Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Agus Seruyantara mengingatkan pemerintah daerah mengantisipasi sejak dini ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rawan terjadi saat musim kemarau.
"Meski saat ini intensitas hujan masih tinggi, tapi justru mulai saat ini antisipasi terhadap karhutla itu dilakukan supaya nanti lebih siap. Kalau mulai terjadi karhutla baru bergerak, itu bisa terlambat," kata Agus di Sampit, Sabtu.
Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan karhutla, salah satunya disebabkan oleh luasnya sebaran tanah gambut di kabupaten ini. Saat kemarau, gambut sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga ke dalam tanah meski di permukaan terlihat sudah padam.
Kebakaran lahat dan kabut asap cukup parah juga sudah beberapa kali terjadi di Kotawaringin Timur. Dampaknya berdampak buruk terhadap kesehatan, kegiatan ekonomi, transportasi dan pendidikan masyarakat setempat.
Untuk itulah politisi PDIP mengingatkan agar ancaman musibah tahunan ini diantisipasi sejak dini. Bahkan langkah pencegahan diharapkan bisa dioptimalkan agar karhutla bisa ditekan sekecil mungkin.
Baca juga: Legislator Kotim dukung seleksi ulang tenaga kontrak demi efektivitas
"Ancaman karhutla ini kan muncul setiap musim kemarau. Ini rutin setiap tahunan. Seharusnya persiapan pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi masalah ini harus semakin baik dari tahun ke tahun," ujar Agus.
Dia mewanti-wanti agar ancaman karhutla tidak dianggap remeh atau biasa. Jika kebakaran parah sampai terjadi, pemerintah bisa kewalahan mengatasinya, apalagi jika terjadi sporadis dan di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.
Kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terlebih sebagian karhutla selama ini juga sering terjadi di lahan-lahan kosong di kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
"Sinergi antarinstansi juga harus ditingkatkan karhutla ini harus ditangani bersama-sama. Kita tentu tidak berharap terjadi musibah karhutla, tetapi kita harus tetap waspada mengantisipasi jika musibah itu kembali terjadi," demikian Agus Seruyantara.
Baca juga: Dikunjungi legislator, korban banjir di Kotim keluhkan gatal-gatal
Baca juga: Legislator Kotim berharap pembangunan SPBN kembali diperjuangkan bantu nelayan
Baca juga: Tempat usaha di Kotim diwajibkan fasilitasi pemasaran produk unggulan daerah
"Meski saat ini intensitas hujan masih tinggi, tapi justru mulai saat ini antisipasi terhadap karhutla itu dilakukan supaya nanti lebih siap. Kalau mulai terjadi karhutla baru bergerak, itu bisa terlambat," kata Agus di Sampit, Sabtu.
Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan karhutla, salah satunya disebabkan oleh luasnya sebaran tanah gambut di kabupaten ini. Saat kemarau, gambut sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga ke dalam tanah meski di permukaan terlihat sudah padam.
Kebakaran lahat dan kabut asap cukup parah juga sudah beberapa kali terjadi di Kotawaringin Timur. Dampaknya berdampak buruk terhadap kesehatan, kegiatan ekonomi, transportasi dan pendidikan masyarakat setempat.
Untuk itulah politisi PDIP mengingatkan agar ancaman musibah tahunan ini diantisipasi sejak dini. Bahkan langkah pencegahan diharapkan bisa dioptimalkan agar karhutla bisa ditekan sekecil mungkin.
Baca juga: Legislator Kotim dukung seleksi ulang tenaga kontrak demi efektivitas
"Ancaman karhutla ini kan muncul setiap musim kemarau. Ini rutin setiap tahunan. Seharusnya persiapan pemerintah dalam mencegah dan mengantisipasi masalah ini harus semakin baik dari tahun ke tahun," ujar Agus.
Dia mewanti-wanti agar ancaman karhutla tidak dianggap remeh atau biasa. Jika kebakaran parah sampai terjadi, pemerintah bisa kewalahan mengatasinya, apalagi jika terjadi sporadis dan di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.
Kewaspadaan harus terus ditingkatkan, terlebih sebagian karhutla selama ini juga sering terjadi di lahan-lahan kosong di kota Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
"Sinergi antarinstansi juga harus ditingkatkan karhutla ini harus ditangani bersama-sama. Kita tentu tidak berharap terjadi musibah karhutla, tetapi kita harus tetap waspada mengantisipasi jika musibah itu kembali terjadi," demikian Agus Seruyantara.
Baca juga: Dikunjungi legislator, korban banjir di Kotim keluhkan gatal-gatal
Baca juga: Legislator Kotim berharap pembangunan SPBN kembali diperjuangkan bantu nelayan
Baca juga: Tempat usaha di Kotim diwajibkan fasilitasi pemasaran produk unggulan daerah