Sunat dengan teknologi terbaru hanya tiga menit

Senin, 13 Juni 2022 16:54 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Saraf sekaligus dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS memperkenalkan teknologi sunat atau sirkumsisi dengan metode laser yang prosesnya memakan waktu tiga menit.

Metode sunat laser yang diklaim pertama di Indonesia ini menggunakan teknologi Optical Microwave Amplification by the Stimulated Emission of Radiation (MASER) dari Jerman.

"Teknologi ini memiliki prinsip dasar mengalirkan gelombang elektromagnetik melalui fiber optik yang diproses melalui generator sehingga memiliki efek potong yang presisi dan tanpa luka bakar," kata dr. Mahdian di Rumah Sunat dr. Mahdian, Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, anggapan tentang "sunat laser" yang selama ini beredar sebetulnya tidak memakai alat laser, melainkan elektrokauter yang tidak menggunakan sinar dan berisiko. Alat ini mengeluarkan panas yang berisiko menimbulkan luka bakar, jika mengenai saraf, dampaknya dapat berbahaya karena mengganggu fungsi penis.

Baca juga: Yang perlu diketahui tentang metode dan kontrol setelah sunat

Ia mengatakan, teknologi laser yang dulu disebut MASER ini sebenarnya menggunakan sinar laser, menggunakan panjang gelombang tertentu, sinarnya fokus pada titik tertentu alias presisi, mengeluarkan cahaya dengan intensitas tinggi dan tidak menyebabkan luka bakar.

Laser sebelumnya sudah dipakai di dunia medis untuk pengobatan kelainan kulit, batu ginjal, operasi mata hingga tumor.

Teknologi ini ia pakai karena punya risiko komplikasi yang minimal dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan. Dengan waktu tindakan kurang dari tiga menit, tanpa jahitan, perdarahan relatif minimal hingga hampir tanpa perdarahan, sunat dengan metode laser disebut tanpa rasa nyeri dan proses penyembuhan pun lebih cepat.

Pada kondisi normal, luka bisa sembuh selama tiga hingga lima hari terutama bila tak ada inflamasi berlebihan. Jika perawatan pascasunat tidak baik, misalnya bagian yang disunat terkena debu atau kotor serta disentuh-sentuh, penyembuhan bisa lebih lama. Namun, pada umumnya anak yang sudah dikhitan dengan metode ini bisa langsung beraktivitas pada hari berikutnya. Setelah sunat, disarankan untuk kontrol kembali agar tenaga medis bisa memeriksa bekas luka sunat.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Periode 2018-2021 dr. Daeng Mohammad Faqih, SH., MH, mengatakan metode ini merupakan terobosan mutakhir yang patut diacungi jempol karena memberikan rasa aman terhadap pasien.

"Ini terobosan pelayanan medis untuk sunat di Indonesia," tutup Daeng.

Baca juga: Dokter Reisa ungkap sejumlah mitos seputar sunat

Baca juga: Laki-laki sebaiknya disunat saat bayi

Baca juga: Disunat atau tidak apakah berdampak pada kesuburan pria?

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Percepat transformasi digital melalui pemanfaatan teknologi telekomunikasi

15 May 2024 23:08 Wib

Kapuas raih juara satu lomba TTG tingkat provinsi

19 April 2024 5:57 Wib

Kalteng optimalkan pemanfaatan TTG, beri nilai tambah bagi masyarakat

18 April 2024 0:19 Wib

CEO Apple, Tim Cook ajak Prabowo kerja sama di bidang pengembangan teknologi

17 April 2024 17:15 Wib

Musim depan Liga Inggris akan terapkan Teknologi Offside Semi-Otomatis

11 April 2024 22:55 Wib
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib