Sampit (ANTARA) - Warga Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang hendak mudik lebaran Idul Fitri ke Pulau Jawa tahun ini diimbau mudik lebih awal untuk menghindari penumpukan penumpang karena diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik.
"Kalau bisa jangan menunggu puncak arus mudik. Mudik lebih awal supaya terhindar dari penumpukan penumpang. Selain itu supaya memastikan tempat di atas kapal dan tidak perlu berdesakan. Mudik lebih awal juga supaya bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga di lampung halaman," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Senin.
Hendrik memperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik pada musim mudik lebaran Idul Fitri 2022 ini. Hal itu seiring dengan kebijakan pemerintah yang menghapuskan kewajiban pemeriksaan swab antigen maupun PCR (polymerase chain reaction) bagi calon penumpang yang sudah menjalani vaksinasi dosis dua maupun booster.
Lonjakan penumpang bahkan langsung terlihat saat kebijakan itu mulai diberlakukan pekan lalu. Oleh karena itulah penumpang arus mudik tahun ini diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu, meski belum bisa diprediksi seberapa besar peningkatannya.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang arus mudik, PT Dharma Lautan Utama melakukan berbagai persiapan, mulai dari armada, personel dan persiapan lainnya.
Dua armada disiapkan yaitu KM Kirana III tujuan Surabaya dengan kapasitas 700 penumpang ditambah kendaraan dan KM Kirana I tujuan Semarang dengan kapasitas 700 penumpang ditambah kendaraan.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kotim dorong SMPN 1 MHS segera direlokasi
Terhitung mulai H-30 lebaran sampai hari lebaran, ada 16 call atau keberangkatan yang disiapkan untuk mengangkut pemudik, masing-masing delapan call ke Semarang dan delapan call ke Surabaya
"Kami belum tahu apakah ada dispensasi jumlah penumpang atau tidak, saat arus mudik lebaran nanti. Sebelum pandemi lalu ada dispensasi muatan sekitar 25 persen," kata Hendrik.
Hendrik menegaskan, pihaknya sudah siap menyambut momen luar biasa ini karena hampir tiga tahun cukup terbatas saat mudik lebaran. Pihaknya menyiapkan angkutan logistik, lebaran dan liburan sekolah.
Untuk mempersiapkan itulah, kata Hendrik, dilaksanakan rapat di Solo pada 19 Maret lalu. Tujuannya untuk mempersiapkan sumber daya manusia dan armada yang akan digunakan untuk logistik, lebaran dan libur sekolah.
Persiapan armada bertujuan agar bisa beroperasi maksimal, khususnya angkutan logistik nasional supaya tidak sampai ada kekosongan. Pihaknya juga mempersiapkan operasional kapal agar tidak ada kekosongan kapal. Langkah ini tentu diikuti dengan pemeriksaan pendukung keselamatan.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pemkab tekan kenaikan harga bahan pokok
Operasional kapal menjalankan protokol kesehatan penanganan COVID-19. Seluruh ruangan selalu disemprot desinfektan demi keamanan. Tempat mencuci tangan juga sudah disiapkan sejak penumpang masuk ke pelabuhan.
Setiap kru kapal juga rutin diperiksa setiap minggu. Jika ada yang sakit atau terpapar COVID-19 maka bisa diantisipasi. Kru kapal juga selalu mengonsumsi vitamin dan suplemen lainnya untuk menjaga imunitas tubuh.
Ruang isolasi juga disiapkan di kapal. Jika ada penumpang yang bergejala terpapar COVID-19 maka ditangani di ruang isolasi untuk mencegah penularan virus mematikan tersebut.
Persiapan ini diharapkan dapat optimal memberikan pelayanan kepada penumpang arus mudik. Peningkatan penumpang sudah diantisipasi sehingga diharapkan mudik lebaran bisa terselenggara dengan baik.
"Selama pandemi ini kapasitas terisi hanya 20 sampai 30 persen. Harapan kami ada peningkatan signifikan jumlah penumpang. Mudah-mudahan semua berjalan lancar," demikian Hendrik.
