Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, telah menyiapkan lokasi pengungsian dan dapur umum bagi warga setempat yang menjadi korban banjir kiriman.
"Untuk lokasi posko dan pengungsian sudah siap kita data, dan jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Rabu.
Lokasi yang potensial dijadikan sebagai posko dan pusat pengungsian tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Diantara lokasi itu yakni di sekitar Pasar Kahayan, Gedung KONI, Jalan Arut dan di kantor kelurahan yang tidak tergenang banjir.
"Intinya, lokasi untuk posko tidak tergenang air dan mudah dijangkau masyarakat maupun petugas," kata wanita berhijab itu, .
Berdasar data BPBD "Kota Cantik" pada 15 November sejumlah kelurahan mulai terdampak banjir akibat meluapnya sungai besar yang melintasi Kota Palangka Raya. Tercatat 202 rumah, 217 kepala keluarga dan 753 jiwa terdampak banjir meluapnya air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dan DAS Rungan.
"Dari hasil pemantauan tim di lapangan, debit air setiap hari dimana saat ini ada kenaikan sekitar 30 cm sampai dengan 60 cm per hari. Kondisi ini terjadi karena wilayah hulu sungai yang berada di kabupaten tetangga masih diguyur hujan lebat," katanya.
Emi pun minta masyarakat, terutama di daerah rendah dan di kawasan bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penambahan ketinggian air.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya siap terapkan IKM
Apalagi, lanjut dia, berdasar informasi BMKG sampai awal tahun depan hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Kalteng termasuk Kabupaten Gunung Mas dan Kota Palangka Raya.
"Kabupaten Gunung Mas merupakan daerah yang menjadi hulu sungai, yang alirannya melintasi wilayah Kota Palangka Raya," beber dia.
Dalam rangka memberikan informasi potensi bencana banjir, tim BPBD secara berkala melakukan pemantauan tinggi air sungai di titik-titik pantau yang telah ditetapkan.
"Yang tidak kalah penting, seiring dengan meningkatnya curah hujan dan tinggi debit air, masyarakat juga diminta memantau instalasi listrik yang dimiliki, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat banjir tiba," katanya.
Baca juga: Dinkes diminta bangun posko kesehatan di lokasi terdampak banjir
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya sampaikan nota keuangan RAPBD 2023
Baca juga: Dinkes Palangka Raya gencarkan antisipasi penyebaran TBC
"Untuk lokasi posko dan pengungsian sudah siap kita data, dan jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Rabu.
Lokasi yang potensial dijadikan sebagai posko dan pusat pengungsian tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Diantara lokasi itu yakni di sekitar Pasar Kahayan, Gedung KONI, Jalan Arut dan di kantor kelurahan yang tidak tergenang banjir.
"Intinya, lokasi untuk posko tidak tergenang air dan mudah dijangkau masyarakat maupun petugas," kata wanita berhijab itu, .
Berdasar data BPBD "Kota Cantik" pada 15 November sejumlah kelurahan mulai terdampak banjir akibat meluapnya sungai besar yang melintasi Kota Palangka Raya. Tercatat 202 rumah, 217 kepala keluarga dan 753 jiwa terdampak banjir meluapnya air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dan DAS Rungan.
"Dari hasil pemantauan tim di lapangan, debit air setiap hari dimana saat ini ada kenaikan sekitar 30 cm sampai dengan 60 cm per hari. Kondisi ini terjadi karena wilayah hulu sungai yang berada di kabupaten tetangga masih diguyur hujan lebat," katanya.
Emi pun minta masyarakat, terutama di daerah rendah dan di kawasan bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya penambahan ketinggian air.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya siap terapkan IKM
Apalagi, lanjut dia, berdasar informasi BMKG sampai awal tahun depan hujan masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah Kalteng termasuk Kabupaten Gunung Mas dan Kota Palangka Raya.
"Kabupaten Gunung Mas merupakan daerah yang menjadi hulu sungai, yang alirannya melintasi wilayah Kota Palangka Raya," beber dia.
Dalam rangka memberikan informasi potensi bencana banjir, tim BPBD secara berkala melakukan pemantauan tinggi air sungai di titik-titik pantau yang telah ditetapkan.
"Yang tidak kalah penting, seiring dengan meningkatnya curah hujan dan tinggi debit air, masyarakat juga diminta memantau instalasi listrik yang dimiliki, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan saat banjir tiba," katanya.
Baca juga: Dinkes diminta bangun posko kesehatan di lokasi terdampak banjir
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya sampaikan nota keuangan RAPBD 2023
Baca juga: Dinkes Palangka Raya gencarkan antisipasi penyebaran TBC