Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mengapresiasi kiprah para ahli gizi yang tergabung pada Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) setempat dalam membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
"Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Persagi atas kiprahnya selama ini membantu pemerintah daerah. Kami berharap kita kita satu langkah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya terkait penanggulangan stunting agar lebih optimal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Jumat.
Apresiasi itu disampaikan Umar yang mewakili Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor dalam puncak peringatan peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 yang dilaksanakan di Komplek Perguruan Muhammadiyah Sampit.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Tim Penggerak PKK Kotawaringin Timur Khairiah Halikinnor, Ketua DPC Persagi Kotawaringin Timur Mazkur. Acara juga diisi makan buah bersama serta pemberian tablet tambah darah yang diikuti puluhan pelajar SMP Muhammadiyah Sampit.
Menurut Umar, permasalahan kesehatan dan gizi remaja akan mempengaruhi kualitas kesehatan di masa depan, termasuk munculnya masalah stunting. Untuk itu perlu perhatian semua pihak dalam membantu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk penanganan stunting.
Dinas Kesehatan menyambut baik koordinasi yang selama ini terjalin cukup baik dalam penanganan stunting. Dia berharap semakin banyak pihak yang peduli membantu penanganan stunting dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di daerah ini.
"Dua intervensi perlu dilakukan yaitu intervensi spesifik melalui makanan tambahan serta intervensi sensitif yaitu melibatkan semua pemangku kepentingan. Hanya sekitar 30 persen ranah Dinas Kesehatan, sedangkan 70 persen itu perlu instansi lain seperti Dinas Pendidikan dan lainnya," harap Umar Kaderi.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kotawaringin Timur Khairiah Halikinnor juga mengapresiasi kiprah Persagi karena sejalan kegiatan PKK, khususnya programkan pencegahan stunting. Ini sangat penting makanya PKK menilai perlu berkolaborasi dengan Persagi dan instansi terkait.
Baca juga: Perikanan jadi peluang meningkatkan ekonomi masyarakat Kotim di tengah pandemi
"Kasus stunting masih tinggi. Kami mengaktifkan posyandu yang kurang aktif. Peran ahli gizi sangat penting karena mereka yang menilai gizi buruk dan tidak, termasuk yang tahu stunting atau tidak," kata Khairiah.
Kotawaringin Timur telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan prevalensi sebaran stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur, per 27 Agustus 2021 lalu di Kotawaringin Timur sebesar 22 persen menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020.
Ketua DPC Persagi Kotawaringin Timur Mazkur menyebutkan, saat ini anggota organisasi yang dipimpinnya berjumlah 47 orang. Para ahli gizi itu tersebar di puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Berbagai kegiatan dijalankan organisasi ini seperti pengawasan makanan dalam berbagai acara, serta kegiatan lainnya.
"Perbaikan gizi merupakan salah satu bagian upaya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan gizi," demikian Mazkur.
Baca juga: Pemeriksaan acak temukan dua pelajar di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya
Baca juga: Pelaku usaha di Kotim diimbau perketat penerapan protokol kesehatan
"Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Persagi atas kiprahnya selama ini membantu pemerintah daerah. Kami berharap kita kita satu langkah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya terkait penanggulangan stunting agar lebih optimal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi di Sampit, Jumat.
Apresiasi itu disampaikan Umar yang mewakili Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor dalam puncak peringatan peringatan Hari Gizi Nasional ke-62 yang dilaksanakan di Komplek Perguruan Muhammadiyah Sampit.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Tim Penggerak PKK Kotawaringin Timur Khairiah Halikinnor, Ketua DPC Persagi Kotawaringin Timur Mazkur. Acara juga diisi makan buah bersama serta pemberian tablet tambah darah yang diikuti puluhan pelajar SMP Muhammadiyah Sampit.
Menurut Umar, permasalahan kesehatan dan gizi remaja akan mempengaruhi kualitas kesehatan di masa depan, termasuk munculnya masalah stunting. Untuk itu perlu perhatian semua pihak dalam membantu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk penanganan stunting.
Dinas Kesehatan menyambut baik koordinasi yang selama ini terjalin cukup baik dalam penanganan stunting. Dia berharap semakin banyak pihak yang peduli membantu penanganan stunting dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat di daerah ini.
"Dua intervensi perlu dilakukan yaitu intervensi spesifik melalui makanan tambahan serta intervensi sensitif yaitu melibatkan semua pemangku kepentingan. Hanya sekitar 30 persen ranah Dinas Kesehatan, sedangkan 70 persen itu perlu instansi lain seperti Dinas Pendidikan dan lainnya," harap Umar Kaderi.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kotawaringin Timur Khairiah Halikinnor juga mengapresiasi kiprah Persagi karena sejalan kegiatan PKK, khususnya programkan pencegahan stunting. Ini sangat penting makanya PKK menilai perlu berkolaborasi dengan Persagi dan instansi terkait.
Baca juga: Perikanan jadi peluang meningkatkan ekonomi masyarakat Kotim di tengah pandemi
"Kasus stunting masih tinggi. Kami mengaktifkan posyandu yang kurang aktif. Peran ahli gizi sangat penting karena mereka yang menilai gizi buruk dan tidak, termasuk yang tahu stunting atau tidak," kata Khairiah.
Kotawaringin Timur telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah.
Berdasarkan prevalensi sebaran stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur, per 27 Agustus 2021 lalu di Kotawaringin Timur sebesar 22 persen menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020.
Ketua DPC Persagi Kotawaringin Timur Mazkur menyebutkan, saat ini anggota organisasi yang dipimpinnya berjumlah 47 orang. Para ahli gizi itu tersebar di puskesmas, rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Berbagai kegiatan dijalankan organisasi ini seperti pengawasan makanan dalam berbagai acara, serta kegiatan lainnya.
"Perbaikan gizi merupakan salah satu bagian upaya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan gizi," demikian Mazkur.
Baca juga: Pemeriksaan acak temukan dua pelajar di Kotim positif COVID-19
Baca juga: Warga Sampit penderita COVID-19 meninggal di Surabaya
Baca juga: Pelaku usaha di Kotim diimbau perketat penerapan protokol kesehatan