan COVID-19 di Kotim mulai muncul klaster sekolah
Baca juga: DPRD Kotim dukung usut tuntas penyimpangan pengelolaan pasar