Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rusdiansyah menilai rencana PT Pertamina (persero) menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax per 1 April 2022, dari harga awal per liter Rp9.000 menjadi Rp16.000, dapat berdampak pada harga sejumlah komoditas bahan pangan.
"Tinggal bagaimana nantinya pemerintah daerah mengantisipasi hal tersebut, karena ketika BBM naik pasti akan terjadi kenaikan sejumlah komoditas bahan pangan di pasaran," kata Rusdiansyah di Palangka Raya, Kamis.
Menurut Anggota DPRD Palangka Raya itu, pemerintah setempat wajib mengantisipasi, agar tidak terjadi kenaikan bahan pangan akibat dampak kenaikan BBM jenis Pertamax. Sebab, bukan tidak mungkin para pedagang memanfaatkan momen Ramadhan dan adanya kenaikan harga jual BBM tersebut, untuk mencari keuntungan pribadi, sehingga menaikkan harga bahan pangan seenaknya.
"Pemkot melalui dinas terkait serta tim Satgas Pangan menggencarkan monitoring, terhadap harga pangan di pasaran. Jangan sampai dengan adanya kabar kenaikan BBM malah dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk menaikkan harga komoditas di pasaran," katanya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa itu menegaskan, tindak tegas apabila ada oknum pedagang yang membuat sejumlah bahan pangan di pasaran naik, dengan dalih harga jual BBM mengalami kenaikan.
Dia juga mengatakan masyarakat juga disarankan jangan panik dengan adanya rencana kenaikan harga BBM tersebut. Sebab di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) yang ada di kota setempat, juga masih memiliki pilihan BBM. Selain BBM jenis Pertamax, ada juga pertalite yang saat ini harganya masih stabil dan tidak ada mengalami kenaikan harga jual.
"Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kabar atau rencana kenaikan BBM jenis Pertamax, karena di setiap SPBU masih ada jenis BBM lainnya dan harganya masih miring," tandasnya.
Dari pantauan ANTARA di lapangan, dengan adanya rencana kenaikan BBM tersebut masyarakat di ibu kota provinsi setempat sama sekali tidak panik. Bahkan tidak ada melakukan aksi turun ke jalan protes terkait hal-hal tersebut.
Baca juga: Sebaran guru di Palangka Raya dinilai kurang merata
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta jembatan rusak dalam kota diperbaiki
"Tinggal bagaimana nantinya pemerintah daerah mengantisipasi hal tersebut, karena ketika BBM naik pasti akan terjadi kenaikan sejumlah komoditas bahan pangan di pasaran," kata Rusdiansyah di Palangka Raya, Kamis.
Menurut Anggota DPRD Palangka Raya itu, pemerintah setempat wajib mengantisipasi, agar tidak terjadi kenaikan bahan pangan akibat dampak kenaikan BBM jenis Pertamax. Sebab, bukan tidak mungkin para pedagang memanfaatkan momen Ramadhan dan adanya kenaikan harga jual BBM tersebut, untuk mencari keuntungan pribadi, sehingga menaikkan harga bahan pangan seenaknya.
"Pemkot melalui dinas terkait serta tim Satgas Pangan menggencarkan monitoring, terhadap harga pangan di pasaran. Jangan sampai dengan adanya kabar kenaikan BBM malah dimanfaatkan oleh para oknum pedagang nakal untuk menaikkan harga komoditas di pasaran," katanya.
Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa itu menegaskan, tindak tegas apabila ada oknum pedagang yang membuat sejumlah bahan pangan di pasaran naik, dengan dalih harga jual BBM mengalami kenaikan.
Dia juga mengatakan masyarakat juga disarankan jangan panik dengan adanya rencana kenaikan harga BBM tersebut. Sebab di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) yang ada di kota setempat, juga masih memiliki pilihan BBM. Selain BBM jenis Pertamax, ada juga pertalite yang saat ini harganya masih stabil dan tidak ada mengalami kenaikan harga jual.
"Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kabar atau rencana kenaikan BBM jenis Pertamax, karena di setiap SPBU masih ada jenis BBM lainnya dan harganya masih miring," tandasnya.
Dari pantauan ANTARA di lapangan, dengan adanya rencana kenaikan BBM tersebut masyarakat di ibu kota provinsi setempat sama sekali tidak panik. Bahkan tidak ada melakukan aksi turun ke jalan protes terkait hal-hal tersebut.
Baca juga: Sebaran guru di Palangka Raya dinilai kurang merata
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta jembatan rusak dalam kota diperbaiki