Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta generasi muda, anak-anak milenial hingga generasi Z, turut aktif menyampaikan kampanye positif industri sawit nasional.
Ketua Bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi di Jakarta, Senin, mengatakan masa depan industri minyak sawit Indonesia berada di tangan generasi muda, anak-anak milenial hingga generasi Z.
"Perlu penguatan strategi kampanye positif di kalangan anak-anak muda. Jika tidak, sektor kelapa sawit akan ditinggalkan," katanya.
Dengan pergeseran teknologi komunikasi digital yang masif, kata dia, rasanya tantangan komunikasi di industri sawit bisa dihadapi dengan ringan, jika semakin banyak generasi muda terlibat dan berperan aktif dalam di industri sawit.
"Di bidang teknis, sudah ada banyak muda yang masuk dan bekerja di industri sawit. Tetapi dalam bidang komunikasi, kampanye positif, dan advokasi kebijakan, perlu lebih banyak anak-anak muda terlibat di dalamnya," ujar Tofan.
Menurutnya, sejumlah tantangan besar yang dihadapi industri minyak sawit yaitu keberlanjutan, fluktuasi harga dan kebijakan.
Baca juga: Gapki dan pemerintah satukan persepsi terkait aturan perkebunan
"Fluktuasj harga CPO, sebagai sektor usaha bidang komoditas, kita dalam posisi tidak bisa melakukan apapun. Fluktuasi harga komoditas sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar," katanya.
Terkait tantangan keberlanjutan, lanjutnya, komitmen sektor kelapa sawit terhadap tata kelola yang berkelanjutan adalah mutlak.
Sementara terkait kebijakan, Gapki berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro industri sawit yang berkelanjutan.
"Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advokasi kebijakan apapun terkait sawit,” katanya.
Oleh karena itu selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, tambahnya, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advokasi kebijakan terkait sawit.
Dia menilai anak muda mungkin kalah dalam pengalaman, tetapi perspektif mereka akan lebih objektif dalam melihat tantangan di industri sawit, baik tantangan itu yang berasal dari luar negeri ataupun dalam negeri.
Baca juga: Gapki Kalteng siap menjalankan regulasi kemitraan sesuai aturan pemerintah
Baca juga: Pengusaha kelapa sawit di Kalteng berkomitmen sejahterakan masyarakat
Baca juga: Gapki tegaskan wujudkan industri sawit berkelanjutan
Ketua Bidang Komunikasi Gapki Tofan Mahdi di Jakarta, Senin, mengatakan masa depan industri minyak sawit Indonesia berada di tangan generasi muda, anak-anak milenial hingga generasi Z.
"Perlu penguatan strategi kampanye positif di kalangan anak-anak muda. Jika tidak, sektor kelapa sawit akan ditinggalkan," katanya.
Dengan pergeseran teknologi komunikasi digital yang masif, kata dia, rasanya tantangan komunikasi di industri sawit bisa dihadapi dengan ringan, jika semakin banyak generasi muda terlibat dan berperan aktif dalam di industri sawit.
"Di bidang teknis, sudah ada banyak muda yang masuk dan bekerja di industri sawit. Tetapi dalam bidang komunikasi, kampanye positif, dan advokasi kebijakan, perlu lebih banyak anak-anak muda terlibat di dalamnya," ujar Tofan.
Menurutnya, sejumlah tantangan besar yang dihadapi industri minyak sawit yaitu keberlanjutan, fluktuasi harga dan kebijakan.
Baca juga: Gapki dan pemerintah satukan persepsi terkait aturan perkebunan
"Fluktuasj harga CPO, sebagai sektor usaha bidang komoditas, kita dalam posisi tidak bisa melakukan apapun. Fluktuasi harga komoditas sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar," katanya.
Terkait tantangan keberlanjutan, lanjutnya, komitmen sektor kelapa sawit terhadap tata kelola yang berkelanjutan adalah mutlak.
Sementara terkait kebijakan, Gapki berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro industri sawit yang berkelanjutan.
"Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advokasi kebijakan apapun terkait sawit,” katanya.
Oleh karena itu selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, tambahnya, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advokasi kebijakan terkait sawit.
Dia menilai anak muda mungkin kalah dalam pengalaman, tetapi perspektif mereka akan lebih objektif dalam melihat tantangan di industri sawit, baik tantangan itu yang berasal dari luar negeri ataupun dalam negeri.
Baca juga: Gapki Kalteng siap menjalankan regulasi kemitraan sesuai aturan pemerintah
Baca juga: Pengusaha kelapa sawit di Kalteng berkomitmen sejahterakan masyarakat
Baca juga: Gapki tegaskan wujudkan industri sawit berkelanjutan