Pangkalan Bun (ANTARA) - Kepolisian Resor Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, menggelar simulasi pengamanan untuk mengantisipasi gejolak di masyarakat terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

"Apel dan simulasi gabungan ini dilaksanakan untuk pengantisipasian apabila ada terjadinya aksi demo yang dikarenakan dampak dari kenaikan BBM, " Ujar Kapolres Kobar, AKBP Bayu Wicaksono di Pangkalan Bun, Selasa. 

Dalam simulasi ini, terlihat sekumpulan massa pekerja sebuah perusahaan melakukan orasi yang awalnya berjalan damai. Dalam orasinya, massa meminta pihak perusahaan menaikkan harga upah dikarenakan adanya kenaikan BBM tersebut. 

Tanpa diduga, massa melakukan aksi anarkis dengan mencoba menerobos barikade polisi yang sudah menghalau massa dengan menggunakan tameng untuk bertahan. 

Baca juga: Sulit didapat, nelayan di Kobar terpaksa beli solar seharga Rp15 ribu per liter

Bentrok pun tidak dapat dihindarkan. Pendemo melempari polisi sehingga polisi membalas dengan menyemprot massa dengan water cannon untuk membubarkan aksi demo tersebut. 

"Kami pasti mengutamakan sikap persuasif, namun prosedur tetap juga harus ada, karena itu kami akan melakukan pengamanan sesuai standar pengamanan," ujar Bayu. 

Bayu mengatakan, sistem pengamanan dengan preventif juga akan dilakukan sesuai prosedur standar pengamanan, sehingga dapat dipastikan tidak akan menimbulkan korban jiwa.

"Kami tidak melarang adanya aksi demo, karena itu hak semua masyarakat, namun tentunya harus sesuai prosedur dan tetap berjalan damai saat pelaksanaannya," pungkasnya. 

Baca juga: Pemkab Kobar terus kembangkan pariwisata sebagai leading sektor ekonomi

Baca juga: Kotawaringin Barat mulai lakukan pengolahan limbah sawit jadi gula merah

Baca juga: PMK berdampak ke penurunan populasi hewan ternak di Kobar

Pewarta : M Husein Asyari
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024