Palangka Raya (ANTARA) - Anggota Komisi III membidangi kesehatan DPRD Kalimantan Tengah Duwel Rawing menyebut, jumlah dokter spesialis penyakit dalam di provinsi ini, terkhusus di Rumah Sakit milik pemerintah daerah, masih sangat minim dan perlu dilakukan penambahan.
Minimnya jumlah tersebut membuat seorang dokter spesialis penyakit dalam harus menangani banyak pasien dan di beberapa rumah sakit yang ada di provinsi ini, kata Duwel di Palangka Raya, Selasa.
"Kondisi itu tentunya berdampak besar terhadap pelayanan dan penanganan kepada masyarakat yang mengalami penyakit dalam. Itu kenapa kami meminta perlu segera ditambah," ucap dia.
Legislator Kalteng itu mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Silvanus karena mengalami penyakit dalam. Pada saat dirawat itulah, dirinya melihat dan mendengar langsung bahwa dokter penyakit dalam di RSUD tersebut sangat minim.
Duwel mengatakan, sekarang ini jumlah penduduk di Kalteng terus mengalami penambahan, sehingga minimnya jumlah dokter spesialis penyakit dalam, harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
"Jangan sampai karena keterbatasan jumlah dokter tersebut, membuat masyarakat yang mengalami penyakit dalam menjadi tidak tertangani. Pelayanan Kesehatan merupakan pelayanan dasar yang harus disiapkan oleh pemerintah," kata dia.
Baca juga: Masyarakat Kalteng diminta tak takut melapor adanya kekerasan seksual
Apalagi, lanjut Anggota DPRD Kalteng dua periode itu, sekarang ini masih dilanda pandemi COVID-19 yang langsung menyerang paru-paru penderitanya. Untuk itu, jumlah masyarakat yang perlu mendapat pelayanan dan penanganan dari dokter spesialis dalam, terkhusus paru-paru semakin banyak juga.
"Kami mendorong agar ke depan dokter spesialis lebih banyak lagi. Mengingat pentingnya layanan tersebut, penambahan tenaga dokter spesialis penyakit dalam rangka menggencarkan penanganan pasien di rumah sakit," demikian Duwel.
Baca juga: Legislator Kalteng berharap PAD pemprov Rp200 miliar per tahun
Baca juga: Sekda diminta lebih tingkatkan hubungan dan sinergi ke DPRD Kalteng
Minimnya jumlah tersebut membuat seorang dokter spesialis penyakit dalam harus menangani banyak pasien dan di beberapa rumah sakit yang ada di provinsi ini, kata Duwel di Palangka Raya, Selasa.
"Kondisi itu tentunya berdampak besar terhadap pelayanan dan penanganan kepada masyarakat yang mengalami penyakit dalam. Itu kenapa kami meminta perlu segera ditambah," ucap dia.
Legislator Kalteng itu mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Silvanus karena mengalami penyakit dalam. Pada saat dirawat itulah, dirinya melihat dan mendengar langsung bahwa dokter penyakit dalam di RSUD tersebut sangat minim.
Duwel mengatakan, sekarang ini jumlah penduduk di Kalteng terus mengalami penambahan, sehingga minimnya jumlah dokter spesialis penyakit dalam, harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
"Jangan sampai karena keterbatasan jumlah dokter tersebut, membuat masyarakat yang mengalami penyakit dalam menjadi tidak tertangani. Pelayanan Kesehatan merupakan pelayanan dasar yang harus disiapkan oleh pemerintah," kata dia.
Baca juga: Masyarakat Kalteng diminta tak takut melapor adanya kekerasan seksual
Apalagi, lanjut Anggota DPRD Kalteng dua periode itu, sekarang ini masih dilanda pandemi COVID-19 yang langsung menyerang paru-paru penderitanya. Untuk itu, jumlah masyarakat yang perlu mendapat pelayanan dan penanganan dari dokter spesialis dalam, terkhusus paru-paru semakin banyak juga.
"Kami mendorong agar ke depan dokter spesialis lebih banyak lagi. Mengingat pentingnya layanan tersebut, penambahan tenaga dokter spesialis penyakit dalam rangka menggencarkan penanganan pasien di rumah sakit," demikian Duwel.
Baca juga: Legislator Kalteng berharap PAD pemprov Rp200 miliar per tahun
Baca juga: Sekda diminta lebih tingkatkan hubungan dan sinergi ke DPRD Kalteng