Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Hj Darmawati menyerukan semua pihak membantu petani dengan cara membeli beras lokal hasil panen petani setempat.
"Ini langkah nyata kita membantu petani di daerah kita. Kalau semua pegawai dan karyawan membeli beras lokal maka banyak beras lokal yang terserap. Itu sangat menguntungkan petani dibanding mereka menjual ke tengkulak," kata Darmawati di Sampit, Senin.
Produksi beras Kotawaringin Timur terus meningkat sehingga sudah seharusnya pemerintah memikirkan membantu pemasarannya. Sangat disayangkan jika pemerintah hanya mendorong peningkatan produksi namun tidak membantu pemasarannya.
Kebutuhan beras di Kotawaringin Timur dalam setahun sekitar 42.000 ton, sementara beras yang dihasilkan petani lebih dari 48.000 ton sehingga terdapat surplus beras.
Selama ini sebagian petani menjual hasil panen kepada tengkulak. Padahal jika diproduksi dan dijual dalam bentuk beras maka harganya akan lebih menguntungkan.
Baca juga: Perluasan kebun sawit di Kotim perlu diawasi
Untuk itu Darmawati mengajak masyarakat, pegawai negeri dan karyawan perusahaan besar untuk turut membeli beras lokal. Kotawaringin Timur memproduksi berbagai jenis beras, salah satunya siam epang yang yang sudah dipatenkan sebagai produk asli daerah ini.
Pihak swasta diharapkan juga bisa berperan membantu ini dengan menyerap beras dari petani lokal. Apalagi, beras hasil panen petani Kotawaringin Timur tersedia sesuai kebutuhan masyarakat, baik beras yang menghasilkan nasi pulen maupun kering.
"Kita ada 52 perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan karyawan mencapai ribuan orang. Kalau mereka membantu membeli beras lokal maka dampaknya akan sangat baik terhadap petani kita," ujar Darmawati.
Saat ini petani Kotawaringin Timur sangat bersemangat mengembangkan usaha pertanian. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 ini, sektor pertanian menjadi harapan bisa bertahan dan menyerap tenaga kerja.
"Pemerintah juga jangan hanya mendorong petani meningkatkan produksi tapi pemasarannya tidak dibantu. Dulu sempat pemerintah daerah mengarahkan pegawai dan karyawan membeli beras lokal. Itu sudah bagus. Seharusnya dilanjutkan sehingga petani kita semakin bersemangat dan sejahtera," demikian Darmawati.
Baca juga: Pemuda Kotim dimotivasi tidak ragu menjadi petani
Baca juga: Perusahaan di Kotim diingatkan rutin laporkan perkembangan ketenagakerjaan
Baca juga: Seluruh SOPD di Kotim diharapkan bekerja keras tingkatkan PAD
"Ini langkah nyata kita membantu petani di daerah kita. Kalau semua pegawai dan karyawan membeli beras lokal maka banyak beras lokal yang terserap. Itu sangat menguntungkan petani dibanding mereka menjual ke tengkulak," kata Darmawati di Sampit, Senin.
Produksi beras Kotawaringin Timur terus meningkat sehingga sudah seharusnya pemerintah memikirkan membantu pemasarannya. Sangat disayangkan jika pemerintah hanya mendorong peningkatan produksi namun tidak membantu pemasarannya.
Kebutuhan beras di Kotawaringin Timur dalam setahun sekitar 42.000 ton, sementara beras yang dihasilkan petani lebih dari 48.000 ton sehingga terdapat surplus beras.
Selama ini sebagian petani menjual hasil panen kepada tengkulak. Padahal jika diproduksi dan dijual dalam bentuk beras maka harganya akan lebih menguntungkan.
Baca juga: Perluasan kebun sawit di Kotim perlu diawasi
Untuk itu Darmawati mengajak masyarakat, pegawai negeri dan karyawan perusahaan besar untuk turut membeli beras lokal. Kotawaringin Timur memproduksi berbagai jenis beras, salah satunya siam epang yang yang sudah dipatenkan sebagai produk asli daerah ini.
Pihak swasta diharapkan juga bisa berperan membantu ini dengan menyerap beras dari petani lokal. Apalagi, beras hasil panen petani Kotawaringin Timur tersedia sesuai kebutuhan masyarakat, baik beras yang menghasilkan nasi pulen maupun kering.
"Kita ada 52 perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan karyawan mencapai ribuan orang. Kalau mereka membantu membeli beras lokal maka dampaknya akan sangat baik terhadap petani kita," ujar Darmawati.
Saat ini petani Kotawaringin Timur sangat bersemangat mengembangkan usaha pertanian. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 ini, sektor pertanian menjadi harapan bisa bertahan dan menyerap tenaga kerja.
"Pemerintah juga jangan hanya mendorong petani meningkatkan produksi tapi pemasarannya tidak dibantu. Dulu sempat pemerintah daerah mengarahkan pegawai dan karyawan membeli beras lokal. Itu sudah bagus. Seharusnya dilanjutkan sehingga petani kita semakin bersemangat dan sejahtera," demikian Darmawati.
Baca juga: Pemuda Kotim dimotivasi tidak ragu menjadi petani
Baca juga: Perusahaan di Kotim diingatkan rutin laporkan perkembangan ketenagakerjaan
Baca juga: Seluruh SOPD di Kotim diharapkan bekerja keras tingkatkan PAD