Kuala KurunĀ (ANTARA) - Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Jaya S Monong mengingatkan pembudi daya agar memperhatikan permintaan pasar dalam siklus budi daya ikan, supaya rutin panen dan ketersediaan di pasar selalu terjaga.
“Perhatikan siklusnya, mulai dari melepas bibit ke kolam hingga panen,” ucapnya saat melakukan panen perdana ikan patin hasil budi daya petani milenial Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Gunung Mas di Kurun Seberang, Kamis.
Pembudidaya ikan biasanya memiliki beberapa kolam. Jika siklus budi daya ikan dilakukan serentak, maka panen juga dilakukan berbarengan, yang malah bisa mengakibatkan pasar menjadi jenuh.
Oleh sebab itu, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Gunung Mas ini mengingatkan pembudidaya agar memperhatikan siklus budi daya ikan, supaya waktu panen tidak berbarengan.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah tingginya harga pakan ikan. Pembudidaya hendaknya bisa mencari pakan alternatif, supaya dapat berhemat dari sisi biaya.
Pemkab selalu mendukung masyarakat Gunung Mas yang serius ingin membudidayakan ikan. Salah satu bentuk dukungan seperti memberi bantuan subsidi pakan ikan kepada sejumlah pembudidaya, baru-baru ini.
Baca juga: DPRD minta pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas di Dapil II Gumas
Saat itu petani milenial Sapma Pemuda Pancasila Gunung Mas juga mendapat bantuan subsidi pakan ikan, bersama-sama sejumlah pembudidaya yang berasal dari berbagai desa/kelurahan di wilayah setempat.
Secara umum Jaya mengapresiasi petani milenial Sapma PP Gunung Mas, yang dinilai berhasil melakukan budi daya ikan patin. Dia meminta petani milenial tetap semangat dalam membudidayakan ikan.
Sementara itu, Ketua Sapma Pemuda Pancasila Gunung Mas, Andhika Saputra menjelaskan ratusan kilogram ikan patin dipanen kali ini. Secara keseluruhan, pihaknya siap menjual 2,5 ton ikan patin.
Ikan patin yang dijual dipatok dengan harga Rp28 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga ikan patin di pasaran yakni sekitar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.
“Selain panen ikan patin, kegiatan kali ini juga diwarnai dengan pasar murah. Yang dijual yakni hasil bumi yang ditanam oleh petani di sekitar seperti pisang, pepaya, dan lainnya,” demikian Andhika.
Baca juga: Masyarakat Dapil I Gunung Mas berharap peningkatan program pemberdayaan
Baca juga: Legislator Gunung Mas ajak wisatawan berlibur ke Upon Batu
Baca juga: Wabup Gumas: Cegah stunting dengan memerhatikan gizi anak
“Perhatikan siklusnya, mulai dari melepas bibit ke kolam hingga panen,” ucapnya saat melakukan panen perdana ikan patin hasil budi daya petani milenial Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Gunung Mas di Kurun Seberang, Kamis.
Pembudidaya ikan biasanya memiliki beberapa kolam. Jika siklus budi daya ikan dilakukan serentak, maka panen juga dilakukan berbarengan, yang malah bisa mengakibatkan pasar menjadi jenuh.
Oleh sebab itu, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kabupaten Gunung Mas ini mengingatkan pembudidaya agar memperhatikan siklus budi daya ikan, supaya waktu panen tidak berbarengan.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah tingginya harga pakan ikan. Pembudidaya hendaknya bisa mencari pakan alternatif, supaya dapat berhemat dari sisi biaya.
Pemkab selalu mendukung masyarakat Gunung Mas yang serius ingin membudidayakan ikan. Salah satu bentuk dukungan seperti memberi bantuan subsidi pakan ikan kepada sejumlah pembudidaya, baru-baru ini.
Baca juga: DPRD minta pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas di Dapil II Gumas
Saat itu petani milenial Sapma Pemuda Pancasila Gunung Mas juga mendapat bantuan subsidi pakan ikan, bersama-sama sejumlah pembudidaya yang berasal dari berbagai desa/kelurahan di wilayah setempat.
Secara umum Jaya mengapresiasi petani milenial Sapma PP Gunung Mas, yang dinilai berhasil melakukan budi daya ikan patin. Dia meminta petani milenial tetap semangat dalam membudidayakan ikan.
Sementara itu, Ketua Sapma Pemuda Pancasila Gunung Mas, Andhika Saputra menjelaskan ratusan kilogram ikan patin dipanen kali ini. Secara keseluruhan, pihaknya siap menjual 2,5 ton ikan patin.
Ikan patin yang dijual dipatok dengan harga Rp28 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga ikan patin di pasaran yakni sekitar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.
“Selain panen ikan patin, kegiatan kali ini juga diwarnai dengan pasar murah. Yang dijual yakni hasil bumi yang ditanam oleh petani di sekitar seperti pisang, pepaya, dan lainnya,” demikian Andhika.
Baca juga: Masyarakat Dapil I Gunung Mas berharap peningkatan program pemberdayaan
Baca juga: Legislator Gunung Mas ajak wisatawan berlibur ke Upon Batu
Baca juga: Wabup Gumas: Cegah stunting dengan memerhatikan gizi anak