Jakarta (ANTARA) - Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi membagikan kiat mengolah tubuh yang ideal agar tetap bugar di tengah aktivitas padat yang dilakukan masyarakat sehari-hari.
Kartini menyebutkan dibutuhkan waktu khusus yang terpisah dari kegiatan rutin sehari-hari agar kegiatan mengolah badan bisa produktif.
Baca juga: Pakar sebut minum susu bisa tingkatkan imun tubuh
“Setiap orang harus mempersiapkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Seperti seorang karyawan yang bisa berolahraga sepulang kerja, seorang ibu bisa mencari waktu olahraga di siang atau sore hari setelah kesibukannya selesai, yang pasti dalam kondisi tenang," kata Kartini dikutip dalam siaran pers Lemonilo, Kamis.
Lebih lanjut kegiatan mengolah tubuh secara fisik itu pun terpisah dari kegiatan domestik yang dikenal juga sebagai pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, ataupun mencuci mobil.
Agar bisa efektif, kegiatan olahraga yang dilakukan harus memenuhi prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur).
Memenuhi prinsip "Baik" artinya melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh dan bertahap, serta berkesinambungan.
Baca juga: Wanita punya kebutuhan nutrisi berbeda di tiap jenjang usia
Lalu "Benar" artinya melalui tahapan seperti melakukan pemanasan sebelum mulai berolahraga untuk menghindari cedera dan tidak lupa menutup gerakan olahraga dengan pendinginan.
Selain itu, prinsip "Benar" juga terkait dengan pola makan.
Kartini menyebutkan contohnya seperti dua jam sebelum beraktivitas fisik memutuskan sudah tidak makan lagi, karena bila setelah makan langsung beraktivitas fisik maka akan menyebabkan sesak napas.
Lalu selanjutnya adalah "Terukur", yang artinya benar-benar masuk ke dalam zona latihan.
Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu dengan rumus "220 - umur x 60 - 80 persen".
Bila masih dalam tahap baru berolahraga, ketika masuk zona latihan maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
Baca juga: Manfaat mandi air hangat bagi kesehatan
"Olahraga juga bisa dengan kegiatan-kegiatan sederhana seperti meremas bola, atau jalan kaki dari stasiun saat ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat. Namun, kita perlu memperhatikan juga bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama, oleh sebab itu kita juga perlu mendapat arahan dari instruktur atau ahli,” kata Kartini.
Terakhir adalah "Teratur", artinya durasi latihan harus konsisten semisal dalam seminggu ada tiga hingga lima kali sesi latihan dengan baik dan benar.
Kebutuhan antara laki-laki dan perempuan juga harus menjadi pertimbangan ketika melakukan kegiatan olahraga atau mengolah tubuh sehingga olahraga yang dilakukan bisa efektif serta bermanfaat.
“Kita harus menjaga kesehatan yang dimulai dari diri kita sendiri agar kita senantiasa sehat, bugar, produktif, dan mempersiapkan diri kita menuju usia produktif yang aktif dan usia lansia yang SMART, (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produktif). Karena kalau sekarang kita masih muda tidak memelihara kesehatan, di masa tua nanti akan lebih berat,” tutupnya.
Kartini menyebutkan dibutuhkan waktu khusus yang terpisah dari kegiatan rutin sehari-hari agar kegiatan mengolah badan bisa produktif.
Baca juga: Pakar sebut minum susu bisa tingkatkan imun tubuh
“Setiap orang harus mempersiapkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Seperti seorang karyawan yang bisa berolahraga sepulang kerja, seorang ibu bisa mencari waktu olahraga di siang atau sore hari setelah kesibukannya selesai, yang pasti dalam kondisi tenang," kata Kartini dikutip dalam siaran pers Lemonilo, Kamis.
Lebih lanjut kegiatan mengolah tubuh secara fisik itu pun terpisah dari kegiatan domestik yang dikenal juga sebagai pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, ataupun mencuci mobil.
Agar bisa efektif, kegiatan olahraga yang dilakukan harus memenuhi prinsip BBTT (Baik, Benar, Terukur, dan Teratur).
Memenuhi prinsip "Baik" artinya melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh dan bertahap, serta berkesinambungan.
Baca juga: Wanita punya kebutuhan nutrisi berbeda di tiap jenjang usia
Lalu "Benar" artinya melalui tahapan seperti melakukan pemanasan sebelum mulai berolahraga untuk menghindari cedera dan tidak lupa menutup gerakan olahraga dengan pendinginan.
Selain itu, prinsip "Benar" juga terkait dengan pola makan.
Kartini menyebutkan contohnya seperti dua jam sebelum beraktivitas fisik memutuskan sudah tidak makan lagi, karena bila setelah makan langsung beraktivitas fisik maka akan menyebabkan sesak napas.
Lalu selanjutnya adalah "Terukur", yang artinya benar-benar masuk ke dalam zona latihan.
Zona latihan bisa dilihat dari perhitungan denyut nadi yaitu dengan rumus "220 - umur x 60 - 80 persen".
Bila masih dalam tahap baru berolahraga, ketika masuk zona latihan maka harus didampingi oleh pelatih atau instruktur.
Baca juga: Manfaat mandi air hangat bagi kesehatan
"Olahraga juga bisa dengan kegiatan-kegiatan sederhana seperti meremas bola, atau jalan kaki dari stasiun saat ke kantor dengan kecepatan yang cukup kuat. Namun, kita perlu memperhatikan juga bahwa tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama, oleh sebab itu kita juga perlu mendapat arahan dari instruktur atau ahli,” kata Kartini.
Terakhir adalah "Teratur", artinya durasi latihan harus konsisten semisal dalam seminggu ada tiga hingga lima kali sesi latihan dengan baik dan benar.
Kebutuhan antara laki-laki dan perempuan juga harus menjadi pertimbangan ketika melakukan kegiatan olahraga atau mengolah tubuh sehingga olahraga yang dilakukan bisa efektif serta bermanfaat.
“Kita harus menjaga kesehatan yang dimulai dari diri kita sendiri agar kita senantiasa sehat, bugar, produktif, dan mempersiapkan diri kita menuju usia produktif yang aktif dan usia lansia yang SMART, (Sehat, Mandiri, Aktif, dan Produktif). Karena kalau sekarang kita masih muda tidak memelihara kesehatan, di masa tua nanti akan lebih berat,” tutupnya.