Palangka Raya (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah mendorong ibu-ibu rumah tangga di kota setempat dapat mengubah sampah menjadi rupiah.
"Salah satu cara paling sederhana yang dapat dilakukan ibu-ibu yakni dengan memilah sampahnya dan kemudian dijual di bank sampah," kata Ketua TP PKK Kota Palangka Raya Avina Fairid Naparin di Palangka Raya, Selasa.
Saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup semakin memaksimalkan keberadaan bank sampah. Bahkan, terkait proses jual beli, terdapat petugas yang siap mengambil ke rumah warga. Transaksi hasil pembelian sampah pun bisa dilakukan dalam bentuk digital serupa tabungan.
Keberadaan bank sampah digital ini untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang dihasilkan masyarakat, selain itu juga untuk memberikan ekonomi melalui proses jual beli.
Setidaknya ada 23 jenis sampah yang bernilai ekonomis yang bisa dijual melalui bank sampah digital, yakni kardus, botol kemasan bersih, plastik campur, botol shampo, kaleng susu, plastik kerasan, kertas putih (kotor), kertas HVS, kertas sampul, aluminium, kaleng sprite, tutup botol, koran, gelas air mineral, besi, botol sirup, botol bir, seng dan minyak jelantah.
Sedangkan nilai sampah yang dikumpulkan untuk setiap berat per satu kilogram bervariasi tergantung jenis, mulai dari Rp300 hingga Rp9.000/kg.
Baca juga: Kalteng Expo jadi sarana tingkatkan promosi dan peluang investasi
Masyarakat dapat mengakses layanan bank sampah digital mengunduh aplikasi Mountrash di google play store secara gratis yang selanjutnya melakukan pendaftaran peserta sesuai arahan di aplikasi tersebut.
Untuk memaksimalkan pengelolaan sampah melalui keberadaan bank digital itu, TP PKK "Kota Cantik" juga menggelar sosialisasi bertajuk “Ayo Ubah Sampah Jadi Rupiah Lingkungan Bersih, Sehat dan Rapi (Berseri), Sampah Menjadi Rejeki”.
Avina yang merupakan istri Wali Kota Fairid Naparin itu mengatakan, sampah masih menjadi salah satu permasalahan di Kota-kota di Indonesia, tidak terkecuali di Palangka Raya.
Sampah organik dan non organik yang dihasilkan warga setempat mencapai 119,910 kg/hari atau 599,55 m3/hari baik berasal dari perumahan penduduk, sarana perdagangan, pasar dan permukiman serta lokasi lain.
Dalam rangka pengelolaan sampah yang ada, saat ini terdapat tujuh Unit Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Palangka Raya. Dua unit di Kecamatan Pahandut, dua unit di Kecamatan Jekan Raya, masing-masing satu unit di Kecamatan Sebangau, Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rakumpit.
Selain itu Pemkot Palangka Raya juga membantun Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3R sebagai tempat pengelolaan sampah dengan sistem mengurangi, menggunakan kembali dan memanfaatkan sampah dengan bentuk berbeda.
Baca juga: Orangtua di Palangka Raya histeris temukan anaknya tewas gantung diri
Baca juga: Seluruh jamaah haji asal Kalteng dalam kondisi sehat
Baca juga: KPU Kalteng ajak masyarakat gunakan aplikasi cek daftar pemilih
"Salah satu cara paling sederhana yang dapat dilakukan ibu-ibu yakni dengan memilah sampahnya dan kemudian dijual di bank sampah," kata Ketua TP PKK Kota Palangka Raya Avina Fairid Naparin di Palangka Raya, Selasa.
Saat ini Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Lingkungan Hidup semakin memaksimalkan keberadaan bank sampah. Bahkan, terkait proses jual beli, terdapat petugas yang siap mengambil ke rumah warga. Transaksi hasil pembelian sampah pun bisa dilakukan dalam bentuk digital serupa tabungan.
Keberadaan bank sampah digital ini untuk memaksimalkan pengelolaan sampah yang dihasilkan masyarakat, selain itu juga untuk memberikan ekonomi melalui proses jual beli.
Setidaknya ada 23 jenis sampah yang bernilai ekonomis yang bisa dijual melalui bank sampah digital, yakni kardus, botol kemasan bersih, plastik campur, botol shampo, kaleng susu, plastik kerasan, kertas putih (kotor), kertas HVS, kertas sampul, aluminium, kaleng sprite, tutup botol, koran, gelas air mineral, besi, botol sirup, botol bir, seng dan minyak jelantah.
Sedangkan nilai sampah yang dikumpulkan untuk setiap berat per satu kilogram bervariasi tergantung jenis, mulai dari Rp300 hingga Rp9.000/kg.
Baca juga: Kalteng Expo jadi sarana tingkatkan promosi dan peluang investasi
Masyarakat dapat mengakses layanan bank sampah digital mengunduh aplikasi Mountrash di google play store secara gratis yang selanjutnya melakukan pendaftaran peserta sesuai arahan di aplikasi tersebut.
Untuk memaksimalkan pengelolaan sampah melalui keberadaan bank digital itu, TP PKK "Kota Cantik" juga menggelar sosialisasi bertajuk “Ayo Ubah Sampah Jadi Rupiah Lingkungan Bersih, Sehat dan Rapi (Berseri), Sampah Menjadi Rejeki”.
Avina yang merupakan istri Wali Kota Fairid Naparin itu mengatakan, sampah masih menjadi salah satu permasalahan di Kota-kota di Indonesia, tidak terkecuali di Palangka Raya.
Sampah organik dan non organik yang dihasilkan warga setempat mencapai 119,910 kg/hari atau 599,55 m3/hari baik berasal dari perumahan penduduk, sarana perdagangan, pasar dan permukiman serta lokasi lain.
Dalam rangka pengelolaan sampah yang ada, saat ini terdapat tujuh Unit Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Palangka Raya. Dua unit di Kecamatan Pahandut, dua unit di Kecamatan Jekan Raya, masing-masing satu unit di Kecamatan Sebangau, Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rakumpit.
Selain itu Pemkot Palangka Raya juga membantun Tempat Pembuangan Sementara (TPS) 3R sebagai tempat pengelolaan sampah dengan sistem mengurangi, menggunakan kembali dan memanfaatkan sampah dengan bentuk berbeda.
Baca juga: Orangtua di Palangka Raya histeris temukan anaknya tewas gantung diri
Baca juga: Seluruh jamaah haji asal Kalteng dalam kondisi sehat
Baca juga: KPU Kalteng ajak masyarakat gunakan aplikasi cek daftar pemilih