Jakarta (ANTARA) - SAP Indonesia dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, mengungkapkan tenaga kerja hybrid menjadi salah satu dari enam tren dunia kerja industri 4.0 atau dunia kerja masa depan.
Kecepatan perkembangan industri 4.0 tak hanya menuntut masyarakat menjadi lebih cekatan dan adaptif, melainkan turut mengubah tatanan dan sistem yang sudah ada, termasuk lingkungan kerja sehingga banyak perusahaan yang harus memprioritaskan efisiensi, personalisasi, dan fleksibilitas ke dalam prosedur operasional standar mereka.
Adapun situasi pandemi COVID-19 telah memaksa banyak tenaga kerja untuk berekspansi cepat dan mengimplementasikan sistem kerja hybrid, di mana tren ini kemudian mendorong banyak perusahaan untuk membentuk tim berbasis fungsi dan keterampilan tertentu agar penyelesaian pekerjaan tak harus selalu terpusat di satu tempat.
Tren dunia kerja industri 4.0 yang kedua adalah penerapan Artificial Intelligence (AI) di tempat kerja. Dengan melakukan automasi terhadap tugas yang berulang, maka perusahaan dapat meminimalisir kesalahan dan waktu untuk menyelesaikannya.
SAP Indonesia berpendapat para karyawan pun akan lebih fokus pada pemecahan masalah dan tugas-tugas kreatif lainnya dengan automasi berulang tersebut. Keberadaan teknologi AI memudahkan perusahaan untuk menganalisis dan menafsirkan big data sembari memberikan analisa lain yang akurat.
Selanjutnya tren yang ketiga adalah inklusifitas dan keberagaman pekerja yang telah terbukti berhasil meningkatkan tingkat produktivitas inovasi, kesuksesan, dan tingkat kepuasan karyawan secara umum.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey, perusahaan Amerika Serikat dengan tingkat keberagaman latar belakang pekerja terbanyak terbukti 36 persen lebih unggul dari pesaing mereka.
Mengenai pentingnya memprioritaskan kesejahteraan karyawan di perusahaannya, Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro menilai untuk dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang produktif dan kompeten, perusahaan perlu menghargai dan mendukung usaha karyawannya.
Pemberdayaan teknologi dan solusi termutakhir dapat membantu mereka untuk bekerja dengan lebih efisien dan percaya diri. Banyak perusahaan yang sudah mengadaptasi tren kerja masa depan yang menggunakan ide-ide inovatif dan pemanfaatan solusi-solusi yang dapat mentransformasi lingkungan kerja, tenaga kerja, dan kualitas pekerjaan itu sendiri.
Tren yang keempat adalah angkatan kerja multi generasi lantaran saat ini tren dan budaya kerja yang diterapkan merupakan lingkungan yang diciptakan oleh generasi baby boomer, sehingga ke depannya akan semakin banyak perusahaan melihat percampuran generasi angkatan kerja.
Menurut SAP Indonesia, heterogenitas akan menciptakan berbagai tren yang mengharuskan perusahaan untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda jauh antar generasi, serta akan mendorong pergerakan yang lebih cepat dalam angkatan kerja.
Kemudian tren kelima yakni pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja karena implementasi AI dan teknologi digital teraktual membutuhkan pelatihan khusus. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan rutin yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penggunaan AI dan teknologi baru juga akan membuka pintu bagi berbagai macam inovasi di tempat kerja kelak, misalnya memanfaatkan robot untuk membentuk lingkungan kerja yang imersif dan personal sesuai dengan kemampuan serta kenyamanan setiap penggunanya.
Terakhir, tren keenam yaitu mengedepankan kesejahteraan dan keterlibatan karyawan.
Survei pada 2020 yang dilakukan terhadap 17 ribu karyawan yang tersebar di 20 industri berbeda menunjukkan peningkatan keterlibatan karyawan di tempat kerja merupakan faktor terpenting untuk dapat membangun sebuah bisnis yang kokoh dan berkinerja tinggi.
