Sampit (ANTARA) - Sunatan massal memperingati hari ulang tahun Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah yang digelar di Sampit, disambut antusias masyarakat karena dinilai sangat membantu. 

"Alhamdulillah sampai saat ini berjalan dengan baik. Target awal 150 orang namun kami antisipasi kalau ada banyak tambahan. Makanya kami siapkan kuotanya 200 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Rabu. 

Umar mengatakan, sunatan massal ini dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur. Kegiatan ini melibatkan Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia setempat. 

Kegiatan yang dilaksanakan di aula rumah jabatan bupati ini merupakan rangkaian peringatan HUT Kabupaten Kotawaringin Timur pada 7 Januari 2023 nanti. Kegiatan ini disambut antusias masyarakat karena biaya sunat atau khitan cukup mahal sehingga sunatan massal gratis ini sangat membantu. 

"Momen saat ini sekolah libur sehingga minat dan semangat anak-anak kita untuk mengikuti sunatan massal. Mudah-mudahan bisa membantu meringankan beban orangtua anak karena biaya sunatan cukup mahal sehingga kegiatan ini disambut antusias," tambah Umar. 

Umar berharap kepada anak-anak yang sudah mengikuti sunatan tersebut untuk mematuhi saran dan petunjuk dokter dengan minum obat agar sembuhnya cepat serta tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Kalau ada keluhan, silakan konsultasi dengan puskesmas terdekat. Kami lihat pesertanya didominasi dari dalam kota. Tapi kami juga sudah ada jadwal sunatan untuk luar kota, baik untuk wilayah utara maupun selatan," kata Umar Kaderi. 

Baca juga: SDS Anwar Karim VI binaan PT Maju Aneka Sawit raih penghargaan Adiwiyata Nasional

Ketua PPNI Kotawaringin Timur, Andriansyah mengatakan, sunat sangat penting bagi anak-anak. Selain ada kaitannya dengan ajaran agama, juga positif dari segi kesehatan, khususnya mencegah infeksi. 

Anak laki-laki disarankan berkhitan mulai saat duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Namun ada juga yang orangtua yang mengkhitankan anak mereka saat usia balita. 

Ada pula yang perlu perlakuan khusus untuk khitan bagi anak menderita kelainan pembekuan darah, penderita thalassemia dan penyakit lainnya. Bagi penderita penyakit tersebut, perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter. 

"Ada juga phimosis atau fimosis, tadi ada satu orang. Itu karena sering demam sehingga dokter menyarankan disunat sehingga kotoran di kepala penis bersih dan tidak menyumbat. Kotoran yang menumpuk di depan kepala penis itu bisa menyebabkan demam sehingga disarankan untuk disunat," demikian Andriansyah. 

Sementara itu, hingga pagi hari peserta sunatan massal yang terdaftar sudah 175 orang dan diperkirakan masih akan bertambah. Saat sunatan massal di tempat yang sama bulan lalu, pesertanya juga membeludak yakni mencapai 270 orang. 

"Kami sangat berterima kasih anak kami bisa ikut sunatan massal gratis, bahkan dapat sarung. Kalau mandiri, harus bayar cukup mahal sampai ratusan ribu rupiah. Terima kasih. Ini sangat membantu," demikian Yanti, orangtua peserta. 

Baca juga: Kotim raih penghargaan Peduli HAM

Baca juga: Kotim siap jadi tuan rumah Festival Tandak Intan

Baca juga: Kwarran Baamang bantu balita penderita tumor di wajah

Pewarta : Norjani
Editor : Muhammad Arif Hidayat
Copyright © ANTARA 2024