Sampit (ANTARA) - Puluhan pelajar SMAN 1 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diedukasi tentang bahaya pergaulan bebas sehingga bisa membentengi diri dari tindakan yang berdampak negatif tersebut.
"Kami sangat menyambut positif kegiatan ini. Kami selalu terbuka karena sebenarnya kami yang mendapat manfaat besar. Ini bagian pendidikan, apalagi sekarang dikedepankan pendidikan karakter. Untuk kognitif, sekarang semakin banyak referensinya," kata Kepala SMAN 1 Sampit, Muhammad Darma Setiawan di Sampit, Senin.
Sosialisasi bahaya pergaulan bebas dilaksanakan Komisi III DPRD Kotawaringin Timur bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Kartini. Hadir sebagai pemateri dari legislator, psikolog, dokter dan pengurus LSM tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah yang menjadi narasumber kegiatan tersebut mengatakan, generasi muda saat ini harus diselamatkan dari pergaulan bebas. Selain peran orangtua dan lingkungan, pelajar juga harus memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mampu membentengi diri dari pergaulan bebas.
Menurutnya, generasi muda saat ini mempunyai tanggung jawab terhadap daerah dan bangsa ini di masa yang akan datang. Untuk itu pelajar jangan sampai terjerumus pada pergaulan bebas karena dapat merusak masa depan.
Baca juga: DPRD Kotim lepas kepergian Anang Kapeliyus
"Indonesia Emas dengan bonus demografi pada 2035 akan ada 60 persen usia produktif. Untuk itu harus dipersiapkan karena generasi saat ini yang akan memegang peranan penting. Pendidikan karakter penting. Ilmu pengetahuan tanpa akhlak ibarat mobil tanpa lampu. Makanya penting supaya terarah dengan baik dan tidak terjerumus ke tempat tidak baik," ujar Riskon.
Sekretaris LSM Lentera Kartini, Fifit Novita Handayani mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan remaja terjerumus pada pergaulan bebas. Konflik keluarga dan minimnya perhatian orangtua, pengaruh teman sebaya, pengaruh internet juga bisa membawa dampak.
"Sampit ini ibarat kota metropolitan kecil. Banyak kasus. Kami menangani beberapa kasus remaja yang suka dugem. Izin belajar kelompok tapi ternyata ke tempat hiburan. Hal seperti ini yang perlu peran kita semua untuk mencegah remaja dari pergaulan bebas," kata Fifit.
Fifit menyebut, beberapa bagian pergaulan bebas seperti seks bebas, LGBT(lesbian, gay, biseksual dan transgender), minuman keras, merokok, narkoba, kabur dari rumah, putus sekolah, tawuran dan dugem. Ini perlu diwaspadai agar generasi muda tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
"Pergaulan bebas membawa dampak terhadap sisi kesehatan, pendidikan, sosial, maupun psikologis. Kita harus menyelamatkan generasi muda dari pergaulan bebas karena ini menyangkut masa depan daerah dan negara ini juga," demikian Fifit.
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit bantu Rp100 juta untuk normalisasi Sungai Kenyala
Baca juga: Banjir di Kotim masih merendam 24 desa
Baca juga: Investor berharap pabrik pengolahan limbah medis di Sampit segera terwujud
"Kami sangat menyambut positif kegiatan ini. Kami selalu terbuka karena sebenarnya kami yang mendapat manfaat besar. Ini bagian pendidikan, apalagi sekarang dikedepankan pendidikan karakter. Untuk kognitif, sekarang semakin banyak referensinya," kata Kepala SMAN 1 Sampit, Muhammad Darma Setiawan di Sampit, Senin.
Sosialisasi bahaya pergaulan bebas dilaksanakan Komisi III DPRD Kotawaringin Timur bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Kartini. Hadir sebagai pemateri dari legislator, psikolog, dokter dan pengurus LSM tersebut.
Anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah yang menjadi narasumber kegiatan tersebut mengatakan, generasi muda saat ini harus diselamatkan dari pergaulan bebas. Selain peran orangtua dan lingkungan, pelajar juga harus memiliki pengetahuan yang cukup sehingga mampu membentengi diri dari pergaulan bebas.
Menurutnya, generasi muda saat ini mempunyai tanggung jawab terhadap daerah dan bangsa ini di masa yang akan datang. Untuk itu pelajar jangan sampai terjerumus pada pergaulan bebas karena dapat merusak masa depan.
Baca juga: DPRD Kotim lepas kepergian Anang Kapeliyus
"Indonesia Emas dengan bonus demografi pada 2035 akan ada 60 persen usia produktif. Untuk itu harus dipersiapkan karena generasi saat ini yang akan memegang peranan penting. Pendidikan karakter penting. Ilmu pengetahuan tanpa akhlak ibarat mobil tanpa lampu. Makanya penting supaya terarah dengan baik dan tidak terjerumus ke tempat tidak baik," ujar Riskon.
Sekretaris LSM Lentera Kartini, Fifit Novita Handayani mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan remaja terjerumus pada pergaulan bebas. Konflik keluarga dan minimnya perhatian orangtua, pengaruh teman sebaya, pengaruh internet juga bisa membawa dampak.
"Sampit ini ibarat kota metropolitan kecil. Banyak kasus. Kami menangani beberapa kasus remaja yang suka dugem. Izin belajar kelompok tapi ternyata ke tempat hiburan. Hal seperti ini yang perlu peran kita semua untuk mencegah remaja dari pergaulan bebas," kata Fifit.
Fifit menyebut, beberapa bagian pergaulan bebas seperti seks bebas, LGBT(lesbian, gay, biseksual dan transgender), minuman keras, merokok, narkoba, kabur dari rumah, putus sekolah, tawuran dan dugem. Ini perlu diwaspadai agar generasi muda tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
"Pergaulan bebas membawa dampak terhadap sisi kesehatan, pendidikan, sosial, maupun psikologis. Kita harus menyelamatkan generasi muda dari pergaulan bebas karena ini menyangkut masa depan daerah dan negara ini juga," demikian Fifit.
Baca juga: PT Maju Aneka Sawit bantu Rp100 juta untuk normalisasi Sungai Kenyala
Baca juga: Banjir di Kotim masih merendam 24 desa
Baca juga: Investor berharap pabrik pengolahan limbah medis di Sampit segera terwujud