Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sedang menelusuri kabar tentang adanya seorang balita asal daerah ini yang meninggal di salah satu rumah sakit di Surabaya akibat penyakit ginjal akut misterius. 

"Kita masih lakukan tracing (melacak). Mudah-mudahan di Kotim tidak ada," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa. 

Kabar adanya kasus meninggal akibat gagal ginjal akut, disampaikan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah yang menerima informasi awal dari Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur. 

Kabarnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi kepada Dinas Kesehatan terkait adanya seorang anak berusia dua tahun asal Kecamatan Parenggean yang meninggal di RS dr Soetomo akibat gagal ginjal akut. Hal ini kemudian yang disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. 

Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur sendiri menyatakan masih menelusuri informasi tersebut. Sejauh ini belum ditemukan data adanya rujukan dari puskesmas maupun rumah sakit di Kotawaringin Timur terkait pasien gagal ginjal akut itu. 

Saat ini Dinas Kesehatan masih menelusuri lebih lanjut informasi terkait meninggalnya anak yang sempat dirawat beberapa hari di RS dr Soetomo Surabaya akibat gagal ginjal tersebut. 

Baca juga: Pemuda Kotim dibekali pengetahuan pemasaran digital tingkatkan ekonomi

Bupati Halikinnor mengaku sudah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan beserta jajarannya di puskesmas, serta seluruh rumah sakit di kabupaten ini untuk memantau kemungkinan adanya penderita gagal ginjal akut di daerah ini. 

Dia berharap tidak ada kasus gagal ginjal akut yang saat ini sedang menjadi perhatian masyarakat tersebut. Namun jika ditemukan, dia meminta segera ditangani secara serius dan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien. 

"Saya minta seluruh puskesmas dan rumah sakit untuk memonitor ini. Kalau ada ditemukan gejala-gejala seperti itu, tolong segera ditangani semaksimal mungkin sesuai prosedur kesehatan," demikian Halikinnor. 

Seperti diketahui, penyakit ginjal akut pada balita kini menjadi perhatian masyarakat. Hal itu seiring ditemukan merebaknya kasus kematian balita akibat gagal ginjal akut akibat mengonsumsi obat sirup. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (24/10) memastikan fenomena gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat sirup.

Jumlah pasien gagal ginjal akut mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Awal Oktober ini, jumlah pasien disebutkan bertambah menjadi 141 orang yang umumnya berusia di bawah lima tahun.

Baca juga: Agustiar gandeng pemuda buka dapur umum bantu korban banjir di Kotim

Baca juga: Komunitas trail blusukan antar bantuan untuk korban banjir di Kotim

Baca juga: Legislator Kotim dukung relokasi fasilitas umum terdampak banjir
 

Pewarta : Norjani
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024