Sampit (ANTARA) - Kapolres Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah AKBP Resky Maulana Zulkarnain meminta pemerintah desa di daerah ini mendukung penambahan luas tanam jagung untuk meningkatkan produksi komoditas tersebut.
"Jika berkenan termin kedua, dana desa itu bisa digunakan untuk membuat satu hektare jagung satu desa, seperti yang kita sampaikan pada Januari lalu," kata Resky di Sampit, Selasa.
Resky menjelaskan, selain tugas pokok, pihaknya sekarang ada tugas tambahan lain terkait ketahanan pangan, seperti penanaman jagung, pembangunan SPPG dan membantu Bulog dalam percepatan penyerapan beras dan jagung.
Januari 2025 lalu pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengumpulkan kepala desa untuk membantu menanam jagung dengan target 100 hektare setiap desa. Jika ternyata ada kendala, setiap desa diminta membuka minimal 10 hektare jagung.
Saat ini terdata realisasi tanamnya 4.700 hektare lahan, baik tumpang sari maupun monokultur. Jumlah ini dinilai masih kecil jika dibandingkan target penanaman.
Baca juga: Bapenda Kotim pastikan tidak ada kenaikan PBB-P2 tahun ini
Informasi didapat, kata Resky, pemerintah desa terkendala penggunaan dana desa sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan. Alokasi anggaran tersebut ternyata tidak bisa serta merta digunakan karena harus melalui prosedur yang tidak bisa dilaksanakan dalam waktu cepat.
Untuk Polres Kotawaringin Timur memohon bupati membantu masalah ini. Apalagi Polres Kotawaringin Timur kembali ditargetkan penanaman jagung seluas satu hektare per desa. Jika anggaran tersebut bisa digunakan maka diyakini akan sangat membantu.
Jika seluruh desa dan kelurahan di Kotawaringin Timur yang berjumlah 185 desa/kelurahan bisa menanam masing-masing satu hektare, maka akan ada tambahan sebanyak 185 hektare tanaman jagung.
Penambahan luas tanam ini sangat penting karena Polres ditargetkan bisa menghasilkan 200 ton. Saat ini stok yang sudah diserap di Bulog baru 10 ton yang berasal dari Kotawaringin Timur 8 ton dan Seruyan 2 ton jagung.
"Memang minim saat ini karena siklus penyerapannya kami kemarin kelompok tani biar jual sendiri karena kesiapan dryer (pengering) kita belum punya. Kemudian gudang beras dan gudang jagung itu tidak bisa bersamaan lokasinya, sehingga itu perlu menjadi atensi kita bersama," demikian Resky.
Baca juga: Disdik Kotim berharap prestasi di ajang bergengsi terus meningkat
Baca juga: Wabup Kotim: Masyarakat juga bertanggung jawab mencegah banjir di permukiman
Baca juga: Wabup Kotim apresiasi partisipasi pengusaha meriahkan HUT RI
