Banjul, Gambia (ANTARA) - Kematian 69 anak akibat gagal ginjal akut di Gambia dikaitkan dengan empat sirup batuk buatan India dan yang diimpor melalui perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat, kata polisi Gambia dalam laporan awal, Selasa (11/10).
Penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan jumlah senyawa dietilen glikol dan etilena glikol "yang tidak dapat diterima", yang dapat menjadi racun, pada empat produk buatan Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi.
Polisi tidak menyebutkan nama Maiden secara langsung, namun memasukkan empat produk yang sama milik perusahaan tersebut yang disebutkan WHO: Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Atlantic Pharmaceuticals Company yang berbasis di Atlanta, yang mengantongi izin untuk mengekspor obat-obatan ke Gambia, memesan total 50.000 botol sirup-sirup itu, menurut laporan polisi.
Baca juga: Gambia larang impor beras mulai 2016
"Ditetapkan bahwa dari total 50.000 botol sirup bayi yang terkontaminasi tersebut, sebanyak 41.462 botol telah dikarantina/disita... dan 8.538 botol belum ditemukan," tulis pernyataan itu, menambahkan penyelidikan masih berlangsung.
Atlantic Pharmaceuticals tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Pihak Maiden pekan lalu mengatakan kepada Reuters sedang berupaya mencari informasi lebih lanjut.
September lalu otoritas Gambia melakukan penyelidikan setelah para doktor pada Juli memperhatikan bahwa sejumlah anak mengalami gejala seusai mengonsumsi sirup parasetamol yang dijual secara lokal, yang biasanya digunakan untuk mengobati demam.
Gagal ginjal akut menyebabkan 69 anak meninggal, menurut pemerintah, yang telah menangguhkan penjualan semua merek sirup batuk parasetamol dan menariknya dari semua apotek dan rumah tangga.
Sejauh ini sirup Maiden Pharma yang terkontaminasi telah didistribusikan di Gambia, meski produk tersebut kemungkinan juga masuk ke pasar-pasar secara ilegal.
"Kami semua korban malpraktek perusahaan. Sebagai sebuah negara, kami tidak memiliki semua sumber daya dan personel. Kami tidak mempunyai laboratorium untuk menguji obat-obatan," kata Menteri Kesehatan Ahmad Lamin Samateh pekan lalu.
Mitra internasional akan membantu Gambia memperketat sistem pengawasan medis dan aturan impor, katanya, menegaskan bahwa pemerintah sedang mengambil sejumlah langkah untuk manufaktur di India.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gambia akan bangun RS herbal untuk pasien AIDS
Baca juga: Bisakah orang dewasa dan anak gunakan obat batuk & flu yang sama?
Baca juga: Mengenal kandungan bahan dalam obat batuk
Penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan jumlah senyawa dietilen glikol dan etilena glikol "yang tidak dapat diterima", yang dapat menjadi racun, pada empat produk buatan Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi.
Polisi tidak menyebutkan nama Maiden secara langsung, namun memasukkan empat produk yang sama milik perusahaan tersebut yang disebutkan WHO: Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Atlantic Pharmaceuticals Company yang berbasis di Atlanta, yang mengantongi izin untuk mengekspor obat-obatan ke Gambia, memesan total 50.000 botol sirup-sirup itu, menurut laporan polisi.
Baca juga: Gambia larang impor beras mulai 2016
"Ditetapkan bahwa dari total 50.000 botol sirup bayi yang terkontaminasi tersebut, sebanyak 41.462 botol telah dikarantina/disita... dan 8.538 botol belum ditemukan," tulis pernyataan itu, menambahkan penyelidikan masih berlangsung.
Atlantic Pharmaceuticals tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Pihak Maiden pekan lalu mengatakan kepada Reuters sedang berupaya mencari informasi lebih lanjut.
September lalu otoritas Gambia melakukan penyelidikan setelah para doktor pada Juli memperhatikan bahwa sejumlah anak mengalami gejala seusai mengonsumsi sirup parasetamol yang dijual secara lokal, yang biasanya digunakan untuk mengobati demam.
Gagal ginjal akut menyebabkan 69 anak meninggal, menurut pemerintah, yang telah menangguhkan penjualan semua merek sirup batuk parasetamol dan menariknya dari semua apotek dan rumah tangga.
Sejauh ini sirup Maiden Pharma yang terkontaminasi telah didistribusikan di Gambia, meski produk tersebut kemungkinan juga masuk ke pasar-pasar secara ilegal.
"Kami semua korban malpraktek perusahaan. Sebagai sebuah negara, kami tidak memiliki semua sumber daya dan personel. Kami tidak mempunyai laboratorium untuk menguji obat-obatan," kata Menteri Kesehatan Ahmad Lamin Samateh pekan lalu.
Mitra internasional akan membantu Gambia memperketat sistem pengawasan medis dan aturan impor, katanya, menegaskan bahwa pemerintah sedang mengambil sejumlah langkah untuk manufaktur di India.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gambia akan bangun RS herbal untuk pasien AIDS
Baca juga: Bisakah orang dewasa dan anak gunakan obat batuk & flu yang sama?
Baca juga: Mengenal kandungan bahan dalam obat batuk