Baca juga: Pemkab Kotim didorong bantu pengurusan izin galian C
Baca juga: Pasar tradisional di Kotim disarankan lengkapi perizinan
Baca juga: Pertamina tegaskan komitmen salurkan energi kepada masyarakat meski situasi sulit
"Kalau bisa jangan menunggu puncak arus mudik. Mudik lebih awal supaya terhindar dari penumpukan penumpang. Selain itu supaya memastikan tempat di atas kapal dan tidak perlu berdesakan. Mudik lebih awal juga supaya bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga di lampung halaman," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Senin.
Hendrik memperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah pemudik pada musim mudik lebaran Idul Fitri 2022 ini. Hal itu seiring dengan kebijakan pemerintah yang menghapuskan kewajiban pemeriksaan swab antigen maupun PCR (polymerase chain reaction) bagi calon penumpang yang sudah menjalani vaksinasi dosis dua maupun booster.
Lonjakan penumpang bahkan langsung terlihat saat kebijakan itu mulai diberlakukan pekan lalu. Oleh karena itulah penumpang arus mudik tahun ini diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu, meski belum bisa diprediksi seberapa besar peningkatannya.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang arus mudik, PT Dharma Lautan Utama melakukan berbagai persiapan, mulai dari armada, personel dan persiapan lainnya.
Dua armada disiapkan yaitu KM Kirana III tujuan Surabaya dengan kapasitas 700 penumpang ditambah kendaraan dan KM Kirana I tujuan Semarang dengan kapasitas 700 penumpang ditambah kendaraan.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kotim dorong SMPN 1 MHS segera direlokasi
Terhitung mulai H-30 lebaran sampai hari lebaran, ada 16 call atau keberangkatan yang disiapkan untuk mengangkut pemudik, masing-masing delapan call ke Semarang dan delapan call ke Surabaya
"Kami belum tahu apakah ada dispensasi jumlah penumpang atau tidak, saat arus mudik lebaran nanti. Sebelum pandemi lalu ada dispensasi muatan sekitar 25 persen," kata Hendrik.
Hendrik menegaskan, pihaknya sudah siap menyambut momen luar biasa ini karena hampir tiga tahun cukup terbatas saat mudik lebaran. Pihaknya menyiapkan angkutan logistik, lebaran dan liburan sekolah.
Untuk mempersiapkan itulah, kata Hendrik, dilaksanakan rapat di Solo pada 19 Maret lalu. Tujuannya untuk mempersiapkan sumber daya manusia dan armada yang akan digunakan untuk logistik, lebaran dan libur sekolah.
Persiapan armada bertujuan agar bisa beroperasi maksimal, khususnya angkutan logistik nasional supaya tidak sampai ada kekosongan. Pihaknya juga mempersiapkan operasional kapal agar tidak ada kekosongan kapal. Langkah ini tentu diikuti dengan pemeriksaan pendukung keselamatan.
Baca juga: DPRD Kotim berharap pemkab tekan kenaikan harga bahan pokok
Operasional kapal menjalankan protokol kesehatan penanganan COVID-19. Seluruh ruangan selalu disemprot desinfektan demi keamanan. Tempat mencuci tangan juga sudah disiapkan sejak penumpang masuk ke pelabuhan.
Setiap kru kapal juga rutin diperiksa setiap minggu. Jika ada yang sakit atau terpapar COVID-19 maka bisa diantisipasi. Kru kapal juga selalu mengonsumsi vitamin dan suplemen lainnya untuk menjaga imunitas tubuh.
Ruang isolasi juga disiapkan di kapal. Jika ada penumpang yang bergejala terpapar COVID-19 maka ditangani di ruang isolasi untuk mencegah penularan virus mematikan tersebut.
Persiapan ini diharapkan dapat optimal memberikan pelayanan kepada penumpang arus mudik. Peningkatan penumpang sudah diantisipasi sehingga diharapkan mudik lebaran bisa terselenggara dengan baik.
"Selama pandemi ini kapasitas terisi hanya 20 sampai 30 persen. Harapan kami ada peningkatan signifikan jumlah penumpang. Mudah-mudahan semua berjalan lancar," demikian Hendrik.
Baca juga: Pemkab Kotim didorong bantu pengurusan izin galian C
Baca juga: Pasar tradisional di Kotim disarankan lengkapi perizinan
Baca juga: Pertamina tegaskan komitmen salurkan energi kepada masyarakat meski situasi sulit