Kuala Kurun (ANTARA) - Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Jaya S Monong berharap kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dapat mengubah paradigma masyarakat, bahwa perpustakaan hanya tempat untuk membaca.
"Perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca,” tegasnya di Kuala Kurun, Kamis.
Ia mengatakan perpustakaan merupakan tempat melakukan transfer ilmu serta berkegiatan bagi masyarakat, sehingga dari ilmu yang diperoleh tadi dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
Sebelumnya Jaya telah menyerahkan bantuan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sekaligus meresmikan gedung perpustakaan desa di Desa Bereng Jun, Kecamatan Manuhing.
Orang nomor satu di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ ini menyebut, bantuan berasal dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia.
Bantuan terdiri dari beberapa jenis yakni tiga unit komputer, dua rak besi, satu unit central processing unit (CPU), satu unit printer, satu unit modem, satu unit televisi, serta 350 judul buku yang jika ditotal sebanyak 700 eksemplar.
“Keberadaan perpustakaan desa yang telah diresmikan dan bantuan yang disalurkan agar benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat Bereng Jun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gumas Edwin Yustian mengatakan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan program nasional dari Perpusnas, yang sudah berjalan sejak 2020.
Pada 2021, Gumas mendapat bantuan untuk perpustakaan di empat desa yakni Tewang Pajangan, Petak Bahandang, dan Hurung Bunut semua di Kecamatan Kurun, serta Pematang Limau di Kecamatan Sepang.
Dalam pelaksanaannya, sambung dia, Pematang Limau mengalami kendala, yakni kepala desa dan pengelola perpustakaan ternyata tidak mampu melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Oleh sebab itu, diambil keputusan bantuan dari Perpusnas tadi dialihkan ke desa lain, yang siap dan bersedia mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditentukan.
“Setelah kami survei ke lapangan bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng, maka desa yang terpilih mendapat bantuan tersebut adalah Bereng Jun. Perpustakaan desa di Bereng Jun juga didukung penuh salah satu perusahaan sawit,” demikian Edwin Yustian.
"Perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca,” tegasnya di Kuala Kurun, Kamis.
Ia mengatakan perpustakaan merupakan tempat melakukan transfer ilmu serta berkegiatan bagi masyarakat, sehingga dari ilmu yang diperoleh tadi dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah.
Sebelumnya Jaya telah menyerahkan bantuan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sekaligus meresmikan gedung perpustakaan desa di Desa Bereng Jun, Kecamatan Manuhing.
Orang nomor satu di kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’ ini menyebut, bantuan berasal dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia.
Bantuan terdiri dari beberapa jenis yakni tiga unit komputer, dua rak besi, satu unit central processing unit (CPU), satu unit printer, satu unit modem, satu unit televisi, serta 350 judul buku yang jika ditotal sebanyak 700 eksemplar.
“Keberadaan perpustakaan desa yang telah diresmikan dan bantuan yang disalurkan agar benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat Bereng Jun,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gumas Edwin Yustian mengatakan, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan program nasional dari Perpusnas, yang sudah berjalan sejak 2020.
Pada 2021, Gumas mendapat bantuan untuk perpustakaan di empat desa yakni Tewang Pajangan, Petak Bahandang, dan Hurung Bunut semua di Kecamatan Kurun, serta Pematang Limau di Kecamatan Sepang.
Dalam pelaksanaannya, sambung dia, Pematang Limau mengalami kendala, yakni kepala desa dan pengelola perpustakaan ternyata tidak mampu melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Oleh sebab itu, diambil keputusan bantuan dari Perpusnas tadi dialihkan ke desa lain, yang siap dan bersedia mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditentukan.
“Setelah kami survei ke lapangan bersama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng, maka desa yang terpilih mendapat bantuan tersebut adalah Bereng Jun. Perpustakaan desa di Bereng Jun juga didukung penuh salah satu perusahaan sawit,” demikian Edwin Yustian.