Kecepatan perkembangan industri 4.0 tak hanya menuntut masyarakat menjadi lebih cekatan dan adaptif, melainkan turut mengubah tatanan dan sistem yang sudah ada, termasuk lingkungan kerja sehingga banyak perusahaan yang harus memprioritaskan efisiensi, personalisasi, dan fleksibilitas ke dalam prosedur operasional standar mereka.
Adapun situasi pandemi COVID-19 telah memaksa banyak tenaga kerja untuk berekspansi cepat dan mengimplementasikan sistem kerja hybrid, di mana tren ini kemudian mendorong banyak perusahaan untuk membentuk tim berbasis fungsi dan keterampilan tertentu agar penyelesaian pekerjaan tak harus selalu terpusat di satu tempat.
Tren dunia kerja industri 4.0 yang kedua adalah penerapan Artificial Intelligence (AI) di tempat kerja. Dengan melakukan automasi terhadap tugas yang berulang, maka perusahaan dapat meminimalisir kesalahan dan waktu untuk menyelesaikannya.
SAP Indonesia berpendapat para karyawan pun akan lebih fokus pada pemecahan masalah dan tugas-tugas kreatif lainnya dengan automasi berulang tersebut. Keberadaan teknologi AI memudahkan perusahaan untuk menganalisis dan menafsirkan big data sembari memberikan analisa lain yang akurat.
Selanjutnya tren yang ketiga adalah inklusifitas dan keberagaman pekerja yang telah terbukti berhasil meningkatkan tingkat produktivitas inovasi, kesuksesan, dan tingkat kepuasan karyawan secara umum.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey, perusahaan Amerika Serikat dengan tingkat keberagaman latar belakang pekerja terbanyak terbukti 36 persen lebih unggul dari pesaing mereka.
Mengenai pentingnya memprioritaskan kesejahteraan karyawan di perusahaannya, Managing Director SAP Indonesia Andreas Diantoro menilai untuk dapat menarik dan mempertahankan karyawan yang produktif dan kompeten, perusahaan perlu menghargai dan mendukung usaha karyawannya.
Pemberdayaan teknologi dan solusi termutakhir dapat membantu mereka untuk bekerja dengan lebih efisien dan percaya diri. Banyak perusahaan yang sudah mengadaptasi tren kerja masa depan yang menggunakan ide-ide inovatif dan pemanfaatan solusi-solusi yang dapat mentransformasi lingkungan kerja, tenaga kerja, dan kualitas pekerjaan itu sendiri.
Tren yang keempat adalah angkatan kerja multi generasi lantaran saat ini tren dan budaya kerja yang diterapkan merupakan lingkungan yang diciptakan oleh generasi baby boomer, sehingga ke depannya akan semakin banyak perusahaan melihat percampuran generasi angkatan kerja.
Menurut SAP Indonesia, heterogenitas akan menciptakan berbagai tren yang mengharuskan perusahaan untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda jauh antar generasi, serta akan mendorong pergerakan yang lebih cepat dalam angkatan kerja.
Kemudian tren kelima yakni pelatihan dan peningkatan kemampuan pekerja karena implementasi AI dan teknologi digital teraktual membutuhkan pelatihan khusus. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan rutin yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan untuk menggunakan teknologi tersebut.
Penggunaan AI dan teknologi baru juga akan membuka pintu bagi berbagai macam inovasi di tempat kerja kelak, misalnya memanfaatkan robot untuk membentuk lingkungan kerja yang imersif dan personal sesuai dengan kemampuan serta kenyamanan setiap penggunanya.
Terakhir, tren keenam yaitu mengedepankan kesejahteraan dan keterlibatan karyawan.
Survei pada 2020 yang dilakukan terhadap 17 ribu karyawan yang tersebar di 20 industri berbeda menunjukkan peningkatan keterlibatan karyawan di tempat kerja merupakan faktor terpenting untuk dapat membangun sebuah bisnis yang kokoh dan berkinerja tinggi.