Sampit (ANTARA) - Sektor pertanian semakin dilirik generasi milenial atau generasi muda di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah karena hasilnya dinilai sangat menjanjikan.
"Kalau dijalankan dengan baik, hasilnya lumayan. Makanya kami mengajak dan memfasilitasi masyarakat, khususnya generasi milenial yang ingin bertani. Mari kita sama-sama belajar agar bisa mendapatkan hasil," kata Ketua Komunitas Petani Muda Milenial Kelurahan Pasir Putih, Supri di Sampit, Sabtu.
Komunitas Petani Muda Milenial binaan Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, semakin gencar memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan lahan produktif pertanian. Mereka menanam sayur dan buah, serta membudidayakan ikan.
Jumat (25/3), komunitas ini menggelar panen melon. Hadir dalam acara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kotawaringin Timur Sutimin, Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat dan Lurah Pasir Putih Rudi Setiawan.
Supri menjelaskan, potensi penanaman melon di wilayah itu cukup bagus, bahkan saat cuaca ekstrem pun masih bisa memberikan hasil yang memuaskan. Dalam satu tahun bisa tiga kali tanam dengan masa tanam hingga panen sekitar tiga bulan.
Kali ini mereka memanen sekitar 700 batang melon. Harga melon di tingkat petani saat ini Rp8.000 per kilogram dengan pemasaran di Sampit, Palangka Raya hingga Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Pontianak Kalimantan Barat.
Baca juga: Kemah Besar Pramuka Kotim momen memotivasi bangkit di tengah pandemi
"Potensi dalam satu hektare sekitar 15.000 pohon melon. Satu pohon bisa berbuah sekitar lima kilogram. Biaya atau modal dalam satu hektare sekitar Rp90 juta. Hasilnya sekitar 75 ton (75.000 kg) dikali Rp8.000/kg. Lumayan kan hasilnya. Terima kasih kepada Lurah Pasir Putih yang selama ini sangat mendukung kami," ujar Supri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kotawaringin Timur Sutimin sangat mendukung dan mengapresiasi kegigihan petani milenial di Kelurahan Pasir Putih. Dia berharap ini menjadi teladan bagi pemuda di wilayah lainnya.
"Hasil sangat luar biasa, bahkan dalam satu lahan ini mereka tanam dengan sistem tumpang sari yaitu melon, bawang pres dan cabai. Tiga komoditas ini dipanen secara bergantian dengan memanfaatkan lahan yang sama," kata Sutimin.
Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat mengatakan, berharap kebangkitan pemuda di sektor pertanian ini bisa menambah pendapatan masyarakat. Dia juga berharap ini bisa menginspirasi masyarakat luas untuk menggeluti bidang pertanian karena potensinya masih sangat besar.
"Manfaatkan lahan di sekitar yang banyak belum dikelola. Sekali panen hasilnya ratusan juta. Lahan tidur ini rawan menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan, makanya harus dikelola dengan baik," demikian Eddy Hidayat.
Baca juga: Diskominfo Kotim perkuat KIM bantu cerdaskan masyarakat
Baca juga: Lapas Sampit bantu pasok darah PMI Kotim
Baca juga: Legislator Kotim: Peningkatan infrastruktur harus mampu mengimbangi laju investasi
"Kalau dijalankan dengan baik, hasilnya lumayan. Makanya kami mengajak dan memfasilitasi masyarakat, khususnya generasi milenial yang ingin bertani. Mari kita sama-sama belajar agar bisa mendapatkan hasil," kata Ketua Komunitas Petani Muda Milenial Kelurahan Pasir Putih, Supri di Sampit, Sabtu.
Komunitas Petani Muda Milenial binaan Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, semakin gencar memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan lahan produktif pertanian. Mereka menanam sayur dan buah, serta membudidayakan ikan.
Jumat (25/3), komunitas ini menggelar panen melon. Hadir dalam acara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kotawaringin Timur Sutimin, Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat dan Lurah Pasir Putih Rudi Setiawan.
Supri menjelaskan, potensi penanaman melon di wilayah itu cukup bagus, bahkan saat cuaca ekstrem pun masih bisa memberikan hasil yang memuaskan. Dalam satu tahun bisa tiga kali tanam dengan masa tanam hingga panen sekitar tiga bulan.
Kali ini mereka memanen sekitar 700 batang melon. Harga melon di tingkat petani saat ini Rp8.000 per kilogram dengan pemasaran di Sampit, Palangka Raya hingga Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Pontianak Kalimantan Barat.
Baca juga: Kemah Besar Pramuka Kotim momen memotivasi bangkit di tengah pandemi
"Potensi dalam satu hektare sekitar 15.000 pohon melon. Satu pohon bisa berbuah sekitar lima kilogram. Biaya atau modal dalam satu hektare sekitar Rp90 juta. Hasilnya sekitar 75 ton (75.000 kg) dikali Rp8.000/kg. Lumayan kan hasilnya. Terima kasih kepada Lurah Pasir Putih yang selama ini sangat mendukung kami," ujar Supri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kotawaringin Timur Sutimin sangat mendukung dan mengapresiasi kegigihan petani milenial di Kelurahan Pasir Putih. Dia berharap ini menjadi teladan bagi pemuda di wilayah lainnya.
"Hasil sangat luar biasa, bahkan dalam satu lahan ini mereka tanam dengan sistem tumpang sari yaitu melon, bawang pres dan cabai. Tiga komoditas ini dipanen secara bergantian dengan memanfaatkan lahan yang sama," kata Sutimin.
Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat mengatakan, berharap kebangkitan pemuda di sektor pertanian ini bisa menambah pendapatan masyarakat. Dia juga berharap ini bisa menginspirasi masyarakat luas untuk menggeluti bidang pertanian karena potensinya masih sangat besar.
"Manfaatkan lahan di sekitar yang banyak belum dikelola. Sekali panen hasilnya ratusan juta. Lahan tidur ini rawan menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan, makanya harus dikelola dengan baik," demikian Eddy Hidayat.
Baca juga: Diskominfo Kotim perkuat KIM bantu cerdaskan masyarakat
Baca juga: Lapas Sampit bantu pasok darah PMI Kotim
Baca juga: Legislator Kotim: Peningkatan infrastruktur harus mampu mengimbangi laju investasi