Jakarta (ANTARA) - Co Founder Pupuk Hayati Dinosaurus Fredy Wijaya mengatakan bahwa bercocok tanam dapat dilakukan di berbagai jenis daerah tanpa terkecuali. Hal itu harus dibarengi dengan pengetahuan bercocok tanam yang baik dan tentunya harus menggunakan bahan organik untuk menghasilkan panen yang terbaik.
"Dengan memperhatikan cara tanam dan pola organik tanpa menggunakan bahan pestisida dan pupuk sintesis akan menghasilkan panen yang baik dengan kualitas yang juga tentu berbeda," ungkap Fredy Wijaya secara virtual pada Jumat.
Meski berada di wilayah dengan tingkat polusi tinggi, seperti halnya di kota-kota besar di Indonesia, bercocok tanam masih bisa dilakukan dengan memperhatikan pupuk sebagai pondasi keberhasilan panen.
"Karena pengalaman dari konsumen-konsumen kami yang ada di kota-kota besar, mereka yang menanam bahan makan untuk mereka sendiri itu. Ketika menggunakan pupuk kami dapat menghasilkan panen yang cukup baik. Misalnya sayuran yang kualitasnya baik dan misalnya cabai juga jadi lebih pedas rasanya," kata dia.
Baca juga: "Arisan bertaman" atasi dampak kerentanan pangan
"Walau kondisi udara seperti yang ada di Jakarta yang tingkat polusi cukup tinggi tidak seperti di daerah, jika teknik menanam mereka baik tentu akan menghasilkan panen yang berkualitas," jelas dia.
Berawal dari kepedulian terhadap petani di Nusa Tenggara Timur (NTT), Freddy Wijaya dan Steven Wijaya mendirikan Pupuk Dinosaurus. Mereka memproduksi pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga pendapatan petani ikut melonjak.
Dia juga mengatakan bahwa bahan-bahan yang digunakan dari Pupuk Hayati Dinosaurus itu menggunakan bahan-bahan yang 100 persen berasal dari Indonesia dan mengandung bakteri tanah serta unsur hara untuk membantu menyuburkan tanaman.
"Dengan memperhatikan cara tanam dan pola organik tanpa menggunakan bahan pestisida dan pupuk sintesis akan menghasilkan panen yang baik dengan kualitas yang juga tentu berbeda," ungkap Fredy Wijaya secara virtual pada Jumat.
Meski berada di wilayah dengan tingkat polusi tinggi, seperti halnya di kota-kota besar di Indonesia, bercocok tanam masih bisa dilakukan dengan memperhatikan pupuk sebagai pondasi keberhasilan panen.
"Karena pengalaman dari konsumen-konsumen kami yang ada di kota-kota besar, mereka yang menanam bahan makan untuk mereka sendiri itu. Ketika menggunakan pupuk kami dapat menghasilkan panen yang cukup baik. Misalnya sayuran yang kualitasnya baik dan misalnya cabai juga jadi lebih pedas rasanya," kata dia.
Baca juga: "Arisan bertaman" atasi dampak kerentanan pangan
"Walau kondisi udara seperti yang ada di Jakarta yang tingkat polusi cukup tinggi tidak seperti di daerah, jika teknik menanam mereka baik tentu akan menghasilkan panen yang berkualitas," jelas dia.
Berawal dari kepedulian terhadap petani di Nusa Tenggara Timur (NTT), Freddy Wijaya dan Steven Wijaya mendirikan Pupuk Dinosaurus. Mereka memproduksi pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga pendapatan petani ikut melonjak.
Dia juga mengatakan bahwa bahan-bahan yang digunakan dari Pupuk Hayati Dinosaurus itu menggunakan bahan-bahan yang 100 persen berasal dari Indonesia dan mengandung bakteri tanah serta unsur hara untuk membantu menyuburkan tanaman.