Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Halikinnor curiga varian Omicron sudah masuk dan berjangkit di daerah ini sehingga jumlah warga yang terpapar virus ini meningkat signifikan.
"Kita memasuki gelombang ketiga COVID-19. Kemungkinan Omicron sudah masuk ke daerah kita dan kemungkinan sudah ada yang terkena, tapi untuk memastikannya kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Jumat.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Jumat, jumlah penderita COVID-19 bertambah 15 orang, bahkan satu orang harus dirawat di RSUD dr Murjani Sampit.
Total warga yang menderita COVID-19 kini menjadi 65 orang, terdiri dari tiga orang dirawat di rumah sakit, sedangkan 62 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan Dinas Kesehatan.
Halikinnor mengakui, pemerintah dan masyarakat sempat terlena karena sebelumnya dua bulan lebih sudah terjadi penurunan kasus sangat signifikan, bahkan tidak ada kasus, namun kini virus mematikan itu muncul lagi dan melonjak.
Dia mengaku sudah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk menggelar rapat karena ada beberapa event yang akan dilaksanakan di daerah ini seperti MTQ kecamatan serta beberapa lomba.
Rencana pelaksanaan event-event itu akan dipelajari lagi lantaran saat ini kasus COVID-19 terus meningkat. Jika pun tetap dilaksanakan, pasti akan dilaksanakan dengan sangat terbatas untuk mencegah kerumunan.
Dinas Kesehatan juga sudah diminta melacak warga yang kontak erat dengan penderita. Langkah ini untuk mengetahui apakah terjadi penularan yang masif di sekitarnya.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan ruang isolasi di RSUD dr Murjani dan Islamic Center untuk penanganan pasien COVID-19. Dua rumah jabatan Wakil Ketua DPRD juga sudah disiapkan untuk penderita COVID-19 yang membutuhkan tempat untuk menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: DPRD Kotim minta penerapan protokol kesehatan di sekolah diperketat
"Apabila terjadi lonjakan dan harus dirawat di sana maka kita sudah siap, tapi kita berharap tidak sampai terjadi lonjakan," harap Halikinnor.
Disinggung kesiapan pasokan oksigen mengantisipasi kemungkinan kelangkaan saat terjadi lonjakan pasien COVID-19 seperti beberapa waktu lalu, pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan produsen.
"Kita kemarin sebenarnya cukup tapi kita membantu memasok ke daerah lain. Kini daerah lain juga sudah mempersiapkan masing-masing. Kalau hanya untuk kebutuhan di Kotawaringin Timur maka diyakini cukup. Dulu saat lonjakan kasus COVID-19, kebutuhan oksigen mencapai 250 tabung, sedangkan produksinya sampai 300 tabung per hari," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, pihaknya sudah mengirim tiga sampel penderita COVID-19 ke Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk mengetahui varian virus yang muncul.
"Belum diketahui variannya apakah Delta atau Omicron. Tiga sampel itu diambil dari dua orang pelaku perjalanan yakni yang terpapar COVID-19 setelah perjalanan dari Jakarta dan Riau, sedangkan satu orang lainnya merupakan warga Kotawaringin Timur. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan tiga sampel itu," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Pemkab Kotim terima hibah aset kantor Pengadilan Agama
Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Kotim akibat transmisi lokal
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kiprah Persagi bantu tingkatkan kesehatan masyarakat
"Kita memasuki gelombang ketiga COVID-19. Kemungkinan Omicron sudah masuk ke daerah kita dan kemungkinan sudah ada yang terkena, tapi untuk memastikannya kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Jumat.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Jumat, jumlah penderita COVID-19 bertambah 15 orang, bahkan satu orang harus dirawat di RSUD dr Murjani Sampit.
Total warga yang menderita COVID-19 kini menjadi 65 orang, terdiri dari tiga orang dirawat di rumah sakit, sedangkan 62 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di bawah pengawasan Dinas Kesehatan.
Halikinnor mengakui, pemerintah dan masyarakat sempat terlena karena sebelumnya dua bulan lebih sudah terjadi penurunan kasus sangat signifikan, bahkan tidak ada kasus, namun kini virus mematikan itu muncul lagi dan melonjak.
Dia mengaku sudah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk menggelar rapat karena ada beberapa event yang akan dilaksanakan di daerah ini seperti MTQ kecamatan serta beberapa lomba.
Rencana pelaksanaan event-event itu akan dipelajari lagi lantaran saat ini kasus COVID-19 terus meningkat. Jika pun tetap dilaksanakan, pasti akan dilaksanakan dengan sangat terbatas untuk mencegah kerumunan.
Dinas Kesehatan juga sudah diminta melacak warga yang kontak erat dengan penderita. Langkah ini untuk mengetahui apakah terjadi penularan yang masif di sekitarnya.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan ruang isolasi di RSUD dr Murjani dan Islamic Center untuk penanganan pasien COVID-19. Dua rumah jabatan Wakil Ketua DPRD juga sudah disiapkan untuk penderita COVID-19 yang membutuhkan tempat untuk menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: DPRD Kotim minta penerapan protokol kesehatan di sekolah diperketat
"Apabila terjadi lonjakan dan harus dirawat di sana maka kita sudah siap, tapi kita berharap tidak sampai terjadi lonjakan," harap Halikinnor.
Disinggung kesiapan pasokan oksigen mengantisipasi kemungkinan kelangkaan saat terjadi lonjakan pasien COVID-19 seperti beberapa waktu lalu, pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan produsen.
"Kita kemarin sebenarnya cukup tapi kita membantu memasok ke daerah lain. Kini daerah lain juga sudah mempersiapkan masing-masing. Kalau hanya untuk kebutuhan di Kotawaringin Timur maka diyakini cukup. Dulu saat lonjakan kasus COVID-19, kebutuhan oksigen mencapai 250 tabung, sedangkan produksinya sampai 300 tabung per hari," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Umar Kaderi mengatakan, pihaknya sudah mengirim tiga sampel penderita COVID-19 ke Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk mengetahui varian virus yang muncul.
"Belum diketahui variannya apakah Delta atau Omicron. Tiga sampel itu diambil dari dua orang pelaku perjalanan yakni yang terpapar COVID-19 setelah perjalanan dari Jakarta dan Riau, sedangkan satu orang lainnya merupakan warga Kotawaringin Timur. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan tiga sampel itu," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Pemkab Kotim terima hibah aset kantor Pengadilan Agama
Baca juga: Lonjakan COVID-19 di Kotim akibat transmisi lokal
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kiprah Persagi bantu tingkatkan kesehatan masyarakat