Psikiater : 'Baby blues' yang tak tertangani bisa sebabkan depresi

Selasa, 13 Desember 2022 18:24 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dari RSUP Persahabatan dr. Tribowo T. Ginting, SpKJ(K) mengatakan, baby blues syndrome yang tidak tertangani sangat berpotensi untuk berkembang menjadi depresi.

"(Baby blues syndrome) akan jadi masalah kalau tidak tertangani, nanti berkelanjutan menjadi gejala depresi postpartum," kata Bowo dalam acara talkshow kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta pada Selasa.

Baby blues syndrome merupakan perasaan sedih yang dialami ibu masa awal setelah melahirkan. Menurut Bowo, kondisi tersebut sebenarnya wajar terjadi karena setelah melahirkan ibu akan mengalami perubahan hormon.

Selain itu, kata dia, baby blues syndrome juga bisa terjadi karena masalah yang dialami sejak masa kehamilan, yang menyebabkan ibu merasa tertekan, sedih, atau tidak nyaman.

Baca juga: Mengenal 'De'Quarvain' yang sering dialami ibu baru

Ia mengatakan, baby blues syndrome biasanya berlangsung singkat yaitu sekitar satu minggu. Jika melebihi dua minggu, maka ada kecurigaan bahwa kondisinya telah berkembang menjadi depresi.

"Biasanya dalam waktu seminggu kurang itu baby blues sudah hilang. Gejala-gejalanya bisa saja seperti sedih, tapi tidak berlangsung lama, tidak memenuhi kriteria depresi. Jika melebihi waktu dua minggu, maka memenuhi kriteria depresi," ujar Bowo.

Pada kasus yang lebih berat, Bowo mengatakan baby blues syndrome juga dapat berkembang menjadi psikosis postpartum seperti munculnya halusinasi atau marah-marah yang berkelanjutan.

"Itu yang menjadi perhatian kalau misalnya kondisi awal baby blues itu tidak ditangani secara serius," imbuhnya.

"Kadang-kadang kan orang berpikir biasa bagi seorang ibu habis melahirkan begitu. Karena sembilan bulan mengandung anaknya terus dia harus melepas dan ada sesuatu yang berbeda sehingga ibu harus beradaptasi kembali. Ya benar, tapi kalau dicuekin hati-hati, jangan sampai berlanjut menjadi kondisi yang lebih berat," kata Bowo.

Untuk mencegah hal tersebut, Bowo mengatakan keluarga memiliki peran penting untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu yang baru melahirkan. Selain itu, perlu juga bagi ibu untuk istirahat dengan cukup dan menyempatkan me time.

"Ibu perlu me time. Jangan mentang-mentang ada anak bayi lalu enggak bisa ngapa-ngapain," ujar Bowo.

Baca juga: Ibu di era digital dinilai semakin kritis dan informatif

Baca juga: Begini cara hadapi 'mom shaming'

Baca juga: Ternyata ini cara terbaik tenangkan bayi

Pewarta : Suci Nurhaliza
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tips mengatasi gangguan tidur seusai melahirkan

18 March 2024 16:55 Wib

Mengenal gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

18 March 2024 16:41 Wib

Psikolog : Tunda pernikahan jika belum siap cegah 'baby blues'

30 January 2024 9:12 Wib

Diduga sindrom "baby blues", polisi periksa ibu tenggelamkan bayi ke dalam ember

17 October 2023 23:45 Wib

Mengenal 'De'Quarvain' yang sering dialami ibu baru

28 August 2022 14:49 Wib, 2022
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib